Tokoh Penemu IO

Tokoh Penemu IO

IO dalam global elektronika berarti input dan output , sedangkan dalam komputer, juga berarti input dan output , yaitu bagian dari suatu sistem mikroprosesor sebagai pintu masuk buat berhubungan dan berkaitan dengan bagian lain.

Sementara itu, dalam mikroprosesor, bagian input merupakan bagian luar nan berfungsi loka masuknnya data dari luar mikroprosesor ke dalam mikroprosesor.

Misalnya, ketika Anda mengetik perintah baik berupa data maupun angka-angka, melalui unit input seluruh nan anda ketika tersebut akan masuk ke dalam mikroprosesor. Bagian dari sistem IO lainnya dalam mikroprosesor ialah unit output.

Kebalikannya dari unit input, maka unit output ialah bagian atau jalan dari mikroprosesor buat menampilkan data dari mikroprosesor ke luar unit mikroprosesor tersebut. Misalnya, ketika Anda menginginkan data berupa gambar nan tersimpan di dalam bank data, maka mikroprosesor akan menampilkannya di dalam layar melalui jalur output.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik unit IO dalam mikroprosesor tersebut memerlukan alat tambahan lain, yaitu bagian membaca ( read ) dan menulis ( write ). Maka dalam kelengkapannya pada unit IO ini ada bagian input/ouput write dan ada input / output read .



IO dalam Tata Surya

IO dalam tata surya merupakan satu dari empat bulan di dalam planet Jupiter. Galilea atau bulan dalam planet Jupiter bernama IO ini merupakan nan paling dalam dengan diameter lebih dari 3.600 kilometer. Nama IO sendiri diambil dari salah seorang tokoh dalam mitologi Yunani, seorang rahib nan mencintai Zeus.

IO memiliki gunung berapi nan masih aktif nan jumlahnya tidak kurang dari 400 gunung. Gunung berapi di dalam bulan IO ini merupakan hasil dari pasang surutnya pemanasan ekstrim.

Salah satu bahan material nan berada di gunung berapi IO ialah sulfur dan sulfur dioksida. Menurut pemetaan satelit, batuan nan terkandung di dalam IO ialah silikat nan membungkus inti besi sulfida. Hampir seluruh permukaan IO dilapisi oleh embun belerang nan membeku.

Bahan vulkanik nan terdapat pada IO turut bertanggung jawab pada terjadinya perubahan rona permukaan IO nan sebagian besar berupa alotrop dan kandungan senyawa belerang sehingga rona permukaan ini dapat berubah-ubah menjadi hitam, hijau, merah, kuning dan putih. Abu vulkanis dari IO ini juga menjadi salah satu penentu atomosfir di planet Jupiter.

Penemuan aktivitas IO nan pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei pada tahun 1610 menjadi titik perkembangan bidang astronomi nan menonjol pada abad 17 dan awal abad 18. Pada abad modern penelitian lanjutan tentang IO ini dilakukan pada 1990 dan awal 2000 melalui pesawat ruang angkasa Galileo.

Dari penelitian tersebut, didapat informasi krusial tentang komposisi dan interior dari struktur IO. Pada penelitian tersebut juga diperoleh data krusial tentang interaksi Planet Jupiter dan sabuk radiasi nan ternyata berpusat pada orbit IO.

Peneliti lain nan turut menyumbangkan pikirannya melalui hasil penelitian tentang IO ini ialah Simon Marius. Simon mendasarkan penelitiannya pada hasil penelitian pendahuan Johannes Kepler.

Dari hasil penelitian, Simon ini terkait dengan IO ialah semakin jelasnya komposisi bulan pada Planet Jupiter dan mulai dideteksi buat kemudian masing-masing diberi nama berdasarkan pada tokoh dalam mitologi Yunani.

Namun, hasil penelitian Simon Marius ini dalam abad modern kurang mendapat perhatian. Hasil penelitian terkini ialah nan dilakukan oleh Voyager 1 dari Gabungan Astronomi Internasional. Para peneliti nan dapat melihat IO dari jeda dekat ini memastikan bahwa di dalam IO ada 225 gunung berapi.



Tokoh Penemu IO

Galileo Galilei merupakan tokoh penemu pertama IO di dalam bagian planet Jupiter. Penelitian pertama Galileo dilakukan pada 7 Januari 1610 dengan menggunakan teleskop nan pembesarannya 20 kali daya.

Namun, sebab peralatan nan digunakan belum terlalu canggih sehingga apa nan dilihat oleh Galileo Galilei pada saat itu tak dapat membedakan mana nan termasuk IO dan mana nan dikatakan europa.

Hasil penelitian pertama itu hanya dicatat oleh Galileo Galilei sebagai dua titik cahaya. Sehari kemudian, Galileo Galilei baru melihat dengan lebih jelas bahwa antara IO dan europa itu memang terpisah dari sistem nan berada di dalam planet Jupiter. Tanggal inilah kemudian nan dijadikan tanggal inovasi IO dalam bidang ilmu astronomi.

Empat tahun berselang setelah inovasi Galileo Galilei, peneliti lain Simon Marius melalui karyanya Mundus Jovialis, menyatakan bahwa inovasi IO dan bulan-bulan lain dalam sistem Jupiter ialah dirinya sendiri nan berdasarkan pada hasil penelitian nan dilakukan pada tahun 1609.

Namun, tentu saja baik global ilmu pengetahuan maupun Galileo Galilei sendiri, meragukan hasil klaim dari Simon Marius tersebut dengan beberapa pertimbangan. Disamping Galileo nan pertama mempublikasikan hasil penelitiannya itu.

Pesawat ruang angkasa nan dilengkapi dengan teknologi canggih nan sukses melewati IO ialah pesawat Pioneer 10 dan 11. Ujicoba buat mendeteksi lebih lanjut tentang keberadaan IO ini dilakukan pada tanggal 3 Desember 1973 dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Pioneer 10 dan pada tanggal 2 Desember 1974 dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Pioneer 11.

Dari hasil pengamatan dengan menggunakan sinar radio ini, ditemukan data baru bahwa IO diperkirakan memiliki massa nan terus meningkat. Dari hasil penelitian ini pula, diperoleh informasi tentang ukuran, kepadatan permukaan IO dan tentu saja batuan silikit nan terkandungnya.

Dengan menggunakan sistem pencitraan nan menggunakan teknologi lebih canggih, pesawat ruang angkasa Voyager 1 dan Voyager 1 sukses melewati IO. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1979. Dari jeda 20.600 kilometer pesawat ruang angkasa Voyager 1 sukses melewati IO.

Dari hasil pencitraan nan dilakukan Voyager 1 ini memperlihatkan pertamanan kaldera dari IO nan terlihat aneh dan berwarna-warni. Hasil pencitraan lainnya diperoleh informasi tentang permukaan nan menyelimuti IO nan terlihat masih muda dan bekas genre larva vulkanik. Setelah inovasi itu, Linda A Morabito seorang navigasi dari Voyager 1 juga menemukan munculnya bulu-bulu pada permukaan IO.

Dari hasil analisis maka dipastikan bahwa IO merupakan vulkanik aktif. Bekas genre larva vulkanik nan diperoleh dari hasil pencitraan Voyager 1 semakin meneguhkan konklusi ini.

Informasi krusial lainnya dari hasil pencitraan satelit dengan pesawat ruang angkasa Voyager 1 ini ialah ditemukannya senyawa batuan nan mendominiasi permukaan IO yakni terdiri dari belerang dan sulfur dioksida nan membeku.

Lalu, IO juga diselimuti atmosfir tipis nan berpusat pada orbitnya. Sementara itu pesawat ruang angkasa Voyager 1 sukses melewati IO dari jeda 1.130.000 km nan dilakukannya pada 9 Juli 1979. Sekalipun tak sedekat nan dilakukan oleh Voyager 1, namun hasil pencitraan Voyager 2 ini juga memperkuat data nan telah ditemukan sebelumnya.

Pada 1995, pesawat ruang angkasa Galileo sukses mendata di Jupiter setelah melakukan perjalanan tak kurang enam tahun dari bumi. Penelitian ini buat menindaklanjuti apa nan telah dilakukan pesawat ruang angkasa Voyager 1 dan 2. Pesawat ruang angkasa Galileo sukses melewati IO pada saat terbang lintas sebelum masuk ke dalam orbit.

Dari hasil penelitian ini diperoleh informasi krusial tentang sitem Jovian nan ada pada Jupiter dan IO. Namun dari hasil terbang lintas nan dilakukan 7 Desember 1995 itu kurang menggembirakan sebab tak ditemukan hal baru selain penguatan terhadap pengamatan-pengamatan sebelumnya.

Keberadaan pesawat ruang angkasa Galileo di Jupiter memang tak didukung dengan pencitraan nan dapat melakukan pembesaran dengan lebih detail, sehingga dapat dianalisis hasil pencitraan tersebut dengan lebih lengkap.

Namun demikian, pesawat ruang angksa Galileo ini sukses melakukan pengamatan terhadap letusan besar nan terjadi pada Pilla Patera sekaligus menganalisa kandungan dan komposisi batuan nan terjadi pada saat letusan tersebut.

Hasil pendaratan nan dilakukan oleh pesawat ruang angkasa Galileo ini juga semakin memperjelas tentang morfologi pegunungan, permukaan IO dan emisi termal pada saat terjadi letusan vulkanik.