Ceramah Ramadhan nan Serius
Persiapan acara buat Ramadhan itu sudah dilakukan jauh-jauh hari. Dapat jadi enam bulan sebelumnya, sebuah produk hiburan telah direncanakan dengan matang buat menjadi bagian dalam ceramah Ramadhan . Lagu-lagu baru, pakaian-pakaian nan akan dikenakan oleh para pembawa acara ceramah Ramadhan tersebut dibuat bertema agar terlihat lebih fokus dan latif dipandang mata.
Para seniman tentunya tak tinggal diam dalam mempersiapkan diri buat terlibat di dalam ceramah Ramadhan nan dibungkus dalam produk hiburan nan diharapkan tak hanya lewat sebagai hiburan saja tanpa makna hakiki nan melandasi ceramah Ramadhan tersebut.
Ceramah Ramadhan Jangan Sekadar Hiburan
Banyak acara nan dimaksudkan sebagai acara ceramah Ramadhan pada akhirnya hanya terkesan sebagai hiburan berkonsep seolah-olah ceramah Ramadhan. Misalnya, dalam sebuah sinetron nan bertema Ramadhan, tapi para pemainnya nan bukan merupakan muhrim tetap saja bersentuhan dengan bebasnya.
Hal ini tidak terelakkan sebab skenario menuntut seperti itu. Alasan ini sangat klise dan terkesan dibuat-buat. Memang susah melakukan sesuatu nan sangat ideal di tengah majemuknya manusia nan ada. Semua menjadi serba salah dan akhirnya terlindas dilema nan kalau tak dapat diatasi, pilihannya hanya satu, mundur dan keluar dari dilema itu dan membuat ceramah Ramadhan ideal nan sinkron dengan landasan ajaran agama Islam nan benar.
Tidak dapat juga menyalahkan orang-orang nan menikmati acara ceramah Ramadhan dalam bentuk hiburan tersebut. Masih untung mereka menyaksikan acara nan tak dapat dikatakan terlalu buruk tersebut dibandingkan kalau mereka melakukan hal-hal lain nan malahan akan merusak ibadah Ramadhan nan sedang dijalankannya. Semua hal memang ada baik dan tak baiknya seperti hitam putih kehidupan.
Namun, tuntutan kesempurnaan sebuah acara ceramah Ramadhan rasanya bukanlah hal nan terlalu berlebihan. Hal ini sebab memang ceramah Ramadhan tak dapat juga terlalu dibawa santai. Ajaran agama Islam itu mudah, tapi jangan juga terlalu dipermudah dan terlalu berlindung dari kata-kata, 'Asal niatnya baik' atau 'Tidak ada maksud seperti itu.'
Bagaimanapun para pembuat dan perancang acara ceramah Ramadhan harus sangat melihat dan mempertimbangkan akibat nan dapat terjadi dari sebuah tayangan ceramah Ramadhan nan terlalu banyak masuk ke global hiburan. Takutnya acara ceramah Ramadhan tersebut malah membuat puasa para pemirsanya menjadi rusak dan hanya mendapatkan haus dan lapar saja.
Untuk itulah, di unit pembuatan acara ceramah Ramadhan itu sine qua non seorang konsultan nan dapat memberikan nasihat atau citra mana adegan atau tata bahasa nan harusnya tak boleh dan nan mana nan masih boleh diucapkan ataupun dikatakan. Sentuhan fisik antara laki-laki dan perempuan nan bukan muhrim juga harusnya tak ada. Niscaya dapat dibuat cerita nan tak terlalu mengumbar persentuhan nan tak perlu tersebut.
Ceramah Ramadhan dalam Sinetron
Dunia sinetron tetap mempunyai loka spesifik di hati para penggemarnya. Tidak peduli sudah banyak orang nan tak menaruh asa apa-apa terhadap sinetron, para pembuat sinetron dan stasiun televisi nan menanyangkannya tetap merasa kalau pemasukan pendapatan dari sinetron tetap tinggi. Buktinya sinetron kejar tayang semakin banyak saja dibuat. Apalagi kalau sudah hampir Ramadhan.
Cerita dalam sinetron itu akan dibuat seolah-olah berada di bulan Ramadhan dan bahkan diharapkan dapat menjadi 'ceramah Ramadhan' berbalut hiburan nan akan memanjakan para pemirsanya berlama-lama berada di depan TV. Ibaratnya dari sahur hingga sahur lagi, semuanya di lakukan di depan TV nan terus menyala selama 24 jam.
Anak-anak nan sekolah mereka diliburkan pun banyak nan memilih menonton televisi sebagai aktivitas membunuh waktu. Banyak orang tua nan bingung harus berbuat bagaimana. Ceramah Ramadhan nan terlalu serius niscaya tak diminati oleh anak-anak mereka.
Kalau acara ceramah Ramadhan terlalu dibalut hiburan, para orang tua itu pun pusing sebab mereka takut malah unsur hiburanlah nan lebih diresapi oleh anak-anak mereka bukannya unsur ajaran agama Islam nan harusnya lebih dipahami dengan baik.
Alur cerita nan banyak menampilkan adegan nan mempertontonkan bagaimana berbuat dusta, berbohong, atau melakukan hal-hal nan dianggap menyimpang dari ajaran agama ternyata malah lebih tertanam di hati para pemirsanya. Imbas nan tak diharapkan dari acara 'ceramah Ramadhan' ini hendaknya menjadi bahan penilaian bagi para pembuat acara ceramah Ramadhan tersebut.
Mungkin saja sebab cara berbuat nista itu ditampilkan terlalu jelas dan dalam durasi nan cukup panjang. Sementara itu, solusi atau dampak dari perbuatan nista itu ditayangakan dalam tempo nan sangat singkat alias hanya sekadar buat mengakhiri cerita. Bagaimanapun tak semua pemirsa cukup cerdas mencerna alur cerita. Latar belakang nan berbeda ini harus dipertimbangkan dengan saksama.
Ceramah Ramadhan nan Serius
Perhatikanlah acara ceramah Ramadhan nan serius atau agak serius sedikit maka pemirsanya tak terlalu banyak dan jam tayangnya biasanya tak di waktu-waktu utama. Acara ceramah Ramadhan serius tersebut ditempatkan pada jam-jam ketika anak-anak sudah banyak tidur atau ketika anak-anak dan remaja sedang berada di sekolah.
Ceramah Ramadhan serius itu seolah memang dipersembahkan bagi kalangan nan tak terlalu menyukai acara ceramah Ramadhan nan berbalut hiburan. Mereka lebih menikmati nilai-nilai agama nan disajikan dalam bentuk nan sederhana daripada nilai-nilai agama nan telah diinterpretasikan dalam bentuk nyanyian ataupun bentuk hiburan lainnya.
Tidak dapat disalahkan pihak stasiun televisi nan tak membuat acara ceramah Ramadhan nan serius sebab akibat secara ekonomi juga tak sedikit. Bagaimana pun para pekerja stasiun televisi itu butuh makan dan butuh membiayai keluarga mereka. Kreativitas mereka pun perlu disalurkan dengan baik agar tercipta harmoni antara global dan akhirat nan baik.
Para Penceramah dalam Acara Ceramah Ramadhan
Ada banyak orang berilmu agama di Indonesia ini. Tapi memang tak semua orang berilmu agama tersebut dapat ditampilkan di televisi. Banyak syarat nan harus dipenuhi oleh para penceramah di acara ceramah Ramadhan.
Misalnya, cara membawakan ceramah nan menarik dan paras nan cukup simpatik serta tema nan dibawakan telah tersusun rapi dan dipertimbangkan sedemikian rupa agar sinkron dengan keadaan dan peristiwa nan sedang dialami oleh umat.
Kalau dahulu, pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto, ceramah Ramadhan nan cukup diminati ialah isi ceramah nan agak menyentil rezim nan sedang memerintah. Isi ceramah Ramadhan nan mengajak bertobat seringkali diarahkan buat membuka hati para pejabat nan terlihat belum mampu menjadi pejabat nan baik dan nan dapat menjadi contoh teladan di tengah-tengah masyarakat.
Sekarang isi ceramah Ramadhan nan disukai ialah tentang hal-hal sederhana dan disikapi dengan sederhana pula tapi dengan bumbu nan sangat menghibur. Jadi penceramah nan diminati ialah nan sangat paham ke mana arah gendang keinginan para pemirsanya. Penceramah nan pandai bernyanyi dan aktingpun tak luput dari perhatian.
Biasanya pada bulan Ramadhan pulalah bermunculan wajah-wajah baru penceramah nan akan menjadi bintang baru nan naik daun. Kesegaran gaya bicara, paras nan masih higienis dan masih bujangan, akan terus diminati oleh kaum ibu nan merupakan segmen pemirsa terbesar.
Dengan gosip-gosip nan semakin sering ditayangkan, biasanya malah akan membuat para penceramah baru itu semakin cepat dikenal. Dengan semakin terkenal, semakin seringlah diundang berceramah. Tentu saja bukan hanya pada ceramah Ramadhan sang penceramah akan dipakai tapi bahkan dibuatkan acara spesifik nan akan membuatnya semakin populer.
Setelah populer, selanjutnya ialah mempertahankan kesederhanaan dan paras ikhlas menerima takdir Illahi. Kalau sang penceramah terus mampu berperilaku seperti itu, usia acara nan dibawakannyapun akan panjang dan semoga semakin lamanya sang penceramah mendapatkan kegunaan dari acara tersebut baik di global maupun di akhirat nanti.