Menciptakan Suasana Bermain Sambil Belajar Aksara dan Angka
Aksara berasal dari bahasa Sanskerta, akshara yaitu sebuah istilah nan digunakan buat menyebut suatu penulisan bahasa nan dilambangkan dalam bentuk simbol-simbol eksklusif nan sudah disepakati oleh manusia. Sementara, istilah nan paling generik digunakan buat menunjukkan aksara ialah huruf atau abjad nan sering dipahami sebagai fonem (lambang bunyi).
Sederhananya, aksara dipahami dalam tiga makna yaitu:
- Suatu metode atau sistem penulisan dalam sebuah bahasa dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
- Alfabet atau sistem tulisan nan didasarkan pada lambang bunyi konsonan (huruf mati) dan vokal (huruf hidup).
- Huruf atau sering juga dipahami sebagai lambang bunyi (fonem).
Aksara ialah salah satu wahana nan digunakan oleh manusia buat menyebarkan ilmu pengetahuan, wawasan dan warta dalam jangkauan nan lebih luas melalui media tulisan. Kehadiran aksara telah mengantarkan manusia pada perkembangan pengetahuan nan pesat.
Aksara memungkinkan pengetahuan tersebar dari satu sumber ke sumber lain, bahkan dari waktu sekarang ke masa depan. Sosialisasi manusia pada aksara merupakan awal dimulainya zaman sejarah dan berakhirnya zaman pra sejarah. Zaman sejarah ialah zaman manusia mulai mengenal bahasa tulisan. Zaman saat manusia mulai mengenal aksara dan angka.
Selain aksara, angka juga merupakan komponen terpenting dalam bahasa tulisan. Angka dikenal juga sebagai lambang bilangan. Sapta ialah sebuah sebuah konsep dalam ilmu matematika nan disepakati buat digunakan dalam mengukur atau mencacah. Lambang atau simbol nan digunakan buat mewakili penulisan sebuah sapta ini kemudian disebut dengan angka. Angka dan aksara ialah dua hal nan sama pentingnya dalam bahasa tulisan.
Mengenalkan Aksara dan Angka Pada Anak
Belajar di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu, demikian penggalan peribahasa nan sering kita dengar. Peribahasa ini mengajarkan pada kita bahwa, masa-masa kecil atau anak-anak merupakan saat nan tepat buat memperkenalkan berbagai ilmu dasar seperti ilmu aksara dan angka.
Peribahasa ini kemudian diperkuat oleh berbagai hasil penelitian di bidang ilmu kedokteran dan perkembangan otak nan mengatakan bahwa perkembangan otak terpesat terjadi pada masa-masa anak-anak. Semua orangtua sebenarnya memahami bahwa masa anak-anak merupakan masa nan tepat buat memperkenalkan aksara, angka dan ilmu-ilmu dasar pada anak.
Namun, sebagai orangtua kita harus memahami waktu dan fase perkembangan otak anak beserta metode pedagogi nan tepat bagi mereka. Sehingga, upaya kita dalam mendidik anak berlangsung optimal.
Piaget, seorang pakar psikologi perkembangan membagi masa perkembangan anak dalam dua fase yaitu:
1. Mengenalkan Aksara dan Angka Pada Anak Usia 0-2 Tahun
Usia seperti itu ialah masa perkembangan sensomotorik. Masa ini berlangsung semenjak bayi dilahirkan hingga ia berusia dua tahun. Bayi mulai mengenal global melalui indera sensorik (pendengaran dan penglihatan) serta motorik (seperti sentuhan). Artinya, pada masa perkembangan ini bayi menyusun pemahaman tentang dunianya melalui koordinasi pemahaman inderawi.
Stimulus nan mereka terima pada termin ini ialah stimulus inderawi. Sehingga jika kita menginginkan anak-anak memiliki bekal buat mengembangkan otak kognitifnya dalam mengenal aksara dan angka, kita harus sering memberikan stimulus terkait aksara dan angka pada anak-anak kita secara konsisten. Misalnya dengan sering-sering mengajak anak bayi tersebut berbicara.
Pada masa perkembangan ini, orangtua khususnya ibu harus sering-sering mengajak anak mereka berbicara. Jangan pernah berpikir apakah mereka paham atau tidak. Karena dengan berbicara sesungguhnya kita sudah memperkenalkan bunyi huruf (aksara) dan angka pada anak. Karena pada dasarnya, pendengaran merupakan indra sensorik pertama nan berkembang pada anak. Baru kemudian diikuti dengan indra penglihatan dan selanjutnya pemahaman atau akal.
2. Mengenalkan Aksara dan Angka Pada Anak Usia 2-7 Tahun
Adalah masa perkembangan pra operasional konkret. Sebetulnya, kita tak perlu kaget ketika ada anak usia tiga tahun sudah dapat mengenal huruf. Karena, rentang usia 2-7 tahun merupakan rentang usia nan paling efektif buat memperkenalkan aksara dan angka pada anak.
Pada termin perkembangan ini, anak mulai mapu mengenal global melalui media gerakan (psikomotorik), kata dan gambar. Anak-anak mulai mampu mengenali simbol-simbol nan diperlihatkan pada mereka.
Mengenal fase perkembangan anak ini sangat krusial bagi orangtua dan guru.
Karena, dengan mengenal fase perkembangan anak kita dapat menerapkan metode pendidikan nan tepat bagi mereka. Kita akan semakin memahami, kapan harus memperkenalkan aksara dan angka pada anak? Metode sosialisasi seperti apa nan cocok? Dan media apa nan harus digunakan?
Cara Asyik Mengenalkan Aksara dan Angka Pada Anak
Satu hal nan perlu dipahami adalah, memperkenalkan aksara dan angka pada usia anak-anak harus disesuaikan dengan fase perkembangan mereka. Seperti sudah kita bahas sebelumnya, fase perkembangan nan paling efektif buat memperkenalkan aksara dan angka pada anak-anak ialah fase perkembangan pra operasional konkret, yaitu rentang usia 2-7 tahun.
Pada rentang usia tersebut, anak-anak tak lagi mengenal global hanya melalui indera pendengaran akan tetapi sudah mulai mengenali simbol-simbol aksara dan angka.
Usia anak-anak merupakan usia bermain, maka memperkenalkan aksara dan angka pada mereka juga harus dengan cara nan asyik dan menyenangkan. Salah satu cara nan dapat kita lakukan ialah dengan menerapkan metode belajar sambil bermain. Konsep inlah nan kemudian diterapkan dalam Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK).
Belajar sambil bermain merupakan konsep pendidikan nan paling efektif bagi anak-anak. Imam Al Gazhali dalam kitabnya nan terkenal Al Ihya Ulumuddin menganjurkan pada orangtua agar memberi kesempatan bermain pada anak-anak kecil.
Menurut Imam Al Ghzali lagi, melarang anak bermain dan menyibukkan mereka dengan belajar terus menerus akan mematikan hatinya, menurunkan kecerdasannya dan membuat mereka jemu dengan hidup. Keadaan ini akan membuat mereka terobsesi buat mencari alasan lari dari aktivitas belajar.
Seperti halnya belajar aksara dan angka, jika dilakukan sambil bermain pasti anak-anak akan merasa senang. Sebaliknya jika aksara dan angka diperkenalkan dengan serius anak-anak akan merasa jemu dan akhirnya benci dengan simbol-simbol tersebut.
Bagaimana caranya mengenalkan aksara dan angka sambil bermain? Banyak cara atau metode sebenarnya nan dapat kita lakukan buat memperkenalkan aksara dan angka pada anak-anak. Berikut ialah dua metode sederhana nan dapat diterapkan di rumah:
1. Cara Asyik Mengenalkan Aksara dan Angka Pada Anak - Metode Kartu
Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan setumpuk kartu nan bertuliskan masing-masing satu aksara atau angka. Pertama pengajar (ibu) menunjukkan kartu bertuliskan aksara eksklusif pada anak, kemudian si anak diminta buat mencari aksara dengan bentuk nan sama. Lakukan itu secara berulang-ulang dalam jarak waktu tertentu. Misalnya setiap satu kali sehari atau dua kali sehari. Hingga anak kemudian mengenal bahwa ada majemuk bentuk aksara dan angka.
2. Cara Asyik Mengenalkan Aksara dan Angka Pada Anak - Metode Poster
Poster atau gambar bertulis aksara dan angka dengan ukuran proforsional ditempelkan di kamar anak. Sesekali poster tersebut digunakan buat berdialog dengan anak. Lakukan dialog-dialog ringan dengan bahasa anak-anak. Bahasa-bahasa nan mudah dipahami oleh mereka. Sehingga anak semakin kenal dengan simbol-simbol aksara nan ada pada poster tersebut.
Menciptakan Suasana Bermain Sambil Belajar Aksara dan Angka
Kita sebagai pengajar (khususnya ibu) harus pintar-pintar menciptakan suasana bermain dalam proses belajar anak-anak kita. Salah satu usaha nan bisa dilakukan buat menciptakan suasana bermain bagi anak-anak ialah dengan mengumpulkan anak-anak tetangga buat belajar bersama.
Kehadiran teman-temannya akan membuat anak merasa senang, santai dan tetap dalam suasana bermain. Sehingga, ketika dikenalkan dengan aksara dan angka mereka akan berlomba-lomba menunjukkan kemampuannya. Sehingga, belajar aksara dan angka terasa seasyik bermain.