Sentra Pembuatan Batik Jogja

Sentra Pembuatan Batik Jogja

Batik merupakan salah satu warisan Nusantara nan juga diakui dan dilindungi sebagai warisan global oleh UNESCO. Batik Indonesia mempunyai nilai tersendiri dan mempunyai karakteristik khas tergantung dari daerah nan membuatnya. Salah satu seni batik nan terkenal di Indonesia, ialah jenis batik Jogja dengan berbagi corak motif nan memukau. Motif pada batik Jogja mempunyai filosofi nan kental dengan sejarah Jogja.

Sejarah batik ini dimulai pada saat terjadi Perjanjian Giyanti pada abad ke-18, tepatnya tahun 1755. Kala itu, Kerajaan Mataram di bagi menjadi 2 oleh Belanda. Lalu, Pangeran Mangkubumi nan kelak menjadi Raja Jogja, membawa berbagai jenis kain batik dari Mataram menuju ke Jogja. Pada perkembangannya, motif batik nan dibawa Pangeran Mangkubumi menjadi motif dasar dari berbagai motif batik khas Jogja.

Batik saat itu hanya berkembang di lingkungan keraton dan hanya dipakai keluarga raja. Sedang masyarakat generik tak ada nan memakainya. Hal ini disebabkan disparitas kasta nan ada. Batik Jogja hanya di produksi di keraton dan dikerjakan oleh keluarga keraton dengan dibantu para abdi dalem. Seiring perkembangan zaman, berbagai jenis batik dan motifnya keluar dari lingkungan keraton dan diproduksi oleh masyarakat umum. Saat ini, berbagai macam batik berkembang hingga ratusan jenis, tetapi tetap mempunyai dasar motif khas keraton Jogja.



Jenis Batik Jogja dan Filosofi nan Dibawanya

Begitu banyak jenis batik Jogja nan sudah dipatenkan, hingga ratusan jumlahnya. Batik Jogja nan merupakan salah satu ikon Nusantara sangat potensial buat dilestarikan. Motif-motif nan generik digunakan merupakan motif dari bentuk klasik tradisional. Motif batik Jogja tak dibuat secara asal. Tetapi setiap goresan di atas kain, menceritakan makna nan mendalam dan filosofi nan kental akan budaya Jawa.

Motif pada batik Jogja nan begitu banyak jenisnya merupakan khazanah bangsa nan patut dilestarikan dan dipelajari. Supaya di kemudian hari tetap terjaga dan dikenal anak cucu bangsa Indonesia. Estetika dan kerumitan pada motif batik sangat mengagumkan bila kita lihat dengan saksama. Sehingga, ada beberapa bangsa nan berusaha mengklaim sebagai seni budaya negaranya. Untuk itu, patut kiranya kita sebagai penerus seni budaya bangsa buat menjaga keutuhannya.

Jenis batik klasik Jogja diambil dari berbagai segi kehidupan, seperti motif tumbuhan air, satwa, tanaman menjalar, parang, banji, dan masih banyak lagi. Jenis-jenis batik dan filosofi nan dibawanya antara lain ialah sebagai berikut.



1. Batik Parang Kusumo

Batik ini dibuat dengan cara ditulis tangan menggunakan pewarna dari bahan napthol. Batik ini mempunyai filosofi hayati bahwa ketika manusia itu hayati di dunia, perlu kerja keras buat meraih keberhasilan hayati dan mendapatkan kebahagian lahir dan batin. Biasanya dipakai pada acara-acara adat Jawa seperti pernikahan.



2. Motif Parang Rusak Barong

Batik nan dibuat dengan cara ditulis tangan ini diberi pewarna dari bahan soga alam. Mempunyai filosofi hayati kesatria, motif berbentuk parang menggambarkana kekuatan dan kekuasaan. Biasanya dipakai oleh para tantama perang kerajaan dan para prajurit. Seolah ketika memakainya, akan mendapatkan kekuatan nan berlipat-lipat.



3. Batik Kawung

Batik ini dikerjakan dengan cara ditulis tangan menggunakan pewarna napthol. Sebagaimana motif parang rusak barong , filosofinya juga mengambarkan sifat kesatria dan keperkasan. Selain itu, mempunyai makna keadilan sebagai ksatria.



4. Batik Truntum

Batik ini dibuat dengan cara ditulis tangan menggunakan pewarna dari soga alam. Batik ini termasuk istimewa sebab motifnya dibuat sendiri oleh Permaisuri Sultan Pakubuwana III, yaitu Kanjeng Ratu Kencana. Beliau membuatnya dengan filosofi cinta yang abadi nan diperuntukan bagi Kanjeng Sultan, suaminya.



5. Batik Tambal

Batik ini dibuat dengan menuliskan motif mengunakan tangan dan pewarna soga alam. Mempunyai motif nan bermacam-macam. Filosofi nan ada pada batik ini ialah semangat hidup. Sehingga, ada mitos bila orang nan sedang sakit diselimuti batik ini akan segera memperoleh kesembuhan.



6. Batik Nitik Karawitan

Batik nan ditulis tangan ini menggunakan pewarna soga alam. Dengan motif ceplok, batik ini mengandung filosofi kebijaksanaan. Sehingga, diharapkan pemakai batik ini mempunyai kebijaksaan dalam hidupnya.



7. Batik Kawung

Batik nan dibuat dengan menggunakan tulisan tangan ini diberi pewarna dari napthol. Batik panjang ini mempunyai motif geometris. Batik ini mempunyai keistimewaan sebab pada zaman dulu hanya boleh dipakai oleh kalangan keraton. Batik kawung biasa dipakai oleh raja dan anggota keluarganya. Rakyat biasa tak diperkenankan memakainya. Filosofi nan terkandung di dalamnya ialah keperkasaan dan keadilan. Harapannya mampu berbuat baik dan adil bagi rakyat nan dipimpinnya.



8. Batik Ciptoning

Batik nan ditulis dengan tangan ini menggunakan pewarna soga alam. Dengan motif wayang dan parang, batik ciptoning mempunyai filosofi mampu menunjukan jalan kebenaran dan mampu menjadi orang nan bijaksana.



9. Batik Sidomukti

Batik nan dibuat dengan tulisan tangan ini menggunakan pewarna soga alam. Mempunyai motif gurda dan sering digunakan dalam upacara pernikahan. Mempunyai filosofi hayati selalu dalam kebahagian dan kecukupan.



Sentra Pembuatan Batik Jogja

Pembuatan batik Jogja banyak sekali tempatnya. Tetapi nan paling terkenal ialah Desa Wukirsari di Kabupaten Bantul. Batik protesis daerah ini sangat terkenal dengan kualitas nan bagus, terutama nan berasal dari Giriliyolo nan masuk dalam lingkungan Desa Wukisari. Wukisari merupakan gabungan antara Desa Singosaren, Pucung, Kedugbuweng, dan Giriloyo.

Warna pada batik Jogja cenderung lebih gelap dan diwarnai motif alam. Untuk rona latarnya sendiri, batik Jogja selalu menggunakan rona hitam dan putih. Rona ini dianggap menggambarkan kehidupan manusia, yaitu ada nan gelap dan terang. Untuk rona hiasnya, batik Jogja mengunakan rona putih, cokelat soga, dan biru tua agak kehitaman. Ketika memberi rona pada kain, karakteristik khas batik Jogja pada pinggirannya selalu diusahakan tetap berwarna putih. Jadi, orang awam pun dapat mengetahui karakteristik tersebut buat membedakan batik Jogja dengan batik dari daerah lainnya.

Penjualan batik ini hampir ke seluruh Nusantara dan peminatnya sangat banyak. Apakah itu orang awam pada umumnya atau kolektor batik. Untuk membeli batik di Jogja sangatlah mudah sebab hampir ada di setiap sudut Kota Jogja. Apakah itu di toko, kios, maupun pasar umum, batik ini mudah ditemukan. Sehingga tak heran, bila batik ini menjadi daya tarik wisata Jogja nan selalu dijaga oleh pemerintahnya.

Bila kita ingin membeli dan membandingkan antartoko satu dengan toko nan lain secara berdekatan, kita dapat pergi ke daerah Malioboro . Hampir di sepanjang jalan tersebut, berdiri berbagai toko batik ternama. Di sana, kita dapat menemukan dan mendapatkan batik sinkron pilihan kita. Dari nan termurah sampai dengan nan termahal dapat kita temukan.

Bila ingin mengunjungi pasar paling terkenal di Jogja nan menjual berbagai macam batik, datanglah ke Pasar Beringharjo. Sebagaimana toko di daerah Malioboro, di sana kita juga dapat temukan berbagai jenis batik Jogja dari nan termurah sampai nan ekslusif. Dari nan antik berharga jutaan hingga nan baru. Jadi tunggu apalagi? Bagi Anda penyuka batik, silakan berburu dan berbelanja batik sepuasnya di Jogja.