Cara Menanggulangi Limbah Industri Pangan

Cara Menanggulangi Limbah Industri Pangan

Mengapa cara menanggulangi limbah perlu kita ketahui, bahkan perlu kita pelajari? Seandainya semua orang sadar bahwa setiap proses produksi, baik industri maupun rumah tangga, niscaya menghasilkan limbah buangan. Disebut limbah sebab residu produksi nan dimaksud tersebut sudah niscaya merugikan. Jika Limbah buangan tak dikelola dengan tepat akan berdampak pada pencemaran lingkungan.

Oleh sebab itulah, setiap orang baik nan berada di sektor industri maupun rumah tangga, sudah semestinya mengetahui cara menanggulangi limbah tersebut agar tak ada satu pihak pun nan dirugikan oleh aktivitas nan telah dilakukannya, termasuk alam.

Cara menanggulangi limbah seharusnya menjadi pengetahuan nan wajib dimiliki oleh semua orang. Mengapa? Karena kita tahu bahwa limbah tak dapat dipisahkan dari kehidupan mukim. Di mana ada manusia hayati menetap, limbah akan timbul dari dalamnya. Entah itu berupa sampah, air kakus, maupun air buangan lain nan berasal dari aktivitas domestik.

Coba Anda bayangkan, Apa jadinya jika tak ada orang nan peduli atau tak mengetahui cara menanggulangi limbah? Sementara di pihak lain kita tahu bahwa limbah mengandung senyawa organik dan anorganik dengan kuantitas nan bermacam-macam nan berefek jelek pada kesehatan manusia.

Lingkungan sekitar tentu akan tak sehat, sarang segala macam penyakit, dan berbagai hal-hal lain nan mampu berakibat fatal terhadap kelangsungan hayati semua mahluk hidup. Kita tak mau hal tersebut terjadi hanya sebab tak mengetahui cara menanggulangi limbah, bukan?

Nah, berikut ini penulis akan mengajak Anda buat mengenal salah satu limbah nan paling dekat dengan keseharian kita dan mengetahui cara menanggulangi limbahnya nan paling efektif. Ya, penulis akan memberikan sedikit ulasan tentang limbah industri Pangan dan cara menanggulanginya.



Cara Menanggulangi Limbah Industri Pangan

a. Apa itu Limbah Industri Pangan?p

Kita mengenal beberapa jenis industri pangan, misalnya industri tahu, tempe, tapioca, dan pengolahan ikan. Setiap sektor industri tersebut menghasilkan limbah nan khas dan berpotensi mencemari lingkungan.

Cara menanggulangi limbah atau penanganan nan salah terhadap limbah tersebut dapat menimbulkan masalah sebab rata-rata limbah industri pangan mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan bahan kimia nan digunakan dalam proses pengolahan.

Industri tempe dan tahu, misalnya, menghasilkan limbah buangan berupa kulit tempe bercampur ragi nan saat membusuk menimbulkan bau anyir menyengat. Limbah tersebut mengandung polutan, seperti tanah, alkohol, dan senyawa insektisida.

Apa jadinya jika cara menanggulangi limbahnya tak kita ketahui? Dalam jumlah nan besar, limbah dapat mengganggu ekuilibrium ekologi, meracuni kehidupan air, mematikan ikan-ikan dan biota sungai. Pencemaran air dalam taraf akut menyebabkan air di sekitar loka tersebut tak dapat dikonsumsi.

Pada industri rumah makan, sisa-sisa makanan pengunjung ialah limbah nan cukup memusingkan. Ditambah lagi dengan limbah dari dapur berupa sisa-sisa sayuran, bahan makanan nan tak termasak, dan masih banyak lagi nan lainnya.

Jika kita tak tahu cara menanggulangi limbahnya, yentu kita akan membuangnya ke loka sampah begitu saja, bukan? Nah, justru saat dibuang begitu saja dan dibiarkan membusuk di loka pembuangan nan tak layak, limbah tersebut akan menyebabkan timbulnya senyawa dan gas berbahaya dampak aktivitas bakteri dan jamur.

b. Macam-macam Limbah

Cara menanggulangi limbah, dalam hal ini pengolahan limbah harus memperhatikan jenis dan ciri limbah tersebut buat memperoleh hasil nan optimal. Limbah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.

  1. Limbah cair ialah limbah nan secara fisik berbentuk air dan berpengaruh langsung pada pencemaran air.
  2. Limbah padat, berbentuk partikel padat dan biasanya ikut memengaruhi pencemaran air dan tanah.
  3. Limbah gas ialah limbah nan berbentuk gas dan berpengaruh pada pencemaran udara.

Beberapa gas memiliki ciri mikro, dinamis, dan berdampak luas terhadap lingkungan. Bahkan, tak sporadis dampaknya sangat panjang dan antargenerasi. Cara menanggulangi limbahnya, kita harus memperhatikan betul kualitas limbah nan di antaranya dipengaruhi oleh volume, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan.

Suatu kawasan permukiman membutuhkan layanan sanitasi buat dapat mengolah limbah, baik layanan secara alami, disediakan pihak lain, maupun nan diupayakan secara mandiri.

Sanitasi alam, misalnya, berupa air hujan nan secara alami membersihkan limbah. Namun, dalam kasus limbah nan melebihi ambang normal, tak dapat dibersihkan begitu saja oleh air hujan. Sine qua non sanitasi pendukung, misalnya seperti berikut ini.

  1. Layanan pengelolaan sampah nan dikelola pemerintah maupun dikelola mandiri.
  2. Layanan drainase dan selokan nan memenuhi syarat.
  3. Penyediaan air higienis dalam jumlah cukup buat kehidupan masyarakat setempat.

c. Limbah Berbahaya dan Beracun

Industri pangan juga berpotensi menimbulkan limbah beracun, yaitu limbah mengandung racun-racun berbahaya, baik sebab sifat dasarnya nan beracun maupun sebab proses bakteri nan menyebabkan racun. Limbah semacam ini biasanya menyebabkan korosi, infeksi, dan reaksi toksid.

Ada beberapa jenis limbah beracun, yaitu:

  1. limbah nan mudah meledak melalui reaksi kimia bakteri,
  2. limbah nan mudah terbakar seperti residu soda kue, dan
  3. limbah reaktif nan dapat menyebabkan kebakaran sebab proses bakteri nan menghasilkan gas reaktif dan mudah terbakar begitu terkena oksigen.

d. Cara Menanggulangi Limbah Industri Pangan

Cara menanggulangi limbah industri memiliki dua fungsi nan berbeda nan bisa menghadirkan laba multifungsi. Pertama, berfungsi menanggulangi limbah, dan kedua, fungsi produktif dengan menghasilkan barang-barang bernilai jual.

Misalnya, limbah berupa sayur-sayuran dan residu bahan nan tak termasak, dapat diolah menjadi pelet. Caranya, residu makanan dicampur dengan dedak bekatul, kemudian difermentasi dengan mikorba (ragi) selama beberapa hari. Pelet tersebut kemudian dikemas dan dijual sebagai pakan ayam atau ikan air tawar.

Tidak semua limbah dapat diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya dapat diolah menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik. Hasilnya berupa pupuk organik kualitas bagus nan mampu memperbaiki kondisi tanah dan mengembalikan unsur hara nan hilang dalam proses budidaya tanaman.

Pengomposan tersebut melibatkan mikroba Nopkor di dalam loka tertutup nan terlindung dari sinar matahari langsung. Caranya sebagai berikut.

  1. Siapkan bak berukuran 200cmx100cmx30cm.
  2. Masukkan limbah organik ke dalam bak, atur merata sampai ketinggian 20cm dari dasar bak.
  3. Campurkan pupuk urea 0,75kg, SP-36 0,5kg, dan KCl 0,5kg.
  4. Masukkan 2 liter mikroba Nopkor .
  5. Masukkan limbah organik sampai menutupi holistik permukaan bak.
  6. Tutup dengan menggunakan karung goni. Biarkan beberapa hari.

Setelah 3 sampai 4 minggu, biasanya limbah telah berubah menjadi kompos. Indikasinya berupa bentuk nan menyerupai tanah dan tak berbau. Kompos tersebut dapat dikemas dan dijual sebagai pupuk.

Nah, itulah cara menanggulangi limbah industri pangan nan bisa Anda lakukan. Ternyata, jika mengetahui cara menanggulanginya, kita bukan hanya akan terhindar dari berbagai kerugian, melainkan mendapatkan pula keuntungan.