Klasifikasi Tanaman Paku
Tanaman Paku ialah salah satu tumbuhan nan dijadikan tanaman hias, walaupun memiliki bentuk nan aneh. Di Indonesia sendiri tanaman paku ini dapat didapatkan di beberapa tempat. Akan tetapi, sebenarnya tanaman ini dapat ditemukan di banyak negara di dunia, di mana berbagai klasifikasi tanaman paku tersebut tersebar sinkron dengan daerah nan cocok dengan sifat dari tanaman tersebut.
Tanaman Paku
Tanaman paku ialah tanaman nan heterogen, dilihat dari cara hayati maupun habitatnya. Jika dilihat di berbagai belahan dunia, terdapat 13.000 jenis tanaman paku nan tersebar di beberapa daerah.
Di perkirakan terdapat sekitar 4.000 tanaman paku di beberapa daerah seperti kepulaun di Indonesia, Guinea, Filipina, dan Australia Utara, nan sebagian besar ialah jenis Filicinae. Berdasarkan ukurannya nan besar dan karakteristik khas pada karakteristiknya, tanaman ini menjadi komponen vegetasi nan menonjol.
Sebagai divisi dari kingdom plantae , tanaman paku memiliki karakteristik sebagai tanaman nan tak hanya memiliki akar sejati, batang sejati, serta daun sejati, namun juga terdapat pembuluh pengangkut.
Adanya akar, batang, dan daun sejati ini membuat tanaman paku disebut sebagai kormofita berspora , yaitu tanaman nan bereproduksi aseksual dengan spora. Adanya pembuluh pengangkut pada tanaman ini juga membuatnya disebut sebagai tumbuhan berpembuluh.
Di Indonesia sendiri diperkirakan terdapat 3.000 tanaman paku nan tumbuh di Indonesia. Biasanya tanaman paku ini memiliki kondisi tumbuh marginal, bisa dilihat pada kondisi tumbuhnya nan berada di tebing perbukitan, lantai hutan nan lembab, tumbuh di sekitar kaldera vulkanik, merayap pada batang pohon, atau batuan, di dalam kolam/danau, bahkan pada sela-sela reruntuhan bangunan nan berada dalam kondisi tak terawat.
Akan tetapi, daerah-daerah tersebut memiliki jumlah air nan sangat banyak dan tersedia buat waktu nan lama sebab tanaman ini sangat tergantung pada air nan dimanfaatkan sebagai media ketika sel sperma bergerak menuju sel telur.
Sebagai tanaman nan bergantung pada air, tanaman paku ini merupakan tanaman nan harus hayati di loka nan banyak air, walaupun umumnya tanaman ini merupakan tanaman darat.
Bahkan beberapa jenis seperti Azolla pinnata dan Marsilea crenata hayati dengan mengapung di air. Tanaman paku memiliki cara berkembang biak nan mirip dengan lumut. Di mana tanaman ini bisa berkembang biak secara seksual maupun aseksual.
Ditunjukkan dengan adanya pergiliran antara generasi sporofit (metagenesis) dan generasi gametofit. Di mana generasi sporofit pada tanaman paku ini merupakan generasi nan dominan dalam daur hidupnya.
Klasifikasi Tanaman Paku
Untuk melihat klasifikasi tanaman paku, bisa kita bedakan berdasarkan ciri-ciri nan terdapat pada tanaman ini. Untuk itu, terdapat 4 jenis tanaman paku, yaitu paku purba (Psilopsida), paku dawai (Lycopsida), paku ekor kuda (Sphenopsida), dan paku sejati (Pteropsida).
1. Tanaman Paku Purba (Psilopsida)
Tanaman ini merupakan tanaman nan tertua dan dari dua genus diperkirakan masih terdapat sekitar 10 hingga 13 spesies. Biasanya tanaman paku purba ini habitat hidupnya berada di daerah dengan iklim subtropics dan tropis.
Ciri-ciri tubuh pada paku purba ialah sporofit pada tanaman ini tak mempunyai akar dan daun sejati. Daun pada paku purba umumnya berbentuk sisik dan memiliki ukuran nan kecil (mikrofil). Batangnya bercabang dibagi dua dan tingginya hanya hingga 30 cm atau 1 m. Selain itu, tak ada pembuluh pengangkut pada tanaman paku purba.
Tanaman paku purba bisa melakukan fotosintetis sama seperti tanaman pada umunya dikarenakan adanya klorofil pada batangnya. Akan tetapi, klorofil ini tak terdapat pada gametofitnya dan hanya mengandung arkegonium serta anteridium.
Jadi, buat mendapatkan nutrisi, Gametofit paku purba harus melakukan simbiosis dengan jamur. Pada sepanjang cabang batangnya terdapat mikrofil beserta kumpulan sporangium.
Sporofil pada paku purba ini homospora atau hanya menghasilkan satu jenis spora. Beberapa contoh dari tanaman paku purba, yaitu paku purba tak berdaun atau Rhynia dan Paku purba berdaun kecil atau Psilotum.
2. Paku Dawai (Lycopsida)
Paku dawai biasanya tumbuh di beberapa hutan di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis. Jumlah spesies dari tanaman ini masih tergolong banyak, yaitu terdiri atas 1.000 spesies, terutama dari Selaginella dan genus Lycopodium. Biasanya tanaman Paku dawai hayati bebas di tanah atau menempel di pohon. Tanaman ini memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Ciri-ciri dari tumbuhan paku dawai ialah dari daunnya nan tersusun dengan kedap dan memiliki ukuran kecil. Selain itu, sporangium nan terdapat pada sporofil pada ujung batang tersusun dengan membentuk strobilus. Strobilus memiliki bentuk menyerupai kerucut seperti konus pada pinus. Itulah sebabnya tanaman ini kerap disebut sebagai pinus tanah.
Terdapat dua jenis spongarium pada paku rane, yaitu megasporangium dan mikrosporangium. Mikrosporangium ini bisa menghasilkan mikrospora nan tumbuh menjadi gametofit nan jantan, terdapat pada mikrosporofil. Sedangkan pada megasporofil terdapat megasporangium nan bisa menghasilkan megaspore dan kemudian akan tumbuh menjadi gametofit nan betina.
Pada tanama paku kawat, gametofit tak memiliki klorofil dan ukurannya kecil. Untuk itu, gametofit harus melakukan simbiosis dengan jamur buat memperoleh makanan.
Terdapat dua jenis gametofit pada paku kawat. Gemetofit nan uniseksual hanya memiliki kandungan berupa anteridium atau arkegonium. Biasanya gametofit ini terdapat pada selaginella.
Berbeda dengan gametofit biseksual nan memilki kandungan anteridium dan arkegonium sekaligus. Contoh paku kawat, yaitu Lycopodium cernuum dan Lycopodium clavatum .
3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Saat ini, di global hanya terdapat sekitar 25 spesies tanaman paku ekor kuda satu genus, yaitu Equisetum . Tanaman ini biasanya hayati di daerah lembab dengan iklim subtropis. Ukuran tanaman ini biasanya hanya mencapai 4,5 m buat ukuran paling tinggi.
Untuk ukuran rata-ratanya sendiri kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Ciri-diri dari tanaman in ialah memiliki batang nan beruas, di mana tiap ruasnya dikelilingi oleh daun kecil seperti sisik.
Tanaman paku ini dinamakan paku ekor kuda karena memiliki bentuk batang nan menyerupai ekor kuda. Tanaman ini memilki batang nan keras sebab dadanya kandungan silica pada dinding selnya.
Pada strobilus tanaman ini terdapat Sporangium nan hanya bisa menghasilkan satu jenis spora. Inilah nan menyebabkan Equisetum masuk dalam golongan tanaman paku peralihan.
Gametofit pada Equisetum bisa melakukan fotosintesis, namun ukurannya hanya beberapa millimeter. Gametofitnya dikatakan sebagai gametofit biseksual sebab mengandung arkegonium dan anteridium sekaligus. Contoh tanaman paku ini ialah equisetum sylvaticum .
4. Paku Sejati (Pteropsida)
Dalam aneka klasifikasi tanaman paku, tanaman paku sejati inilah nan paling sering kita temui. Jumlahnya, diperkirakan mencapai 12.000 jenis dari kelas Filicinae. Biasanya, tanaman ini tumbuh di darat pada daerah dengan iklim tropis dan subtropis.
Tanaman ini mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Ciri-cirinya ialah pada batangnya nan bisa berupa batang nan ada di dalam maupun batang nan ada di atas permukaan tanah.
Ukuran daun dari tanaman ini umunya besar serta memiliki tulang daun nan bercabang. Ada karakteristik spesifik nan dimiliki oleh daun mudanya, yaitu tumbuh dengan cara menggulung (circinnatus).
Contoh jenis paku nan ke dalam jenis paku sejati atau Pteropsida, yaitu Semanggi dengan nama latinnya Marsilea crenata , Paku suplir nama latinnya Adiantum cuneatum , Paku sawah atau paku air nama latinnya Azolla pinnata , Paku tanduk rusa nama latinnya Platycerium bifurcatum , Paku sarang burung nama latinnya Asplenium nidu , juga Dicksonia antarctica .
Sebagai tanaman hias , tanaman paku memang memiliki nilai ekonomi nan cukup tinggi. Selain itu, tanaman ini ternyata bisa dijadikan sayuran dan bermanfaat sebagai obat-obatan tradisional, seperti jenis Helminthostachys zeylanica .
Satu hal nan perlu kita ketahuin, salah satu tanaman paku, yaitu Cyathea memilki peran nan sangat besar bagi kehidupan manusia di Dunia. Tanaman ini bisa menjaga ekuilibrium bagi ekosistem hutan sebab bisa mencegah erosi dan pengatur tata guna air.
Demikian uraian mengenai tanaman paku dan klasifikasi tanaman paku sinkron dengan loka dan jenisnya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.