Wisata Keraton Jogja

Wisata Keraton Jogja

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat. Penuh selaksa makna. Terhanyut saya akan nostalgia saat kita sering luangkan waktu Nikmati bersama, suasana Jogja.

Satu bait lagu KLA Project tentang Jogja tersebut sungguh masih terasa mendebarkan buat didengar kembali. Terutama bagi mereka nan pernah memiliki memori latif di kota Gudeg tersebut. Suasana Jogja memang tidak dapat begitu saja dilupakan. Wisatanya nan melimpah, budayanya nan anggun, belanja nan murah, serta hotel Jogja nan menunjang semua kemasan wisata tersebut.



Semaraknya Malioboro

Tak lengkap membicarakan tentang Jogja tanpa menggambarkan tentang bagaimana semaraknya Malioboro. Jalanan nan dipenuhi oleh pedagang kaki lima tersebut menjadi icon wisata kota kesultanan nan sangat diminati. Banyak penjual asesoris khas Jogja, batik, sampai sandal tumpah ruah di sepanjang Malioboro.

Belum lagi penjual makanan nan menjadikan wisata masakan di sepanjang jalan tersebut. meskipun bukan malam sabtu atau malam minggu, Malioboro selalu saja penuh oleh manusia. Ada nan berjalan sepanjang tepian toko, ada nan naik andong mengelilingi keramaian, dan ada nan menggunakan kendaraan bermotor sekedar melintas di tengah jalan Malioboro.

Di sepanjang jalan Malioboro tersebut, hotel Jogja banyak didirikan. Ada Hilton Jambuluwuk, dan Grand Aston nan hanya memerlukan waktu beberapa menit buat bisa menikmati jalanan Malioboro. Begitu banyak hotel di kota ini nan tersaji buat para wisatawan baik dalam maupun luar negeri.



Alamat Hotel Jogja Yang Nyaman dan Asri
  1. Melia Purosani Jogjakarta

Hotel ini terletak di samping Pusat Perbelanjaan Malioboro. Memiliki berbagai fasilitas, antara lain spa dan kolam renang outdoor, TV kabel, dan parkir gratis. Alamatnya ada di Jalan Suryotomo no. 31, Jogjakarta. Tarif kurang lebih Rp1.000.000.

  1. The Phoenix Hotel Yogyakarta - MGallery Collection

Hotel Jogja ini merupakan sebuah bentuk tata bangunan kolonial semenjak tahun 1918. Memiliki berbagai fasilitas antara lain spa, restoran, wifi, dan kamar mewah. Alamat nya di Jalan Jend. Sudirman No.9, Jogjakarta. Tarif : +/- Rp700.000.

  1. All Seasons Jogjakarta

Hotel nan bisa ditempuh hanya dalam waktu 2menit berjalan kaki dari Malioboro ini memiliki berbagai fasilitas menarik. Diantara fasilitas tersebut ialah kamar modern ber AC, wifi, dan kolam renang outdoor. Uniknya hotel Jogja satu ini memiliki kamar mandi berdinding kaca dan TV layar datar.

Di samping itu ada minibar dan brankas sehingga Anda lebih kondusif meletakkan barang berharga di kamar. Alamat nya di Jl Dagen No 109, YogyakartaTarif : +/- Rp600.000

  1. Hyatt Regency Jogjakarta

Tak ada nan kecewa ketika menginap di hotel Jogja ini. Hyatt terlertak di tengah taman seluas 24 hektar nan ditata dengan begitu asri. Fasilitas nan ditawarkan Hyatt Regency antara lain apangan golf, kolam renang berbagai kedalaman, spa, kamar ber AC nan menghadap gunung Merapi, wifi, dan banyak lagi. Alamat ada di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Yogyakarta. Tarif : +/- Rp1.000.000.

  1. Royal Ambarukmo Jogjakarta

Hotel ini hanya berjarak sekitar 10 menit dari bandara Adisucipto Jogjakarta. Berbagai fasilitas ditawarkan mulai antar-jemput ke bandara dan pusat perbelanjaan seperti Malioboro. Terdapat kamar berperabot kayu nan eksotis, balkon pribadi, dan wifi.

Di samping itu fasilitas minibar, TV kabel, dan brankas juga menyertai keanggunan hotel Jogja satu ini. Alamat ada di Jl. Laksda Adisucipto 81, Gejayan, YogyakartaTarif : +/- Rp700.000.



Wisata Keraton Jogja

Berkunjung ke Jogja belum lengkap rasanya apabila belum menikmati berbagai suguhan budaya Jawa nan berada di keraton Jogja. Keraton nan terletak tidak jauh dari Malioboro ini memiliki keanggunan dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing dan domestik. Selain menikmati suguhan berbagai benda bersejarah nan ada di keraton, kita juga dapat menikmati tata cara upacara adat nan tergambar dengan jelas di museum keraton.

Ada tata cara manten atau pernikahan, tata cara sunat atau khitanan, dan tata cara mitoni atau tujuh bulan bagi jabang bayi. Adanya para pemandu wisata nan sudah sepuh atau tua melengkapi perbedaan makna magis bangunan keraton Yogyakarta. Mereka ramah, mau diajak berfoto bersama, dan menjawab semua pertanyaan wisatawan dengan sabar.

Hebatnya para pemandu wisata sepuh tersebut sangat mahir berbahasa asing. Mulai dari bahasa Inggris, Belanda, Perancis, sampai ada juga nan menguasai bahasa Cina dan Arab. Di keraton kita juga dapat menyaksikan berbagai pertunjukan seni dan budaya Jawa. Ada tarian bedoyo ketawang, dan sendratari atau drama nan disuguhkan dengan sangat anggun yang eksotis. Pelakunya ialah mahasiswa ISI atau Institut Seni Indonesia nan dilatih oleh para penari keraton sehingga berpadu dengan cantik di pendopo keraton.



Museum Kereta

Di sisi kiri keraton ada sebuah loka bernama museum kereta. Jangan membayangkan ada berbagai jenis kereta uap atau kereta barah di sana. Museum nan berada di dekat beberapa hotel Jogja ini ialah museum kereta kencana.

Jadi nan ada di sana ialah kereta kencana kerajaan Mataram sampai dengan kesultanan Jogja. Mulai dari beberapa abad lampau kereta kencana tersebut dipakai sebagai kendaraan para raja, permaisuri, putra-putri kerajaan, dan para pembesar kerajaan lainnya. Anehnya, setelah kita amati dengan akurat tidak ada satupun kereta kencana tersebut nan dibuat di Indonesia.

Semua kereta kencana ialah hadiah dari Inggris dan Belanda serta negara Eropa lainnya nan pernah bekerjasama dan menjajah negara Indonesia. Dapat jadi kereta kencana tersebut merupakan upeti nan diberikan oleh bangsa Eropa kepada kerajaan Jogja. Jadi ketika Anda melihat kereta putri salju atau Cinderella di museum kereta Jogyjakarta, tak perlulah merasa terkejut.



Jalan Parangtritis

Jalan Parangtritis masih jauh dari pantai. Jalan ini justru lebih dekat dengan keraton dan pusat perbelanjaan Malioboro. Di sepanjang jalan Parangtritis terdapat banyak sekali hotel Jogja nan bersih, menarik, dan cukup terjangkau.

Hampir semua hotel Jogja memiliki kolam renang dan wifi. Hanya saja fasilitas di dalam kamar nan membedakan antara satu hotel dengan lainnya. Ada nan kamarnya berAC dan ada nan hanya tersedia kipas angin.

Ada nan kamarnya menggunakan spring bed dan ada nan hanya ranjang kayu berkasur kapuk biasa. Ada nan kamarnya menggunakan bathub dan ada nan hanya shower. Yang niscaya penampilan kamar nan higienis dan baru juga memiliki tarif nan lebih mahal daripada kamar hotel nan sudah dimakan usia.

Hotel Jogja di sepanjang jalan Parangtritis ini memiliki tarif nan murah meriah. Rata-rata mereka mengenakan tarif antara Rp150.000,00 – Rp400.000,00. Cukup menarik, bukan? Bagi nan berkantong cekak namun tetap ingin berwisata bolehlah menengok hotel Jogja di sepanjang jalan Parangtritis ini.

Hanya saja sebaiknya Anda mencari sendiri hotel tersebut jika memiliki banyak waktu. Apabila Anda bertanya kepada para pengemudi becak atau ojek, nantinya tarifnya agak mahal. Pihak hotel harus memberikan insentif bagi mereka nan mengantar tamu ke hotelnya.



Pantai Parangtritis

Pantai latif yang eksotis ini berpasir putih higienis dan menawan. Pantai ini terletak beberapa kilometer dari jalan Parangtritis. Di sepanjang pantai juga terdapat hotel Jogja namun dengan fasilitas nan sangat minim.

Tarifnya memang jauh lebih murah hanya sekitar Rp100.000,00 saja. Namun, apabila kenyamanan nan kita inginkan sebaiknya pergi ke pantai Parangtritis pada pagi subuh dan kembali ke penginapan setelah sore hari. Tidak usah menginap di sana, sebab jika malam hari keramaian Jogja terletak di jantung kota yaitu Malioboro dan sekitarnya.

Ada satu hal menarik nan dapat kita saksikan ketika berkunjung ke pantai Parangtritis. Selain pemandangan pantainya nan menawan dan naik kereta kuda di sepanjang bibir pantai, kita akan menemukan sumur air tawar nan hangat di tepi pantai. Sumur nan dijaga oleh seorang perempuan tua ini biasanya dipakai sebagai cuci atau bilas bagi mereka nan telah usai bermain di pantai. airnya tawar dan hangat. Kemungkinan air ini ialah genre air nan berada di sepanjang jalan magma gunung Merapi.