Pohon Sakura dan Estetika Bunga Sakura
:
Sakura merupakan nama kembang nan berasal dari Jepang. Bunga tersebut terkenal hingga ke penjuru global sebab estetika dan keunikannya. Bunga sakura berasal dari pohon dengan nama nan sama, yaitu pohon sakura . Pohon sakura termasuk ke dalam pohon dari famili Rosaceae dan genus Prunus . Pohon ini masih berasal dari keluarga nan sama dengan pohon persik, aprikot, dan preme. Nama sakura sendiri berasal dari bahasa Jepang “saku” nan berarti 'bermekaran'. Dalam bahasa Inggris, bunganya disebut dengan nama cherry blossom.
Pohon Sakura dan Estetika Bunga Sakura
Di negara asalnya, kembang sakura hanya mengembang satu kali dalam satu tahun. Waktu mekarnya hanya terjadi pada musim semi. Bunga sakura nan telah mengembang bertahan hingga satu hingga dua minggu. Setelah itu, bunganya berguguran dan hanya bisa mekarnya dan bisa disaksikan pada musim semi selanjutnya.
Di Jepang, kembang nan melambangkan kecantikan dan kematian ini tumbuh paa waktu nan bhineka di setiap daerah. Di Tokyo, kembang ini bermekaran pada akhir Maret hingga awal April. Di Hokaido, kembang ini bermekaran pada akhir April hingga awal Mei. Sementara di Kyusuhuu, mekarnya sakura bisa disaksikan pada pertengahan bulan Maret.
Keindahan Bunga Sakura Mendunia
Keindahan kembang sakura nan mendunia menjadikannya primadona. Maka tak heran saat Amerika Perkumpulan membuat Taman Sakura di kota Washington DC. Sama halnya dengan di Jepang, kembang sakura di taman nan terletak di ibu kota Amerika Perkumpulan itu hanya tumbuh satu kali, yaitu pada musim semi.
Hal itu disebabkan kedua negara itu sama-sama mengenal empat musim, yaitu musim semi , musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Bunga sakura nan ditanam di Washington DC berasal dari Jepang. Maka, orang Amerika Perkumpulan kini bisa menikmati estetika kembang tersebut di di negaranya, tanpa harus jauh-jauh pergi ke Jepang.
Sakura di Kebun Raya Cibodas Cianjur
Begitu juga dengan Indonesia. Bagi Anda nan ingin menyaksikan estetika kembang sakura bermekaran, kini tak perlu mengeluarkan biaya mahal buat pergi ke Jepang. Kini, kembang sakura bisa ditemui di Indonesia, tepatnya di Taman Sakura nan terletak di kawasan perlindungan hutan lindung Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat.
Bahkan, kembang sakura di Indonesia bisa dinikmati lebih sering sebab mengembang dua kali dalam satu tahun, yaitu Janurai hingga Februari dan Agustus hingga September. Hal ini disebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim, yaitu musim panas dan dingin (hujan).
Koleksi Sakura di Taman Sakura
Taman Sakura ini diresmikan pada tanggal 16 April 2007. Terdapat 400 pohon kembang sakura nan ditanam di sana. Di antara semua pohon nan ditanam itu, ada lebih dari tiga jenis kembang sakura nan dibudidayakan. Jenis kembang nan paling banyak ditanam yaitu kembang sakura himalaya ( prunus cerasoides D Don ).
Seluruh koleksi nan ditanam di Taman Sakura berasal dari Jepang . Sebagian diberikan oleh para peneliti Jepang nan meneliti di Indonesia dan sebagian lagi merupakan pemberian (hibah) dari pemerintah Jepang kepada pemerintah Indonesia nan pada saat itu dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Hadiah nan diberikan kepada Presiden Megawati pada 2004 itu ialah kembang sakura nan berasal dari Kebun Raya Tsukuba Jepang.
Pengembangbiakan
Para peneliti dan pengelola Taman Sakura terus melakukan pengembangbiakan pohon kembang sakura dengan cara stek dan pembiakan biji. Hal ini terus dilakukan agar tumbuh dan mekarnya pohon ini bisa menjadi lebih stabil. Bunga sakura nan kini tumbuh di taman tersebut memang belum sama stabilnya dengan kembang nan tumbuh di negara asalnya, Jepang.
Terbukti dari sebagian pohon nan tampak sehat dan sebagian lainnya tampak kering kerontang. Namun, dari tahun ke tahun, pengelola taman tersebut terus berupaya buat melakukan penelitian agar pohon dan kembang sakura bisa tumbuh dengan stabil di Indonesia.
Banyak faktor nan menyebabkan pohon kembang sakura bisa tumbuh di Kebun Raya Cibodas. Suhu Kebun Raya Cibodas nan rata-rata ialah 18 derjata Celcius memang cocok dengan tumbuhnya pohon ini. Suhu nan pas tersebut disebabkan Kebun Raya Cibodas berada di kaki Gunung Gede dan Pangrango nan terletak di ketinggian 1.300 m dan 1.425 m di atas permukaan laut. Curah hujan pada taman nan didirikan oleh Belanda pada tahun 1852 ini mencapai 3.380 milimeter per tahun. Dari area Kebun Raya Cibodas seluas 125 hektar, taman sakura menempati area seluas 5.000 meter persegi.
Selain 400 koleksi kembang sakura nan berasal dari Jepang, pengelola juga berusaha menambahkan koleksi pohon jenis prunus lainnya, terutama prunus endemik Indonesia. Penataan juga terus dilakukan agar taman sakura khas Indonesia ini kian mendekati aslinya di Jepang. Dengan begitu, pengunjung akan merasakan sensasi di Jepang di taman tersebut.
Di taman nan terletak di dasar lembah itu terdapat sungai kecil nan mengalir. Air sungai nan mengalir itu bersumber langsung dari Gunung Gede Pangrango sehingga terlihat sangat jernih dan terasa sangat dingin. Sisi sungai tersebut berhiaskan batu alam nan membentuk jeram dan air terjun. Di antara sungai-sungai kecil itu, dibangun jembatan buat menghubungkanya.
Jenis sakura nan tumbuh di Taman Sakura itu ialah cerasoides . Jenis ini berbunga kecil dan berwarna merah muda (pink). Pohon prunus, termasuk sakura, bersifat decidous . Itu artinya, saat kembang pada pohon tersebut bermekaran maka daun-daun nan menghijau akan berguguran. Jadi saat kembang sakura mekar, maka nan terlihat dari pohonnya ialah bunga-bunga nan bermekaran indah.
Di Jepang, orang biasa berkumpul bersama keluarga di bawah sakura nan sedang mekar. Mereka berkumpul, bercengkrama, serta bersuka ria sambil makan dan bernyanyi. Budaya tersebut dikenal dengan budaya hanami.
Menikmati Indahnya Sakura nan Mengembang di Cibodas
Meskipun sakura nan tumbuh di Taman Sakura ini belum seindah aslinya di Jepang, namun setiap orang bisa merasakan indahnya sakura nan mengembang sambil berkumpul bersama keluarga. Bunga dan daun nan tumbuh memang belum lebat, tetapi pengelola berusaha terus mengembangkan tumbuh bunga kembang tersebut agar orang Indonesia bisa merasakan sensasi nan sama dengan sakura Jepang.
Namun, latar belakang Gunung Gede dan Pangrango cukup menjadikan taman ini terlihat sangat latif menawan. Hal ini menggantikan latar belakang Gunung Fuji nan terdapat di Jepang. Estetika alam Cibodas ini juga telah diakui global internasional dengan ditetapkannya Kebun Raya Cibodas sebagai salah satu cagar biosfer di Indonesia oleh UNESCO.
Bagi Anda nan berminat buat menyaksikan estetika kembang sakura di Taman Sakura, datanglah ke Kebun Raya Cibodas pada bulan Januari hingga Februari atau Agustus hingga September. Kebun Raya Cibodas terletak di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.
Dari Jakarta, perjalanan bisa ditempuh sekitar 3 hingga 4 jam melalui jalur Ciawi-Cisarua-Puncak. Sementara bagi Anda nan berada Bandung, perjalanan juga bisa ditempuh sekitar 4 jam melalui jalur Padalarang-Cianjur-Cipanas. Bagi Anda nan menggunakan transportasi umum, tersedia angkutan generik (angkot) jurusan Cipanas-Cibodas nan langsung menuju lokasi. Harga tiket masuk ke Kebun Raya Cibodas ialah Rp 6.000 per orang dan Rp 15.500 per mobil.
Itulah ulasan seputar pohon sakura. Semoga bermanfaat!