Apa Itu Tumbuhan Hidroponik?
Hidroponik ialah teknik menanam tumbuhan tanpa tanah. Bercocok tanam secara hidroponik memiliki laba dibandingkan dengan bercocok tanam dengan metode konvensional, yaitu menggunakan media tanah. Bagaimana menanam tumbuhan hidroponik ?
Nutrisi Tumbuhan Hidroponik
Hidroponik mengandalkan air buat media pertumbuhan tanaman. Nutrisi nan diperlukan tanaman diperoleh dari air dan pupuk. Teknik ini memerlukan pengetahuan khusus.
Media tumbuh hidroponik menyediakan kebutuhan primer akar buat berkembang. Media nan digunakan bisa terdiri dari campuran bahan, misalnya arang sekam, serbuk gergaji, sabut kelapa, vermikulit , gambut, akar pakis, rockwool , perlit, pasir, dan lain sebagainya.
Nutrisi tumbuhan hidroponik diperoleh dari campuran air dan pupuk. Hal ini memberikan laba bagi tumbuhan. Karena nutrisinya diberikan melalui larutan, maka tumbuhan lebih mudah menyerapnya.
Lain halnya bila bercocok tanam menggunakan tanah di mana akar harus memanjang dan tumbuh menyebar buat mencari nutrisi dalam tanah. Pemberian nutrisi secara langsung ini berefek positif bagi pertumbuhan.
Setiap tumbuhan memerlukan pH tanah dalam kadar tertentu. Pada metode konvensional, memeriksa pH sulit dilakukan dan memakan waktu. Terlebih lagi bila harus menyesuaikan pH tanah menurut tumbuhan nan akan ditanam.
Pada metode hidroponik, memeriksa, menyeimbangkan, dan mengatur pH lebih mudah dilakukan. Semuanya hanya perlu dilakukan melalui larutan nutrisi nan langsung diberikan pada tumbuhan.
Sejarah Tumbuhan Hidroponik
Hidroponik muncul pada 1930an. Pada saat itu, Dr. W. F Gericke dari Universitas California merasa huma buat bercocok tanam sudah tak lagi mumpuni. Maka ia mencoba mengganti huma tersebut dengan menciptakan saluran air nan dapat membuat tanaman tetap tumbuh.
Setelah percobaan Gericke berhasil, tanaman hidroponik sangat membantu tentara Amerika pada perang global ke 2. Tentara-tentara Amerika menanam dan mempraktikan ilmu tersebut di tempat-tempat peperangan mereka nan gersang.
Lepas dari perang global II, hidroponik menjadi trend baru di dunia. Negara-negara seperti Meksiko, Hawai, Israel, Jepang, dan India mulai menerapkan sistem ini sebagai alternatif bercocok tanam. Populasi global nan makin bertamabh, juga huma nan makin menyempit akhirnya membawa hidroponik ke termin selanjutnya, yaitu sebagai ajang bisnis.
Apa Itu Tumbuhan Hidroponik?
Seperti namanya, hydro yang artinya air, sistem penanaman hidroponik memang mengandalkan air sebagai media utamanya. Akan tetapi, tentu saja bukan hanya air nan dibutuhkan, unsur lain nan bisa digunakan biasanya berupa pasir, pecahan batu karang dan batu bata, sabut kelapa, kerikil, busa, potongan kayu, batu apung, dan bahkan dawai kasa nilon. Intinya, hidroponik berarti menanam tanpa tanah.
Menanam tanaman tanpa tanah masih menjadi hal nan asing bagi sebagian masyarakat. Keidentikan tanah memang tak dapat lepas dengan mudah dari tanaman.
Kekhawatiran berkenaan dengan hasil tanam merupakan permasalahan primer nan menghambat berkembangnya penanaman dengan sistem hidroponik. Terlebih karena, menanam secara hidroponik memang hanya cocok dikenakan pada tanaman nan biasa dibudidayakan, seperti paprika, tomat, melon, dan selada.
Tumbuhan hidroponik ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang peneliti dari Universitas California bernama Dr. W. F. Gericke pada 1930-an. Tanaman nan menjadi percobaannya saat itu ialah tomat.
Semenjak itu, temuannya mengenai tanaman “praktis” tersebut terkenal hingga lintas benua. Tanaman hidroponik pun banyak berkembang dan dibudidayakan di negara Jepang, India, Israel, dan Hawaii.
Sebenarnya, hal terpenting dalam pertumbuhan tanaman ialah unsur hara. Tumbuhan membutuhkan dua jenis unsur hara dalam pertumbuhannya, yaitu unsur hara makro nan dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah nan besar, dan unssur hara mikro nan lebih sedikit dibutuhkan oleh tanaman.
Dalam proses penanaman, tanah sebenarnya berfungsi sebagai penahan tanaman dan air. Sedangkan pelarut unsur hara ialah air. Pada sistem hidroponik, tanah nan berfungsi sebagai penyangga tersebut kemudian digantikan dengan media lain.
Unsur hara nan krusial dan sangat dibutuhkan oleh tanaman ialah unsur Karbon, Nitrogen, Oksigen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Besi, Belerang, Tembaga, Hidrogen, Mangan, Seng, Tembaga, Klor, Boron, dan Mo.
Metode Hidroponik
Beragam tanaman bisa ditanam secara hidroponik. Sayuran, buah-buahan, dan herba bisa ditanam secara hidroponik, misalnya timun, tomat, kubis, kacang panjang, melon, semangka, dan lain sebagainya.
Bagi penggemar bunga, Anda juga bisa menanamnya secara hidroponik dengan hasil nan lebih bagus daripada cara konvensional. Ada dua cara menanam secara hidroponik, yaitu menggunakan larutan dan menggunakan media.
1. Hidroponik Teknik Larutan
Tumbuhan ditempatkan dalam wadah tertentu, misalnya ember plastik atau baskom. Larutan nutrisi dialirkan melalu selang atau cukup dituang ke dalam wadah. Yang perlu diperhatikan ialah menjaga akar tanaman agar selalu di atas larutan supaya tercukupi akan kebutuhan oksigen. Oksigen bisa ditambahkan dengan menggunakan pompa akuarium. Pastikan wadah tak terkena gambaran sinar matahari agar terhindar dari lumut.
2. Hidroponik Teknik Media
Tumbuhan ditempatkan dalam media tanam nan disterilkan terlebih dahulu buat mencegah adanya bakteri. Nutrisi dialirkan dari pipa nan terhubung pada tangki besar.
Keuntungan Bercocok Tanam Secara Hidroponik
Berikut ini beberapa laba bercocok tanam secara hidroponik.
- Tidak menggunakan pestisida
- Hemat air
- Hemat pupuk
- Pertumbuhan tanaman lebih cepat dengan kualitas lebih bagus
- Bebas dari masalah hama
- Penanaman tak tergantung musim
- Tidak memerlukan huma luas sebab bisa dibuat secara bertingkat.
Bisnis Sayuran Hidroponik
Bagi Anda nan sedang mencari alternatif bisnis, sayuran atau tumbuhan hidroponik bisa dijadikan celah buat mendatangkan keuntungan. Jika berhitung-hitungan secara bisnis dengan bercocok tanam secara konvensional, sayuran hidroponik dapat menghasilkan laba nan berlipat.
Jika anda berbisnis tumbuhan hidroponik, maka ongkos produksinya akan lebih sedikit. Anda tak perlu mengeluarkan kocek nan besar buat membeli tanah. Bahkan, pupuk dan air nan digunakan dapat sampai berulang kali.
Pada saat musim kemarau, Sayuran hidroponik juga tak perlu ditutupi plastik layaknya ketika menanam dengan cara biasa. Yang perlu diwaspadai hanya ulat. Untuk memastikan apakah ulat menggerogoti tanaman Anda, coba cek di bawah sayuran apakah ada kotoran ulat atau tidak. Ulat-ulat ini biasanya hanya datang di malam hari.
Keuntungan nan didapat jika Anda menanam sayur secara hidroponik dapat 2-3 kali lipat dari menanama secara biasa. Modalnya pun tak perlu besar, dengan 50 ribu saja kita sudah dapat membuat kebun sendiri di belakang rumah. Tertarik?
Ada banyak jenis sayuran nan biasa dikonsumsi manusia. Karakter tanaman sayuran ialah tumbuhan semusim. Artinya hanya dipanen sekali tanam saja dan masa panen sebentar. Demikian juga tanaman hidroponik dipilih dari tanaman nan semusim. Berikut ini merupakan jenis-jenis sayuran nan dapat di budidayakan secara hidroponik.
1. Selada
Selada ialah salah satu jenis sayuran nan sering dibudidayakan secara hidroponik. Selada atau dalam bahasa Inggris disebut lettuce , sayuran nan lebih enak dimakan mentah, tanpa perlu di masak dahulu.
Kebutuhan selada sangat tinggi di pasaran. Harga selada nisbi stabil, oleh sebab itu jenis sayuran ini sangat menguntungkan buat dibudidayakan. Selain itu masa tanam seleda hanya 40 hari setelah itu langsung di panen.
2. Sawi Putih
Jenis sayuran kedua ialah sawi putih. Tanaman sayur semusim ini sangat mudah dibudidayakan dengan sistem hidroponik. Sawi putih, bahasa latinnya brassica rapa convar. Sayuran jenis dapat dikanali dari bentuknya yan bulat silinder, bentuk daunnya putih kehijauan nan berlepah-lepah. Sawi putih cocok dibudidayakan di daerah dataran tinggi nan tanahnya gembur.
3. Bayam
Bayam dapat dibudidaya secara hidroponik. Semua jenis bayam baik bayam hijau maupun bayam merah semua dapat tumbuh baik tanpa menggunakan media tanah. Bayam merupakan tanaman semusim nan masa panennya sangat pendek.
Tanaman bayam lebih menyukai udara terbuka dengan intensitas sinar matahari nan banyak. Permintaan bayam dipasaran begitu tinggi. Sehingga harga bayam tetap stabil meskipun panen raya.
4. Pakcoy
Pakcoy merupakan tanaman homogen sawi hijau. Secara fisik bentuk pakcoy hampir mirip sawi hijau, namun lebih pendek, dan tangkai daunnya lebih buntet. Pakcoy dibudidayakan dari bijinya. Ketika umur dua bulan pakcoy dapat dipanen. Pakcoy nan dipanen pada usia dua bulan dinamakan baby pakcoy.
Pasar pakcoy antara lain restoran Mandarin, supermarket dan catering. Sedangkan pasar tradisional belum banyak nan menjualnya, sebab pakcoy lebih banyak dipakai buat kuliner China, Korea dan Thailand.
5. Kangkung
Kangkung salah satu sayuran nan dibudidayakan dalam media air. Tanaman kangkung dapat dipanen dalam beberapa kali. Kangkung hidroponik dapat ditanam dalam media styrofoam tanpa menggunakan lumpur sama sekali.