Objek Wisata Jogja Sebagai Tiang Ekonomi
Rasanya tidak ada bosannya mengulas objek wisata Jogja sebab menarik buat dikunjungi. Jogja memberikan sejuta kenangan kepada siapa saja nan berkunjung, baik itu turis asing maupun lokal. Objek wisata Jogja sangat berbeda dengan wisata di lain loka sebab objek wisata Jogja hadir dari perpaduan budaya, seni, dan peran serta masyarakat.
Di kalangan masyarakat Jogja, memahami betul bahwa budaya ialah sesuatu nan harus dijaga kelestariannya karena masyarakat nan berbudaya akan menjadi sebuah daya tarik bagi orang lain. Nah , produk budaya ini bisa dimodifikasikan menjadi sebuah daya tarik baru nan dapat dijual ke pasaran (wisatawan).
Objek Wisata Jogja Sebagai Tiang Ekonomi
Objek wisata di Jogja merupakan sumber primer pemasukan dana bagi pemerintah DIY. Sudah terbukti bahwa industri wisata ialah ladang devisa nan paling banyak selain migas. Objek wisata nan digarap secara profesional tanpa menghilangkan unsur lokalitas dan mengajak masyarakat setempat, terbukti mampu menghidupi sebuah negara sekalipun. Semisal, sepanjang Jalan Malioboro terdapat penjual suvenir dari kalangan UKM, tukang becak, warung makan lesehan, dan lain sebagainya. Mereka turut menikmati pesona wisata Jogja nan berbasis ekonomi rakyat kecil.
Ambil contoh negara tetangga kita ,Thailand, pemerintah negara gajah putih ini sadar betul dengan kekuatan ekonomi berbasis wisata nan mampu mendatangkan devisa begitu banyak. Oleh sebab itu, Thailand, membangun objek wisatanya sedemikian rupa dan gencar mempromosikan objek wisatanya ke global internasional. Hal itu terbukti ketika badai krisis moneter melanda Asia Tenggara pada 1998, Thailand negara pertama nan paling cepat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Ini berkat pertolongan pemasukan devisa dari wisatanya.
Begitupun dengan Singapura dan Malaysia mulai berbenah membangun industri wisatanya. Mereka secara masiv membangun industri wisata nan berbasis belanja, seperti harta benda dan wisata artifisial.