Siksa Neraka dalam Agama Hindu
Ajaran Islam, Kristen, Hindu, dan Budha memiliki sebuah kecenderungan dalam memandang siksa neraka. Siksa neraka dalam keempat kepercayaan tersebut dipercaya menghampiri manusia sesaat setelah kematian terjadi. Yang unik ialah keempat agama ini meyakini penggunaan barah dan material-material panas sebagai salah satu metode penyiksaan; meski ajaran Budha memiliki konsep neraka dingin selain neraka panas.
Siksa Neraka dalam Agama Islam
Islam mempercayai adanya sanksi atau balasan bagi perbuatan jelek manusia selama di bumi, yakni dengan adanya siksa neraka. Islam memiliki konsep bahwa muslim nan tak serius atau "muslim KTP" bisa diampuni pada akhirnya (setelah melalui berbagai siksaan di neraka); kecuali mereka nan melakukan perbuatan syirik, yaitu menduakan Tuhan dengan makhluk lain.
Sementara itu, orang-orang kafir, yakni mereka nan tak memeluk Islam, akan kekal berada di neraka. Semua manusia mendapat balasan secara adil, sinkron dengan beratnya amal jelek mereka di dunia; sebaliknya mereka juga mendapat pahala setimpal dengan perbuatan baiknya.
Neraka dalam konsep Islam memiliki tingkatan-tingkatannya sendiri. Setiap manusia nan melakukan dosa akan dimasukkan ke neraka nan sinkron dengan dosa nan telah diperbuatnya. Mereka nan berpotensi dibakar di dalam neraka ialah orang-orang kafir, orang-orang munafik, para penganut politheisme, mereka nan menampik kebenaran, pendosa dan pelaku kriminal, kaum tirani, orang-orang nan tak adil, pelanggar hukum Tuhan, penyiksa orang-orang beriman, orang-orang nan bunuh diri, para pembunuh, pezina, dan sebagainya.
Kitab kudus Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw. memberikan cukup banyak informasi mengenai siksaan di neraka. Siksa neraka dalam konsep Islam mencakup segala sesuatu nan berkaitan dengan api, seperti terbakarnya kulit (hingga rusak kemudian sembuh kembali lantas terbakar lagi; terus begitu), pendosa memakai baju dari api, air mendidih akan membakar tubuh hingga ke organ dalam, wajah-wajah dibenamkan ke dalam api, bibir dibakar, punggung dibakar, dan seluruh bagian tubuh dipastikan terbakar api.
Saking panasnya neraka, hingga otak manusia pun dapat mendidih di dalam tempurung kepala.Neraka digambarkan sebagai loka nan sangat panas, nan dijaga oleh malaikat bernama Malik. Sebagai bagian dari siksaan, para penghuninya hanya akan diberi makan dhari dan zaqqum.
Dhari ialah tumbuhan berduri nan rasanya pahit, nan sama sekali tak mengenyangkan apalagi memberi nutrisi bagi tubuh. Sementara itu zaqqum ialah sebuah pohon nan tumbuh dari dasar neraka, buahnya jika dimakan terasa seperti kuningan nan mencair di dalam tubuh dan mendidihkan lambung.
Para penghuni neraka pun tak mendapatkan pemuas dahaga. Jika haus, satu-satunya air nan mereka minum ialah air mendidih nan bisa menghancurkan isi perut sesaat setelah diminum. Beberapa sumber bahkan menyebutkan mereka harus meminum air bercampur nanah.
Siksa Neraka dalam Agama Kristen
Konsep neraka dalam Islam dan Kristen tak jauh berbeda, sama-sama dibuat buat iblis nan membangkang Tuhan dan sama-sama mengandung barah sebagai elemen siksaan utamanya. Seperti halnya Islam, Kristen juga memiliki konsep neraka sebagai loka panas nan dikelilingi barah abadi (yang tak pernah padam).
Kristen juga mempercayai adanya tingkatan-tingkatan neraka, nan sinkron dengan tingkatan-tingkatan dosa manusia. Neraka dalam agama Kristen juga sering kali digambarkan sebagai lautan barah nan sangat gelap dan dipenuhi ulat-ulat nan tak akan pernah mati. Citra neraka tersebut sangat mengerikan, apalagi ditambah informasi mengenai keberadaan ulat-ulat abadi nan menggerogoti tubuh manusia.
Dalam kepercayaan Kristen, masuknya seseorang ke neraka berarti masuknya ia ke dalam kehidupan kedua. Kehidupan nan mengerikan. Siksa neraka dalam konsep agama Kristen menekankan bahwa siksaan-siksaan nan didapatkan pendosa di neraka ialah siksaan-siksaan mengerikan nan tak pernah terbayangkan dan terpikirkan oleh manusia.
Mereka nan penakut, nan tak beriman, nan keji, nan mengambil nyawa orang lain, nan berbuat sundal, nan mempraktikkan sihir, nan menyembah berhala, dan nan suka berdusta ialah sebagian dari orang-orang nan akan menghabiskan "kehidupan kedua"-nya di dalam lautan belerang dan barah neraka.
Siksa Neraka dalam Agama Hindu
Neraka dalam konsep kepercayaan Hindu ialah suatu loka gelap gulita di mana para pendosa dikumpulkan dan 'membayar' dosa-dosanya melalui serangkaian penyiksaan. Ada banyak pelukisan mengenai neraka dalam ajaran Hindu; seiring dengan banyaknya genre di dalam agama tersebut.
Di dalam neraka tinggallah Yama, sang Dewa Keadilan, dan asisten-asistennya nan bertugas mencatat amalan baik dan jelek manusia selama hidupnya. Saat manusia tersebut mati, salah satu penggambaran siksa neraka ialah bahwa Yama, sang Dewa Keadilan, mengumpulkan roh manusia-manusia buat menimbang amalan baik dan buruknya.
Kemudian Ia menentukan siksaan nan tepat bagi manusia-manusia tersebut, misalnya direbus di dalam minyak nan mendidih, dipatuki burung-burung, dan dililit ular. Setelah siksaan telah ditempuh, manusia-manusia tersebut akan dilahirkan kembali (reinkarnasi) menjadi manusia atau menjadi hewan, tergantung amal baiknya semasa hidup. Neraka bisa dikatakan sebagai suatu fase nan harus dilewati sebelum seorang pendosa memulai hayati barunya saat dilahirkan kembali.
Siksa Neraka dalam Agama Budha
Neraka dalam konsep ajaran Budha ialah tempatmanusia akan mengalami siksaan nan teramat berat. Konsep masuknya seorang manusia ke neraka dalam agama Budha agak berbeda dengan agama lain. Ajaran Budha memercayai bahwa nan akan mengalami siksaan bukan hanya mereka nan berbuat dosa di bumi, tetapi juga mereka nan terkena hukum karma.
Ajaran Budha mengenal konsep reinkarnasi, sebagaimana ajaran Hindu. Mereka nan urusannya sudah selesai di neraka akan bisa memulai hayati baru sebagai sosok nan baru pula. Dengan kata lain, neraka ialah loka persinggahan dan tak ada nan hayati abadi di neraka.
Ada dua jenis neraka dalam ajaran Budha, yakni neraka panas dan neraka dingin. Neraka panas, seperti namanya, melibatkan barah dalam proses aplikasi siksa nerakanya. Neraka panas terbagi menjadi 8 jenis, di antaranya ialah neraka Sanjiva, yaitu neraka nan "menghidupkan kembali". Sanjiva digambarkan sebagai neraka nan lantainya terbuat dari besi panas nan dipanaskan oleh barah abadi di bawahnya.
Manusia-manusia nan dikumpulkan di sana akan menyakiti satu sama lain, bahkan kerabat baik di global pun dapat saling menyerang dengan palu besi. Selain itu, Dewa Yama akan muncul secara berkala dan menyiksa penghuni neraka ini menggunakan senjata-senjatanya nan panas. Akibatnya, para penghuni neraka ini akan 'mati' selama beberapa saat buat kemudian sembuh kembali dan mulai diserang lagi.
Siksaan lainnya di neraka Sanjiva meliputi disiram besi cair panas, dipotong-potong, dan merasakan penderitaan hayati di atas panasnya lantai besi. Ada juga neraka Kalasutra atau neraka "benang hitam". Siksaan di sini serupa dengan siksaan di neraka Sanjiva, ditambah digambarnya garis-garis hitam di sekujur tubuh penghuninya.
Para pembantu Yama kemudian akan memotong-motong tubuh manusia sinkron garis-garis hitam tersebut dengan menggunakan gergaji panas dan kapak tajam.Selain itu ada pula neraka panas Samghata, Raurava, Maharaurava, Tapana, Pratapana, dan Avici dengan masing-masing jenis siksaan nan berbeda.
Neraka dingin dalam agama Budha juga terdiri dari 8 jenis. Salah satu di antaranya ialah neraka Arbuda atau neraka "melepuh". Neraka Arbuda digambarkan sebagai loka gelap gulita nan beku, dikelilingi oleh pegunungan es dan terus menerus disapu badai salju. Para penghuni neraka ini hayati kesepian, bertelanjang sementara hujaman badai salju terus menerpanya.
Ada juga neraka Nirarbuda, nan kondisinya jauh lebih dingin dari neraka Arbuda. Saking dinginnya, tubuh para penghuni neraka ini membeku dan hancur, sehingga muncul darah dan nanah beku dari dalam tubuhnya. Siksa-siksa neraka dingin tak jauh berbeda dengan neraka panas.