Gempa Bumi Vulkanis Terdahsyat

Gempa Bumi Vulkanis Terdahsyat

Gempa bumi vulkanik ialah gempa bumi nan terjadi dampak adanya aktivitas magma. Kepundan gunung berapi ini tidak kuat menahan tekanan dan temperatur nan tinggi dalam dapur magma dan akhirnya melepaskan energinya secara tiba-tiba, sehingga menimbulkan ledakan nan disertai peristiwa vulkanisme.



Vulkanisme

Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan. Magma nan sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava. Gempa bumi vulkanik ada dua jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Gempa vulkano- tektonik, terjadi dampak batuan nan bergerak buat mengisi ruang-ruang di mana magma sudah kosong. Akibatnya, menimbulkan tanah longsor dan retakan tanah nan luas. Contohnya ialah gempa di Yogyakarta nan terjadi dampak aktivitas Gunung Merapi.
  1. Gempa periode panjang, terjadi dampak masuknya magma ke dalam batuan di sekitarnya, sehingga tekanan terhadap batuan meningkat dan menimbulkan getaran hebat. Getaran hebat itulah nan menyebabkan terjadinya gempa.

Di Indonesia peristiwa gunung meletus sudah tak asing lagi. Bala gunung meletus baru-baru ini saja sudah ada, gunung Merapi, gunung Tambora, dan gunung Krakatau. Berikut ini ialah beberapa karakteristik dari gunung nan akan meletus.

  1. Sering terjadi gempa vulkanik, mulai dari gempa nan berskala kecil sampai skala besar. Semakin sering gempa vulkanik terjadi, maka semakin dekat dengan waktu eksplosif (meletus).
  1. Sering timbul suara gemuruh nan dirasakan oleh masyarakat nan tinggal di dekat kepunden. Ini ialah dampak dari bergolaknya magma nan mencari jalan buat keluar.
  1. Keluar awan panas nan bentuknya mengepul dan bergulung-gulung atau dikenal masyarakat dengan sebutan Wedhus Gembel . Hal ini menyebabkan tumbuhan nan terkena awan panas menjadi kering bahkan terbakar.
  1. Adanya kenaikan suhu nan meningkat di sekitar lereng gunung. Ini disebabkan oleh munculnya awan panas nan menyebabkan hewan-hewan liar turun ke bawah, begitu pun burung-burung bermigrasi ke loka nan aman.
  1. Timbul bau belerang nan sangat menyengat. Bau ini akan menyebar sinkron dengan arah tiupan angin nan berhembus.
  1. Beberapa mata air di bagian lereng atas mulai mengering atau debit airnya berkurang dari biasanya.
  1. Di atas puncak gunung berapi sering terjadi kilatan-kilatan kembang api. Kilatan ini akan sangat jelas terlihat terutama pada malam hari.
  1. Terjadi genre lava nan berpijar. Genre lava ini juga terlihat jelas jika pada malam hari, melalui alur-alur tertentu. Lava pinjar ini sangat latif jika dilihat dari kejauhan, namun sangat berbahaya sebab dapat membakar apa saja nan diterjangnya.

Jika tanda-tanda akan meletusnya gunung berapi tersebut sudah terlihat atau kita rasakan, maka lebih baik segera menghindar dan melakukan pengungsian dini. Sebelum semuanya terlambat.

Hal tersebut perlu dilakukan sebab letusan gunung berapi nan terjadi bisa membahayakan kita. Bahkan nyawa menjadi taruhannya, jika kita tak memperhatikan tanda-tanda nan diberikan oleh alam ini.

Gempa vulkanis tentunya menyebabkan akibat terhadap permukaan bumi. Berikut ini ialah beberapa akibat nan terjadi dampak gempa vulkanis terhadap permukaan bumi.

  1. Ledakan pada kepundan menyebabkan terjadinya lubang besar nan disebut kaldera di puncak gunung api.
  1. Bila kaldera nan terbentuk berukuran sangat besar, sehingga lubangnya menjadi danau besar, maka disebut kaldera. Contoh kawah ialah Danau Toba, nan terbentuk dampak letusan Gunung Toba.
  1. Terjadinya anak gunung berapi.


Gempa Bumi Vulkanis Terdahsyat

Tiga dari sepuluh gempa bumi vulkanis terdahsyat sepanjang sejarah terjadi di Indonesia. Ketiga gempa tersebut terjadi sebagai dampak dari letusan gunung berapi.



1. Krakatau

Krakatau meletus pada Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul 10.20. Begitu dahsyatnya letusan gunung ini, sehingga tercatat daalam The Guiness Book of Records sebagai ledakan terdahsyat sepanjang sejarah. Ledakan ini diperkirakan 26 kali lebih besar dari ledakan bom Hirosima dan Nagasaki dan memakan korban sebanyak 36.417 jiwa.

Letusan ini juga menimbulkan gelombang tsunami nan menyapu higienis 163 desa, bahkan bebatuan disemburkan mencapai Benua Eropa. Global menjadi gelap selama dua setengah hari sebab matahari tidak mampu menembus tebalnya abu.



2. Tambora

Pada 12 April 1815, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus dengan letusan terdahsyat sepanjang 10.000 tahun. Gempa vulkanik ini berkekuatan 7 SR atau empat kali lebih dahsyat dibanding Gunung Krakatau. Abu nan dimuntahkan mencapai ketinggian 43 kilometer. Di seluruh global sinar matahari tertutup, sehingga terjadi pendinginan global.

Gunung Tambora terbentuk sebab kebocoran zona subduksi aktif dalam dapur magma di dalam gunung. Sebelum letusan pada 1815, Gunung Tambora ialah gunung berbentuk kerucut dengan 14.000 meter tingginya dan membuatnya menjadi salah satu puncak paling tinggi di Indonesia. Setelah letusan 1815, terbentuk kaldera (kaldera) dengan diameter 4 mil dengan kedalaman 3.640 meter.

Gunung Tambora, gunung berapi aktif di selatan tengah Indonesia, di lengan utara pulau Sumbawa dan terletak di tengah-tengah Kepulauan Melayu. Pada 5 April 1815, Gunung Tambora meletus dan merupakan pengamatan letusan gunung berapi terbesar dalam dua abad terakhir.

Tanda pertama kegiatan letusan terjadi pada 1812 ketika letusan-letusan kecil abu dan uap dengan disertai gempa bumi. Aktivitas ini berlanjut sampai 5 April 1815 ketika letusan sebenarnya terjadi. Letusan ini mengirimkan gelembung abu setinggi 15 mil ke udara. Letusan pertama ini berlangsung sekitar 2 jam.

Letusan berikutnya terjadi pada 10 April 1815 nan menyebabkan runtuhnya kolom letusan. Akibatnya, genre piroklastik menuruni lereng dan menyapu desa Sanggar dan Tambora. Letusan ini berlangsung sekitar tiga jam. Kolom barah muncul di bagian atas Gunung Tambora.

Dari 10 April sampai 15 April 1815, aktivitas vulkanik dilanjutkan dengan genre piroklastik dan jatuhan abu vulkanik. Intensitas letusan berkisar antara sedang sampai besar.

Pada 15 April 1815, terjadi letusan akhir nan terbesar. Gas beracun, batu, batu apung, dan abu panas cepat menyebar ke seluruh pulau dan langsung menewaskan lebih dari 10.000 orang di provinsi Gunung Tambora. Ketika genre piroklastik ini mengenai air, terciptalah tsunami dan menyapu ke semua pulau sekitarnya nan menyebabkan kematian dan kehancuran. Diperkirakan lebih dari 82.000 kematian dampak letusan Gunung Tambora.

Berdasarkan siaran radio, Gunung Tambora meluncurkan 100 kilometer kubik batu ke udara. Kekuatannya 10 kali lebih dahsyat dibandingkan dengan Gunung Vesuvius, Italia nan mengubur kota Pompei pada 79 SM, dan 150 kali lebih besar dari Letusan Gunung St Helens.

Keluarnya abu vulkanik dari Tambora langsung memenuhi angkasa dan menutup sinar matahari selama beberapa hari di Pulau Sumbawa. Awan Vulkanik dari Tambora menyebar ke seluruh bagian global dan menurunkan suhu dunia sebanyak tiga derajat Celcius.

Setahun kemudian, awan mengarah ke belahan bumi utara dan menyebabkan penurunan temperatur menjadi lebih dingin dan menyebabkan gagal panen. Tahun 1816 dikenal sebagai "tahun tanpa musim panas". Banyak loka telah bersalju pada Juni dan malam dingin pada Juli, Agustus, dan September.

Terdapat beberapa letusan kecil di dalam kawah Tambora nan telah menghasilkan kubah dan genre lava kecil. Meskipun belum ada letusan bala sejak 1815, gunung ini terus dipantai oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bala Geologi, Indonesia.



3. Toba

Gunung Toba meletus pada 75.000 tahun nan lalu. Ledakannya melepaskan energi 50 ribu kali lebih besar dari bom Hiroshima. Abunya nan menutupi langit mengakibatkan intensitas cahaya matahari turun hingga 1% saja, sehingga memicu terjadinya zaman es, serta membunuh hampir seluruh tumbuhan di dunia. Diperkirakan penduduk bumi nan selamat dari bala ini hanya tinggal seribu hingga 10 ribu orang saja.

Dampak dari letusan gempa bumi vulkanik tersebut, terbentuklah tanah vulkanik. Tanah vulkanik, yaitu lapisan bumi nan terbentuk dari materi-materi letusan gunung berapi nan telah lapuk. Tanah vulkanik sangat fertile sebab mengandung unsur-unsur hara nan tinggi. Kita dapat menjumpai tanah vulkanik di wilayah-wilayah sekitar lereng gunung berapi.

Ketika sebuah gunung barah meletus, ia akan memuntahkan aneka partikel nan panas ke udara. Kemudian, menyebar ke lingkungan sekitarnya. Salah satu material nan dikeluarkan gunung barah ialah abu vulkanis.

Ketika pertama kali muncul, abu nan sangat panas dan pekat ini dapat membahayakan, sehingga harus dihindari. Namun, begitu kondisi mendingin, abu nan melapisi permukaan tanah tersebut akan menunjukkan keajaiban dalam meningkatkan kesuburan.

Tanah vulkanik dibentuk dengan tambahan abu vulkanik dari gunung berapi nan meletus. Abu vulkanik merupakan hasil dari peleburan dan pembakaran bahan-bahan mineral.

Lapisan tanah nan dilapisi abu tersebut kemudian menjadi sangat kaya mineral dan dapat menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk. Namun, jika tanah vulkanis diberi tambahan pupuk organik atau kotoran hewan, kondisinya akan semakin prima.

Tidak mengherankan jika banyak orang nan tetap memilih buat tinggal di sekitar gunung berapi. Meskipun gempa bumi vulkanik dan letusan gunung berapi sangat menakutkan dan membahayakan, khasiatnya sangat banyak, salah satunya menyuburkan tanah, sehingga penduduk dapat menjadikan lahan-lahan di lerengnya sebagai lokasi pertanian nan menjanjikan.