Lewat youtube

Lewat youtube



Langkah Salah

Bagi sebagian orang, menjadi seorang selebritas saat ini tak sulit buat mewujudkan keinginan tersebut. Banyak sekali caranya. Tidak mengherankan kalau acara-acara nan memungkinkan menjadi seorang selebritas, niscaya banyak nan mengikutinya. Yang krusial masuk televisi dahulu. Terlihat oleh orang banyak dan selanjutnya mendapatkan perhatian dari pembuat acara sehingga dipakai cukup sering. Namanya akan menghias layar kaca. Selanjutnya ia akan merasa telah menjadi bagian dari global artis.

Namun, ada juga nan memilih mengambil langkah nan salah buat dapat menjadi bagian dari global seniman itu. Iming-iming akan diorbitkan terkadang malah membuat orang rela melakukan apapun termasuk menjual tubuhnya nan dianggap latif menawan. Lihatlah apa nan dilakukan oleh para model majalah laki-laki dewasa. Tonjolan dan lekuk tubuh wanita dan laki-laki sangat mudah terlihat. Bahasa nan dipakai buat memikat para pembaca juga cukup provokatif. Gaya para model itu juga mengundang syahwat.

Lalu apa bedanya mereka dengan para pelacur nan ditampangkan di rumah kaca agar dipilih oleh para calon konsumen nan ingin mencicipi tubuh mereka. Bahkan beredar kabar bahwa sebenarnya banyak juga wanita nan ingin diorbitkan itu rela menyerahkan tubuhnya kepada para produser dan orang-orang nan dianggap memegang kendali suatu program acara. Sungguh suatu usaha nan sangat keji. Keji kepada dirinya sendiri dengan menyakiti hati dan jiwanya.

Dengan melakukan perbuatan nan melanggar kebiasaan agama ini, sama saja dengan menyakiti hati dan jiwa sendiri. Yang terjadi selanjutnya ialah hati semakin menghitam dan jiwa pun tidak lagi mampu mempertahankan kesucian. Uang nan didapatkan tak berkah sebab memang tak didapatkan dari cara nan benar. Lalu akan mudah merasa cemas dan galau sepanjang masa. Uang nan panas itu akan membuat hati panas juga.

Tidak sporadis terdengar warta para seniman nan mengkonsumsi narkoba dan menjalani hayati nan sangat bebas serta tak ada anggaran sama sekali. Mereka menjauh dari ajaran Tuhannya. Mereka lebih mementingkan dunia. Mereka silau dengan estetika global dan ingin menikmati estetika itu sepuasnya. Tidak heran kalau banyak sekali kecemburuan dan kedengkian dalam global ini. Persaingan itu sangat ketat sehingga membuat banyak orang bermata gelap dan berhati batu. Tidak sporadis mereka saling serang di antara mereka sendiri.

Pertengkaran dan perselisihan itu seolah tidak ada habisnya. Kalau sesuatu itu tak didapatkan dengan cara nan benar, jangan harap akan memberikan kedamaian nan sesungguhnya. Lebih baik menjalani hayati ini dengan apa adanya tanpa melupakan impian nan baik nan juga akan membuahkan hal nan baik. Tidak perlu memaksakan sesuatu nan mungkin malah akan memberikan ujian nan sangat besar. Lihatlah begitu banyak orang nan dahulunya baik, kini cap menjadi seoarng koruptor ada di dirinya.

Hidup memang naik turun, namun kalau dapat ketika sedang berada di bawah, nama tetap harum. Saat kematian menjemput, nama itu tetap harum. Nama nan harum itu akan mempengaruhi anak cucu nantinya. Hayati nan bersahaja dengan segala kebaikan didalamnya akan memberikan inspirasi nan indah. Hayati nan tak mudah ini membutuhkan contoh agar motivasi dan semangat itu tetap menyala.

Kalau menjadi seniman malah akan menambah dosa dan tak menambah kegunaan pada kehidupan di global dan di akhirat, sebaiknya urungkan saja niat buat menjadi bagian dari global keartisan. Carilah jalan nan menambah keberkahan hidup, Banyak cara mencari uang selain dari global nan sangat glamor dan terkesan sangat bebas tersebut. Anak-anak harus diberi pemahaman bahwa menjadi seniman pun tak dapat sembarangan.

Tidak ada istilah paras dan tubuh rupawan, lalu niscaya berhasil menjadi seorang selebritas. Tanpa kedisiplinan dan kemauan keras, seorang seniman tak akan dapat memberikan nan terbaik. Gaya hidupnya pun harus bagus agar staminanya kuat. Kalau ia tak dapat mengatur waktunya, ia akan terkapar kelelahan. Tidak mudah buat bertahan tak tidur pada jam nan seharusnya tertidur dengan nyenyak. Manajemen harus baik dan saling terbuka. Kejujuran akan membuat kehidupan seorang selebritas semakin indah.



Ajang Pencarian Bakat

Cara lain mendapatkan kesempatan menjadi seorang selebritas itu ialah dengan mengikuti banyak ajang pencarian bakat. Beberapa stasiun televisi berlomba-lomba menggelar acara mencari bintang, mulai dari bidang tarik suara lengkap dengan berbagai jenis musik dan taraf usia, uji bakat, sampai kompetisi mencari bintang lawak. Masyarakat nan tergiur akan global popularitas datang berbondong-bondong mengikuti audisi demi audisi buat mewujudkan cita-cita mereka menjadi selebritas.

Sejak beberapa tahun nan lalu global hiburan tanah air dimeriahkan oleh acara kompetisi di bidang tarik suara nan diselenggarakan beberapa stasiun tv. Indosiar dengan AFI (Akademi Fantasi Indonesia), ada AFI satu, dua, tiga dan seterusnya. Tak ketinggalan juga ajang kompetisi menyanyi spesifik buat anak-anak, MamaMia. Kemudian RCTI dengan Indonesian Idol buat kategori dewasa dan Idola Cilik buat anak-anak.

Namun, sayangnya setelah ajang itu berakhir, keartisan para pemenang juga ikut menghilang. Kini mereka kembali seperti sebelum menjadi seorang bintang. Hayati ini terkadang menjadi sangat dinamis. Seseorang nan bukan siapa-siapa tiba-tiba menjadi seseorang nan dielukan. Setelah tak begitu lama, orang nan tadinya dielukan, akhirnya dicampakan atau dengan kata lain, tak lagi terkenal sehingga ia menjadi buakn siapa-siapa lagi. Apadahal menjadi seseorang nan bermanfaat itu tak harus terkenal dan seorang selebritas.

Khusus buat nan berbakat di musik dangdut, TPI juga menyelenggarakan acara nan sama, KDI (Kontes Dangdut Indonesia). Dan banyak lagi kompetisi serupa nan bertujuan memfasilitasi bagi mereka nan ingin menjadi terkenal melalui kemampuan bernyanyi. Para penyanyi dengan suara nan mendayu menghadiri acara ini. Mereka betah mengantri dan meninggalkan pekerjaan demi menjemput impian nan diharapkan akan memberikan laba nan tak sedikit.

Tak dapat dipungkuri, program acara tersebut memang mampu melahirkan artis-artis pendatang baru berbakat. Sebut saja Delon, Mike, Judika, dan sederet pemenang Indonesian Idol nan lain. Dalam waktu nan terbilang singkat, mereka berhasil jadi seniman nan sosoknya dikenal hampir di seluruh pelosok tanah air. Tapi masa emas mereka juga berlangsung singkat juga. Setelah program acara tersebut usai, nama mereka secara perlahan tenggelam hilang ditelan bumi.

Bukan satu hal nan mudah mempertahankan kebintangan. Ada beberapa persyaratan nan akan membuat orang tetap menjadi selebritis. Misalnya, berani mengeksplorasi keunggulan dan berani mengeluarkan kapital nan tdiak besar agar tetap emnarik. Penonton tentunya menginginkan kesempurnaan. Mereka tak mau nan biasa sebab mereka telah membayar dengan dana nan tak sedikit. Untuk itulah seniman itu harus tampil baik terus.



Lewat youtube

Dunia hiburan baru-baru ini dihebohkan oleh dua nama pendatang baru Shinta dan Jojo. Kedua mahasiswi asal Bandung ini tengah naik daun. Paras mereka akhir-akhir ini juga sering muncul di layar kaca. Global maya telah berhasil mengantarkan mereka ke posisi sebagai seniman terkenal.

Berawal dari sebuah ketidaksengajaan, Shinta dan Jojo merekam sebuah video lips sing mereka bertajuk “Keong Racun” dan kemudian di-upload ke youtube. Tak disangka, video tersebut diminati banyak orang. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengunjung youtube nan mendownload video tersebut. Selain wajah keduanya nan cantik, gaya nan mereka tampilkan saat bernyanyi terlihat natural.

Mendadak mereka berdua menjadi terkenal. Mereka mengakui, saat ini tak sedikit tawaran nan datang kepada mereka. Mulai dari tawaran bermain film, tawaran menjadi bintang iklan, menjadi bintang tamu, model video klip, serta tawaran menjadi penyanyi pun datang menghampiri dua wanita cantik asal Cimahi, Bandung ini.

Jadi seniman terkenal memang terkadang semudah membalikkan telapak tangan, tapi apakah menjadi terkenal saja sudah cukup? Yang jelas, global hiburan juga membutuhkan manusia-manusia nan berkualitas agar dapat menghasilkan hiburan nan berkualitas pula.