Pembagian Energi Alternatif
Ada beberapa pengertian energi alternatif nan berkembang saat ini. Di antaranya, menyebutkan bahwa energi alternatif merupakan istilah nan digunakan buat semua energi nan bisa digunakan buat menggantikan bahan bakar konvensional. Ini merujuk pada teknologi buat menghasilkan bahan bakar selain fosil atau minyak bumi. Ini diperlukan mengingat minyak bumi merupakan sumber energi nan tak bisa diperbaharui.
Energi Alternatif
Berdasarkan Oxford dictionary, energi alternatif sebagai energi nan digunakan dengan tujuan buat menghentikan adanya penggunaan sumber daya alam nan ada atau adanya perusakan lingkungan. Mulai dicari ketika sumber energi nan sebelumnya dipergunakan sudah mulai langka, sehingga harganya menjadi mahal, terlebih jika sumber energi tersebut habis.
Selain itu, isu pemanasan dunia disebut-sebut sebagai akibat penggunaan energi minyak bumi nan saat ini memang dijadikan sumber energi primer dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Hal tersebut memaksa kita mencari energi lain nan potensial. Energi lain inilah nan dinamakan energi alternatif.
Listrik dan minyak bumi merupakan kebutuhan primer masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Sektor industri dan perdagangan ialah nan paling banyak menggunakan dua sumber energi primer tersebut. Industri memiliki peran primer dalam menyokong perekonomian suatu negara. Mesin ialah bagian dari proses kegiatan industri.
Untuk bisa menggerakkan mesin-mesin dalam proses produksi, dibutuhkan listrik berkekuatan tinggi. Sementara dalam hal pendistribusian, bahan bakar minyak menjadi faktor penggeraknya. Kedua sektor ini harus mengimbangi kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM nan hampir dapat dipastikan akan berimbas pada iklim investasi.
Potensi energi alternatif geothermal nan dimiliki Indonesia, yaitu sebesar 27 Gwe nan setara dengan 12 miliar barel minyak bumi nan bisa digunakan sampai 30 tahun.
Tak heran jika pemerintah mencoba memproyeksikan kontribusi dari energi alternatif ini nan akan digunakan buat kelistrikan sekitar 9.500 Mwe atau 5% nya dari kebutuhan energi buat pembangkit listrik pada 2025 nan ditetapkan dalam kebijakan energi nasional.
Sedangkan buat pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif geothermal ini telah diatur dalam undang-undang No.27 tahun 2003 dan peraturan pemerintah No. 59 tahun 2007. Pengembangan potensi dari sumber energi alternatif geothermal ini didasari oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
- Potensi sumber energi alternatif nan besar, yaitu di lapangan Seulawah Agam di Nangroe Aceh Darusalam, Tampomas dan Cisolok-Cisukarame di Provinsi Jawa Barat, Gunung Unggaran di Jawa Tengah, Ngebel Wilis di Jawa Timur, dan Jailolo di Halmahera Maluku Utara.
- Melambungnya harga minyak bumi di dunia, sehingga mendorong digunakannya sumber energi alternatif panas bumi.
- Adanya isu pemanasan dunia nan diakibatkan adanya penggunaan bahan bakar nan berasal dari fosil. Sedangkan geothermal sendiri justru bisa mengurangi imbas rumah kaca.
Energi alternatif ialah energi cadangan nan banyak tersedia di alam sekitar. Sama halnya fosil nan digali sebelum diteliti dan diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal demi keberlangsungan hayati penduduk dunia. Energi ini bisa dicari dan diteliti taraf probabilitas dari potensi nan dimilikinya.
Bayangkan bila dahulu para ilmuan tak mengambil langkah niscaya buat meneliti fosil, kemungkinan saat ini kita tak akan mengenal bahan bakar bensin dan minyak lain, serta kendaraan bermotor nan memudahkan perjalanan dari atau ke loka nan jauh.
Kriteria Energi Alternatif
Pengertian energi alternatif lainnya, yaitu sumber-sumber energi pengganti sumber energi nan telah menipis ketersediaannya di alam. Contohnya, minyak bumi nan volumenya kian menipis. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, bisa disimpulkan bahwa energi alternatif nan diinginkan ialah energi alternatif nan memiliki kriteria sebagai berikut.
- Penggunaan energi alternatif ini bisa digunakan berulang-ulang.
- Energi alternatif nan dipilih jumlahnya sangat berlimpah di alam.
- Pengolahannya tak merusak alam.
- Tidak berbahaya, aman, serta tak menimbulkan berbagai penyakit dampak pengolahan atau penggunaan energi alternatif tersebut.
- Tidak adanya limbah dalam bentuk apapun nan sifatnya merusak alam atau dengan kata lain energi alternatif tersebut ramah lingkungan.
Untuk mendapatkan energi alternatif nan memenuhi kriteria tersebut, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Oleh sebab itu, dilakukanlah berbagai penelitian. Penelitian tersebut prosesnya rumit dan cukup memakan waktu. Namun, hal itu tetap diupayakan oleh berbagai negara buat mendapatkan energi alternatif ramah lingkungan, sehingga akhirnya ditemukan berbagai energi alternatif tersebut.
Pembagian Energi Alternatif
Panas bumi juga dihasilkan dari panas matahari nan diserap oleh permukaan bumi. Jumlahnya sangat besar dan ramah lingkungan sebab memang sifatnya alami. Namun, sayangnya hanya terdapat di area perbatasan lapisan tektonik nan terdekat dengan permukaan saja.
Energi kalor nan disimpan oleh magma tersebut digunakan buat membangkitkan pembangkit listrik. Selain itu, energi panas tersebut biasa digunakan buat kegiatan komersil, seperti pengeringan hasil pertanian, pengeringan kayu, pemanasan ruangan, dan pemanasan tanah. Berdasarkan upaya-upaya tersebut, saat ini energi alternatif dibag menjadi dua golongan.
1. Energi Alternatif Sebagai Pengganti Minyak Bumi
Energi alternatif nan termasuk ke dalam golongan ini, yaitu elpiji, biofuel, hidrofuel, biomassa, biogas, biodiesel, metanol, campuran spirtus, dan sebagainya. Selain itu, kini energi alternatif sudah ada nan bersumber dari air murni, air laut, kembang matahari, gula, sampah, minyak jelantah, kompos, kotoran hewan, eceng gondok, biji jarak, alkohol, kelapa sawit, bonggol jagung, dan sebagainya.
Belum lama ini, ada satu energi alternatif nan dimunculkan kembali dari sektor pertambangan, yaitu batu bara. Batu bara merupakan jenis batuan sedimen nan mengandung unsur-unsur utama, seperti karbon, oksigen, dan hidrogen serta belerang dan nitrogen sebagai unsur tambahan. Unsur-unsur itu menyatu membentuk senyawa batu bara dengan partikel zat mineral nan tersebar di dalamnya.
Energi alternatif ialah energi cadangan nan banyak tersedia di alam sekitar. Sama halnya fosil nan digali sebelum diteliti dan diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal demi keberlangsungan hayati penduduk dunia. Energi ini bisa dicari dan diteliti taraf probabilitas dari potensi nan dimilikinya.
Bayangkan bila dahulu para ilmuan tak mengambil langkah niscaya buat meneliti fosil, kemungkinan saat ini kita tak akan mengenal bahan bakar bensin dan minyak lain, serta kendaraan bermotor nan memudahkan perjalanan dari atau ke loka nan jauh.
Dahulu, batu bara pernah digunakan sebagai bahan bakar penggerak lokomotif dan mesin uap. Namun, sejak ditemukannya bahan bakar lain nan lebih kondusif dan murah, penggunaan batu bara mulai dihentikan secara perlahan sebab dianggap tak ekonomis. Kini, batu bara cair atau coal liquefaction mulai dilirik kembali sebagai bagian dari sumber energi alternatif nan terbarukan.
Di Afrika Selatan, terdapat perusahaan nan meneliti pencairan batu bara. Mereka menemukan bahwa pencairan itu bisa mengubah batu bara menjadi minyak, seperti gasoline, diesel, jet fuel, dan gas, serta bahan kimia, seperti pupuk dan metanol. Hal ini tentu sangat menggembirakan di tengah isu terbatasnya ketersediaan minyak bumi.
Indonesia pada 2004 membuat pangkalan spesifik di Cirebon nan mengurusi program pencairan batu bara. Dengan menggunakan teknologi dari Jepang, IBCL atau Improve Brown Coal Liquefaction , Indonesia terus melaju mengembangkan program ini. Begitu banyaknya persediaan batu bara di Nusantara memungkinkan kita tak lagi bergantung pada minyak bumi.
Mungkin bahan bakar batu bara ini juga dapat digunakan buat menggantikan bensin buat kendaraan. Selain bisa menghemat pengeluaran BBM, juga bisa mengurangi polusi udara nan sebagian besar dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor.
Meskipun batu bara cair belum banyak digunakan di Indonesia, tapi ada baiknya juga taaruf kepada masyarakat lebih awal itu sangat membantu agar masyarakat bisa memanfaatkan batu bata cair sebagai energi alternatif.
2. Energi Pembangkit Listrik Alternatif
Pembangkit listrik alternatif didapat dari panel surya, pambangkit tenaga gelombang permukaan laut, pembangkit hidrogen, pembangkit tenaga nuklir, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian, emisi nan dihasilkan dampak pembangkit listrik menggunakan geothermal nisbi rendah dibanding sumber energi lainnya.
Emisi karbon dioksida nan dihasilkan tercatat sebesar 180-200kg/MWh. Bandingkan dengan emisi karbon nan dihasilkan batubara, yakni sebesar 900-1000kg/MWh. Energi geothermal dapat menjadi potensi nan menjanjikan dalam mendukung isi Protokol Kyoto.
Demikian uraian mengenai pengertian energi alternatif dan penggunaannya dalam kehidupan manusia. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menambah wawasan Anda mengenai energi alternatif.