Mengenal Mikroorganisme
:
Tahukah Anda tentang peranan krusial si mahluk kecil atau mikroorganisme dalam tanah ?Makhluk ini ternyata erat kaitannya dengan teduhnya pepohonan di sekeliling kehidupan manusia. Apalagi, cuaca ekstrim nan akhir-akhir ini sering terjadi dampak adanya pemanasan global. Kondisi siang hari nan panas terik begitu menyengat tiba-tiba dapat berubah drastis menjadi mendung tebal dan akhirnya turun hujan lebat.
Selain itu, suhu waktu siang hari terasa seperti membakar kulit. Kini banyak orang merasakan baik nan bertempat tinggal di perkotaan dan desa ingin mencari suasana nan rileks, nyaman, serta sejuk di sekitar tempatnya. Untuk itu, rasanya diperlukan adanya ruang hijau.
Dengan kata lain kehadiran tanaman di sekitar rumah atau ruangan dapat membantu meringankan semua permasalahan nan ada. Tumbuhnya tanaman tersebut di sekitar berkontribusi besar memberikan kenyamanan bagi manusia nan seharian disibukkan jadwal kerja nan padat ataupun stagnasi dan sebagainya.
Berbagai tanaman hias juga bermanfaat selain sebagai penambah keindahan dalam rumah dan mampu membuat jiwa menjadi rileks. Pada dasarnya, tanaman hias atau disebut tanaman indoor ini ditujukan buat mengurangi akibat polusi udara dalam ruangan, khususnya seperti senyawa organik toluena, volatil seperti benzena, dan xilena.
Ternyata semua senyawa ini dihasilkan terutama oleh mikroorganisme dalam tanah. Tanaman akan tumbuh dengan baik jika mempunyai interaksi simbiosis mutualisme dengan mikroorganisme.
Aktivitas nan di lakukan oleh mikroorganisme bisa menguntungkan tanaman. Dapat dikatakan tanaman juga bisa menyerap karbondioksida (CO2) dari dalam ruangan dan dapat mengurangi mikroba udara serta kelembaban udara nan meningkat.
Mengenal Mikroorganisme
Dalam global ilmiah terdapat ilmu nan spesifik mempelajari dan meneliti organisme hayati nan berukuran sangat kecil nan hanya bisa dilihat secara jelas dengan alat bantu seperti mikroskop nan dinamakan mikrobiologi. Istilah buat organisme nan sangat kecil ini juga disebut dengan mikroba, jasad renik, ataupun mikroorganisme.
Demi kelangsungan hidupnya, mikroorganisme juga membutuhkan asupan nutrisi penunjang. Fungsi nutrisi tersebut amat krusial dalam mensuplai energi dan membantu mikroba buat menjalankan aktivitasnya. Adanya kelengkapan nutrisi penunjang membuat mikroba terus berkembang dalam reproduksinya demi lestarinya generasi nan ada.
Pada umumnya, mikroba ada nan menguntungkan dan merugikan. Oleh sebab itu, mikroba nan dianggap merugikan tersebut harus dapat dikendalikan perkembangannya agar tak sampai mengganggu perkembangan makhluk lainnya.
Sebenarnya, ada cara mengendalikan pertumbuhan mikroba nan dapat dilakukan seperti memusnahkan mikroorganisme pada tumbuhan inang nan terinfeksi, mengantisipasi penyebaran penyakit juga infeksi, dan mencegah zat pembusukan atau gangguan pada bahan nan disebabkan mikroorganisme. Jadi, mikroorganisme tak dapat menggangggu kelangsungan makhluk hayati dan alam di sekitarnya.
Berdasarkan penelitian nan ditemukan, peranan mikroorganisme sangat krusial dan berkaitan erat dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan jasad renik tersebar meluas di seluruh belahan bumi dan ada di mana-mana baik mikroorganisme nan berada dalam air, di tanah, di udara, meja, lantai, kulit, dan di mana pun.
Dengan kata lain, mikroba memiliki hubungan nan erat dan peranan besar dengan kehidupan manusia, sehingga memberi kontribusi bermanfaat dalam keberlangsungan kehidupan ala mini. Mikroorganisme nan tersebar meluas di seluruh permukaan bumi salah satunya terdapat pada tanah.
Jika dibandingkan dengan luas bumi secara keseluruhan, dapat dilihat tanah pada permukaan bumi tampak berupa lapisan tipis saja. Meskipun demikian lapisan tipis dari tanah ini malahan terdapat unsur krusial dan bermanfaat sebab terdapat berbagai sumber daya nan berguna bagi kelangsungan hayati di bumi contohnya ialah mikroorganisme.
Benar saja, tanah merupakan rumah nan ideal bagi mikroorganisme sebab mengandung bahan organik, anorganik, dan zat mineral nan berlimpah. Adapun, setiap elemen tanah memiliki populasi, jenis dan sifat keturunan nan berlainan. Majemuk organisme sebagai pendukung kesuburan tanah dapat terdiri atas Actinomycetes, Bakteri, Cendawan, Protozoa, Algae, Amuba, dan Virus.
Bisa dikatakan, bakteri merupakan organisme bersel tunggal nan secara kimiawi mencerna bahan organik dalam tanah menjadi zat nutrisi nan lebih kecil bentuknya sebagai bahan pangan nan tersedia bagi tanaman.
Bahkan sampai ratusan ribu berbagai jenis, dan berbagai jenis bakteri bisa mencerna berbagai bentuk dalam jumlah tidak terbatas bahan organik menjadi humus. Bakteri mampu melakukan ini sebab mereka bisa menghasilkan berbagai jenis enzim buat mencerna senyawa nan berbeda.
Bakteri ditemukan sebagai kumpulan mikroorganisme tanah nan paling banyak di temukan di berbagai jenis tanah. Terdapat bermacam bakteri disinyalir menguntungkan bagi tanaman, yaitu Lactobacillus , Azotobacter , Pseudomonas , Nitrobacter , dan Nitrosomonas sebagai bakteri nan mengubah bentuk nitrogen. Dapat ditarik konklusi bahwa mikroorganisme dalam tanah dapat bertahan lama jika ada zat asam amino.
Asam amino tersebut diperoleh dari protein nan diuraikan oleh bakteri dalam tanah hingga menjadi asam amino nan terkenal berjumlah 20 jenis.
Setelah dikaji lebih mendalam ternyata pada berbagai tanaman nan subur, di ujung akarnya selalu terdapat mikroorganisme.
Mikroorganisme tersebut ialah pseudomonas fluorescent dan pseudomonas putida . Memang keberadaan kedua jenis mikroorganisme ini sine qua non dalam perkembangan dan kesuburan tanaman.
Manfaat Mikroorganisme
Banyak nan menduga bahwa mikroorganisme membawa imbas nan merugikan bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Misalnya saja pada bidang fitopatologi dan mikrobiologi kedokteran, banyak ditemukan mikroorganisme nan patogen nan dapat menyebarkan bermacam penyakit dengan gen kehidupannya nan khas.
Kendatipun demikian, masih banyak laba nan dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme nan ada di dalam tanah. Pemanfaatan mikroorganisme bisa diterapkan langsung dalam berbagai bidang kehidupan di antaranya ada bidang kesehatan, lingkungan, dan pertanian. Beberapa kegunaan nan bisa diambil antara lain sebagai berikut.
1. Mikroorganisme sangat berperan krusial dalam menentukan tanah nan fertile baik dalam menentukan kualitas tanah atau disebut suppressive / conducive dan siklus energi pembangun agregat tanah. Tanah dapat dikategorikan fertile jika mempunyai kandungan hara dan keragaman biologi nan tinggi.
Pada bidang pertanian, mikroorganisme dimanfaatkan buat meningkatkan kesuburan tanah melalui siklus nutrien, fiksasi N2, dan peternakan. Adanya zat seperti nitrogen bebas sebagai komponen terbesar dari udara.
Unsur ini kemudian nan dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan diambil secara spesifik melalui akar tanaman. Terjadilah pembentukan nitrat dari nitrogen ini berkat keajaiban mikroorganisme nan ada di dalam tanah.
2. Peranan mikroba seperti pembuatan dalam teknologi kompos bioaktif. Kompos bioaktif semacam kompos nan diproduksi dengan donasi mikroba lignoslulotik pilihan nan dapat bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai wadah hidup pengontrol dan pengendali hama penyakit tanaman.
Teknologi kompos bioaktif teruji klinis memakai mikroba biodekomposer nan bisa meningkatkan proses pengomposan secara cepat dari beberapa minggu dipersingkat menjadi beberapa hari. Mikroorganisme ini akan tetap bertahan aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut ditaburkan ke tanah fungsinya sekaligus buat mengendalikan organisme nan ada di dalamnya.
3. Mikroorganisme dalam tanah dapat menguraikan bahan-bahan nan mengandung unsur kimia nan teramat sulit diserap menjadi bentuk nan mudah diserap oleh tanaman. Hal ini berarti membantu dalam penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer). Selain itu, mikroorganisme ternyata mampu mendorong suatu jenis zat nan berfungsi buat memperlancar penyaluran unsur air atau hara dari akar ke daun.
Zat nan dikeluarkan dari mikroorganisme bisa membantu mengedarkan zat makanan berupa air dan nutrisi di seluruh permukaan daun. Lancarnya transportasi zat makanan nan dibutuhkan oleh tumbuhan akan terus meningkatkan produktivitas tanaman.
4. Fungsi mikroba sebagai agen biokontrol. Dengan kata lain, mikroorganisme tersebut dimungkinkan mengendalikan hama tanaman di antaranya ialah Metharizium anisopliae , Bacillus thurigiensis (BT), Paecilomyces fumosoroseus , dan Bauveria bassiana .
Mikroba nan termasuk dalam jenis ini sukses membasmi berbagai agresi hama sedangkan mikroba nan mampu mengendalikan penyakit tanaman, contohnya Trichoderma sp terbukti mampu mengendalikan penyakit tanaman seperti jamur akar putih.
5. Mikroorganisme ini juga bisa dioptimalkan fungsinya sebagai wahana pembusuk alami, nan mempermudah dekomposisi sampah-sampah nan sifatnya organik menjadi bahan inorganik sehingga diharapkan bisa mengurangi jumlah polusi sampah, sisi nan lain amat berguna menyuburkan tanah dan bisa menjadi sumber nutrisi baik bagi tumbuhan-tumbuhan.
Betapa besar peranan mikroorganisme dalam tanah. Padahal, selama ini banyak orang nan berasumsi galat mengenai mikroba atau bakteri sebagai ancaman atau gangguan penyakit. Kenyataannya dalam tanah nan fertile mengandung kurang lebih sekitat 100 juta mikroba per gram tanah.
Dengan kata lain, lancarnya produktivitas dan daya dukung tanah tergantung sepenuhnya pada aktivitas mikroba tersebut. Apalagi, peranan mikroba begitu banyak dan berarti seperti dapat menghancurkan limbah organik, fiksasi biologis nitrogen, recycling hara tanaman, merangsang pertumbuhan tanaman, pelarutan fosfat, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan unsur hara.