Mobil Presiden Indonesia - Agunan Keamanan

Mobil Presiden Indonesia - Agunan Keamanan

Walaupun di usianya nan sudah udzur, mobil itu masih terlihat gagah. Cat hitam memperlihatkan kemewahan, glamor, serta plat baja menunjukan kuatnya mobil tersebut. Mobil presiden Indonesia bermerek Chryshkler Crown Imperial ini menjadi saksi saat nyawa Presiden Sukarno terancam.

Malam itu, 30 November 1957 sebuah granat dilempar oleh beberapa orang tidak dikenal ke arah mobil tersebut. Sukarno beserta anak-anaknya nan masih kecil, Guntur dan Megawati, selamat dari teror maut tersebut. Namun, korban jiwa pada saat itu berjatuhan.

Banyak anak-anak nan meninggal sebab peristiwa itu terjadi di depan SD Sekolah Perguruan Cikini saat mereka sedang merayakan pesta ulang tahun sekolah. Mobil itu lari cepat-cepat membawa Sukarno dan anak-anaknya. Tak ada nan hancur, hanya penyok bagian pintu depan sebelah kiri dan retak kaca belakang. Peristiwa itu kini dikenal dengan sebutan "Peristiwa Cikini".

Situasi pada saat itu memang genting. Bukan hanya semakin tumbuhnya gerakan anti-komunis, namun peristiwa pengusiran orang Belanda pun terjadi. Sehari sebelum Peristiwa Cikini, Sukarno memerintahkan buat mengambil alih properti Belanda dan mengusir setidaknya 46.000-an orang Belanda di Indonesia.

Begitu pula gerakan Non-Blok nan berlangsung di Indonesia mengancam kepentingan Amerika di Asia Tenggara. Bahkan, William Blum, penulis buku Killing Hope: U.S. Military and CIA Interventions Since World War II, menyebutkan dalam bukunya bahwa pada tahun 1959, Frank Wisner, Wakil Direktur CIA berkata bahwa Sukarno sudah saatnya digulingkan.

Mobil keluaran Eropa pada 1939 nan telah menjadi saksi sejarah peristiwa Cikini itu kini tersimpan di Museum Joang '45, Menteng 31, Jakarta Pusat. Usianya sudah 53 tahun terhitung sejak ditunggangi Sukarno.

Mobil dengan kapasitas mesin 3.000cc itu mulanya milik Kepala Departemen Perhubungan Kolonial Jepang, namun kemudian dicuri oleh seorang pejuang bernama Sudiro dan dihadiahkan kepada Sukarno buat kepentingan perjuangan kemerdekaan.

Di Museum Joang 45 bukan hanya ada Chryshkler Crown Imperial, tetapi tersimpan juga mobil Presiden Sukarno nan pertama, Buick-8 (8 Silinder, 5.000cc), serta mobil Wakil Presiden Mohammad Hatta, De Sotto Cabriolet protesis Amerika.



Mobil Presiden Indonesia - Agunan Keamanan

Kini, dengan temuan-tamuan teknologi nan canggih, mobil spesifik buat presiden terus diinovasi dengan berbagai perubahan. Alasan nan sangat krusial dari tunggangan seorang presiden ialah fungsi keamanan dan kenyamanannya. Hal ini dimaksudkan buat melindungi presiden dari ancaman teror juga ancama lain nan membahayakan nyawa presiden.

Saat Megawati menjadi presiden, ia pernah membeli mobil bermerek Mercedes-Benz nan anti peluru. Sekarang, bukan hanya Megawati, hampir sebagain besar mobil nan digunakan presiden - terutama negara-negara besar dan maju - dilengkapi dengan kemampuan anti peluru, sistem komputer nan canggih serta kenyamanan nan sangat mewah.

Selain mobil, presiden pun biasa dilengkapi dengan pesawat spesifik kepresidenan. Yang paling dikenal global ialah kecanggihan serta kemewahan pesawat Air Force One, pesawat nan biasa dipakai oleh presiden-presiden Amerika.