Kecil kecil Punya Karya di Luar Negeri

Kecil kecil Punya Karya di Luar Negeri

Siapa bilang anak kecil kerjaannya hanya dapat bermain dan bermain. Banyak nan tak dapat diatur dan malas belajar. Namun nyatanya, masih banyak juga, kok anak nan masih kecil kecil punya karya dan mampu berprestasi saat usianya nan masih sangat muda, mampu menjuarai berbagai kejuaraan juga membuat sebuah karya lukisan, tulisan maupun musik.

Oh iya, ternyata ada juga sebuah komunitas dari sebuah penerbit nan namanya komunitas Kecil-kecil Punya Karya. Di dalamnya, ada anak-anak nan berbakat dan berprestasi dengan karya-karya mereka. Beberapa anak nan kecil kecil punya bukan hanya ada di luar negeri namun di Indonesia juga banyak, di bawah ini beberapa di antaranya.



Kecil kecil Punya Karya di Indonesia

Di Indonesia, banyak loh anak nan masih kecil kecil punya karya. Mereka pastinya bisa membanggakan diri sendiri, orangtua, keluarga dan Negara Indonesia pastinya. Ini juga ada bahasan sedikit tentang komunitas kecil-kecil punya karya.

Anak kecil-kecil punya karya nan ini namanya Alya Namira Nasution atau biasa dipanggil Dinda. Dia ialah seorang penulis anak nan usianya masih sangat muda 10 tahun, Dinda juga ialah anak anggota komunitas kecil-kecil punya karya nan dibentuk oleh Penerbit Mizan nan mulai bergabung di komunitas itu sejak masih berumur 8 tahun.

Anak kecil berbakat ini telah membuat empat buah buku nan tentunya dia tulis sendiri, keempat buku itu ialah buku cerita buat anak-anak. Buku nan pertaman judulnya “Super Manda”, ”Strawberry Secret”, “Eyang Rendra” dan “The Pinky Girls”.

Tak salah jika Dinda memiliki talenta nan menulis luar biasa sebab memang latar belakang keluarganya tak jauh-jauh dari bidang penulisan. Sebut saja ibunya nan seorang jurnalis, kakeknya ialah seorang guru dan penulis buku pelajaran dan juga ayahnya Dinda ialah seorang penulis lagu dan artis teater.

Dinda ternyata kenal dan dekat dengan WS Rendra. Karena aslinya Dinda ialah orang Medan dan pertama pindah datang ke Jakarta dan selama dua tahun tinggal di Bengkel Teater Rendra. Nah, sebab tinggal di bengkel teater itulah, Dinda jadi memiliki kemampuan menulis nan bagus dan punya rona sendiri.

Penghargaan nan sudah diterima oleh Dinda ialah dua cerpennya nan berjudul The Pinky Girls dan Who Is The Mysterious Guest sukses mendapat penghargaan sebagai "Cerpen Pilihan" di Lomba Cerpen Hari Anak Nasional 2011 dan bisa kampiun pertama dalam lomba cerpen Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2011 dalam kategori penulis cilik.

Penulis dari komunitas kecil kecil punya karya berikutnya namanya Mutia. Dia ialah seorang penulis berbakat nan telah membuat sebanyak 10 judul buku, diantara nama bukunya ada nan berjudul Miss Pantun dan Miss Fashion juga Manusia Bunglon.

Kegemaran Muthia akan menulis berawal dari tugas dari sekolah buat meringkas buku sebagai pekerjaan rumah. Kemudian, Muthia menjadi ingin buat membuat sebuah buku sebab kebiasaannya mendapat tugas dari sekolah tersebut setiap sabtu minggu. Setiap pergi ke mall niscaya Muthia datang ke toko buku dan mulailah dia menulis dibuku tulis berbagai cerita dan akhirnya jadilah sebuah buku.

Awal mengikuti lomba Muthia mengikuti Konferensi Anak Indonesia nan diselenggarakan oleh majalah Bobo pada 2009. Tulisan dia berjudul Life Skill Memasak di Sekolahku kemudian terpilih sebagai delegasi dari Jakarta. Lalu, dia mengikuti pelatihan menulis dan juga Konferensi Penulis Cilik Indonesia nan diselenggarakan oleh Mizan.

Kecil kecil punya karya berikutnya hadir dari global seni lukis. Ada tiga anak kecil dari daerah Gresik Jawa Timur memenangkan penghargaan dalam lomba melukis taraf global nan diselenggarakan oleh sebuah galeri seni spesifik anak “Look and Learn Art” nan markasnya ada di London Inggris.

Dua anak meraih kampiun kategori lomba Flower and Butterfly dan satu anak lagi menang dalam kategori tema Komik Kucing. Komik kucing itu ialah karya kehormatan honorable mention.

Anak nan menang dalam kategori komik kucing namanya ialah Khalila Syafarayhani Atletico nan masih berumur tujuh tahun berasal dari Surabaya dan dua anak nan menang medali emas dalam kategori flower and butterfly bernama Teresa Gabriela Joentono dan Raeda Salsabila Oktavia nan berasal dari Bojonegoro.

Lomba lukis anak taraf global ini selalu digelar setiap bulan dengan tema nan berbeda-beda. Seperti beberapa bulan nan lalu, ada tema lomba Bajak Bahari dan juga dimenangkan oleh Raeda Salsabila nan meraih medali emas dan karya Teresa Gabriela mendapat gelar kehormatan.



Kecil kecil Punya Karya di Luar Negeri

Setelah tadi ada anak-anak dengan karyanya nan berasal dari negeri kita sendiri Indonesia, ini juga ada anak nan kecil kecil punya karya di London Inggris dalam bidang melukis.

Anak berbakat ini namanya Kieron Williamson nan masih berumur 7 tahun dan duduk di bangku sekolah dasar. Ajaib memang anak berbakat nan satu ini walaupun usianya masih sangat belia namun dia telah menjual 33 koleksikepunyaannya hanya dalam waktu 30 menit saja dan menghasilkan uang sebanyak $ 15.000.dengan pembeli dari seluruh dunia.

Penawaran dan penjualan lukisannya dilakukan lewat media telepon, pembelinya berasal dari New York, Arizona, Afrika Selatan dan masih banyak lagi. Dan lebih dahsyat pasangan nan rela buat menginap selama dua hari di luar galeri milik Kieron sebab mereka tak mau ketinggalan dibukanya pameran Kieron.

Penjualan dari karya milik Kieron nan paling mahal ialah dari sebuah lukisan cat minyak dengan judul Sunrise at Morston dengan harga $ 7.995 dan lukisan nan berjudul Marsh at Sunset dengan harga $ 6.750. Anak nan kecil-kecil punya karya ini biasanya melukis di pagi hari dan saat pulang sekolah, sedangkan jika hari libur dia dapat menghabiskan waktu sepanjang hari buat melukis.

Jadi, selama seminggu ia dapat mwnghasilkan setidaknya sebanyak 6 lukisan dan nan sangat fantastis ada 700 orang nan mendaftar buat bisa membeli lukisannya.

Rencananya orang tua Kieron akan membeli rumah dari laba dari penjualan lukisan dan sisanya buat investasi masa depan Kieron sampai usianya menginjak 25 tahun.

Sebenarnya, masih banyak lagi anak nan kecil kecil punya karya, namun pastinya tidak akan habis bila dibahas satu per satu. Di bawah ini ada rangkuman dari beberapa anak nan kecil kecil punya karya dan berprestasi di global lainnya.

Ada Gregory Smith nan telah mendapat penghargaan Nobel di saat usianya masih 12 tahun. Gregory lahir pada 1990, dan dia sukses mendapatkan Nobel Perdamaian sebab usahanya nan mendirikan sebuah serikat orang muda seluruh global “International Youth Advocates”.

Lalu, ada Cleopatra Stratan nan sangat berbakat dalam global musik. Saat usianya masih 3 tahun, dia sudah mendapatkan gaji nan besar dari satu lagu nan dia nyanyikan yaitu sebesar 1000€. Dia juga telah memecahkan rekor dalam hal seniman cilik nan tampil diatas anjung dengan banyak sekali penggemarnya. Cleopatra juga menerima penghargaan dari MTV Awarda sebagai Seniman Termuda nan mencetak hits nomor 1.

Dilanjutkan dengan pelukis nan masih berusia 2 tahun bernama Aelita Andre. Bayangkan saja usia nan masih dua tahun dia juga sudah memiliki sebuah gedung pertunjukan buat memperlihatkan karya-karyanya nan beraliran abstrak.

Anak kecil dengan karya nan luar biasa ialah Elaina Smith. Karya dari anak ini bukan berupa lukisan atau tulisan, namun karya sebagai seorang penyiar. Usianya baru tujuh tahun, namun pendengarnya ialah orang-orang nan umurnya jauh lebih tua dari Elaina. Dalam siarannya Elaina memberikana bermacam-macam solusi dalam hal percintaan buat pendengarnya.

Itulah anak-anak di Indonesia dan global nan masih kecil kecil punya karya. Jadi, jangan remehkan anak kecil ya walaupun mereka terlihat lemah dibanding orang dewasa, namun siapa sangka mereka dapat memiliki talenta nan sangat ajaib buat anak seusia mereka.