Diutusnya Nabi Nuh as.
Kisah nabi Nuh as. terjadi setelah berlalu beberapa zaman lamanya dari nabi Adam as. Semenjak kematian nabi Adam banyak terjadi perubahan di muka bumi. Berdasarkan Norma hukum alam, terjadilah kealpaan terhadap ajaran-ajaran nan ditinggalkan oleh nabi Adam.
Apa nan telah diajarkan Adam kepada umatnya buat menyembah Allah dan meninggalkan apa nan dilarang oleh Allah kembali ditinggalkan oleh sebagian umatnya sepeninggalnya beliau.
Fase Sebelum Kedatangan Nabi Nuh as.
Dalam kisah nabi Nuh nan diutus Allah setelah Adam nan telah melewati beberapa zaman ialah buat meneruskan ajaran nan dibawa oleh nabi Adam as.
Sebelum nabi Nuh lahir, dari kakek-kakeknya nabi Nuh ada beberapa orang nan sangat saleh. Setelah beberapa zaman menjalani hayati beliau semua pun kembali kepangkuan Ilahi.
Orang orang saleh tersebut bernama Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Dalam rangka menghormati mereka orang-orang telah membuat patung-patung nan menyerupai mereka.
Dan dijadikan sebagai peringatan buat mengenangnya, ketika pemahat patung telah wafat datang cucu-cucu mereka nan wafat pula dan telah digantikan oleh cucu-cucu berikutnya.
Setelah beberapa generasi kemudian timbullah dongeng dan khurafat nan membelenggu akal manusia, dimana dalam kisah tersebut menyebutkan bahwa patung-patung nan telah kakek mereka untuk memiliki kekuatan khusus.
Dari sinilah iblis tanpa membuang waktu memulai serangannya dengan membisikkan dan memanfaatkan kesempatan buat membujuk dan merayu serta menyebarkan racun buat membuat manusia terperosok dalam kesyirikan.
Iblis membisikkan bahwa berhala-berhala itu ialah tuhan nan mendatangkan kegunaan dan bisa menolak bahaya sehingga akhirnya manusia menyembah patung-patung itu.
Diutusnya Nabi Nuh as.
Ketika manusia berpaling ke selain Allah merajalelalah kezaliman di muka bumi, menyekutukan Allah telah membuat hancur akal manusia nan difitrahkan buat menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Dalam situasi inilah Allah mengutus nabi Nuh buat menyampaikan risalah-Nya.
Nabi Nuh memiliki kemuliaan dan kecerdasan, beliau bukan penguasa atau raja dan juga bukan orang nan paling memiliki banyak harta diantara kaumnya, tetapi nabi Nuh merupakan manusia terbesar nan hayati di zamannya.
Kebesaran nan dimiliki nabi Nuh ialah ialah kebersihan hati, kesucian nurani, dan akal fikirannya nan mampu mengubah kehidupan nan ada diantara kaumnya bahkan lebih dari semua itu.
Sebab kebesaran nabi Nuh nan lain ialah sebab ia selalu bersyukur, mengingat, serta memuji Allah SWT dalam setiap saat setiap waktu nan dilewatinya. Allah memilih hamba-Nya nan selalu bersyukur buat menjadi utusan-Nya.
Nabi Nuh mulai keluar dan menyampaikan dakwahnya, setelah mendengar dakwah nabi Nuh kaumnya terbagi menjadi 2 kelompok.
Orang-orang lemah, fakir dan orang nan menderita ialah kelompok nan mengikuti nabi Nuh sebab mereka merasa kondusif terlindungi dengan dakwah nabi Nuh, sedangkan orang-orang kuat, kaya dan penguasa ialah kelompok nan menentang nabi Nuh.
Kelompok nan menentang nabi Nuh mencari-cari kesempatan buat melawan dan menyerang nabi Nuh. Mula-mula kelompok ini menganggap bahwa nabi Nuh dakwahnya akan surut dan wafat dengan sendirinya, namun dugaan mereka salah hingga mereka mencari cara buat menyerang nabi Nuh melalui pengikutnya.
Mereka meminta nabi Nuh mengusir kaum beriman nan lemah dan fakir dengan dalih ini mereka mengatakan akan beriman tetapi nabi Nuh tak mau menuruti keinginan mereka. Orang-orang kaya dan penguasa kafir tak mau bersanding dengan orang-orang nan lemah dan fakir mereka menganggap bahwa mustahil menyatukan mereka dalam satu dakwah.
Nabi Nuh mendengarkan apa nan dikatakan oleh orang-orang kafir, sesungguhnya beliau tahu bahwa mereka sebenarnya menentang tetapi nabi Nuh menjawabnya dengan baik.
Nabi Nuh menerangkan bahwa ia tak bisa mengusir orang-orang nan beriman kepada Allah. Perdebatan antara nabi Nuh dengan orang-orang kafir terus berlanjut dan semakin melebar, ketika argumentasi mereka terpatahkan mulailah keluar dari batas-batas adab dan mengejek nabi Nuh.
Tanpa mengenal lelah nabi Nuh terus berdakwah dari waktu ke waktu hingga berlalulah masa nan panjang, tetapi kebanyakan kaum nabi Nuh mengingkari kebenaran dan menunjukkan kesombongan hingga datanglah hari dimana Allah SWT menetapkan akan menenggelamkan kaumnya nabi Nuh nan kafir.
Allah mewahyukan Nabi Nuh agar ia membuat bahtera dengan supervisi dan wahyu dari-Nya. Allah menetapkan hukum orang-orang kafir, yaitu datangnya angin topan dan banjir nan menyelimuti bumi. Orang-orang nan lalim ditenggelamkan tanpa mengenal kedudukan seberapa dekatnya mereka terhadap nabi Nuh bahkan termasuk anak istrinya.
Mukjizat Nabi Nuh ini memang ialah sebuah kapal nan sangat besar. Pembuatan kapal ini membutuhkan wajtu nan tak lama, butuh waktu nan sangat lama. Dalam masa pembuatan kapal ini, Nabi Nuh banyak sekali mendapatkan ejekan dan olokan dari masyarakat nan ada di sekitarnya, yaitu nan melihat pembuatan kapalnya.
Mereka semua bertanya kepada Nabi Nuh, buat apa ia melakukan hal itu yaitu membuat kapal di daratan. Bahkan banyak sekali nan menilai bahwa apa nan telah dilakukan Nabi Nuh ialah sebuah hal nan sangat bodoh buat dilakukan. Untuk apa membuat kapal nan sangat besar di atas daratan nan tidak memiliki air.
Namun, dengan penuh keyakinan dan keimanan, Nabi Nuh tidak sedikit pun bergeming terhadap apa nan dikatakan oleh banyak orang nan ada disana. Beliau tetap pada pekerjaannya membuat kapal besar itu sinkron dengan pa nan telah diperintahkan Alloh kepada beliau.
Setelah beberapa waktu nan sangat lama, maka pengerjaan pembuatan kapal itu [un selesai juga. Pada saat itu, Nabi Nuh mengajak seluruh umatnya buat naik ke dalam kapal tersebut. Nabi Nuh dengan lantang mengatakan bahwa akan datang air bah nan sangat besar mendatangi mereka. Tidak ada satu hal pun nan bisa menyelamatkan mereka dari datangnya banjir tersebut selain masuk ke dalam kapal besar nan telah beliau buat.
Namun sayangnya, hanya sedikit sekali manusia dari umat Nabi Nuh nan mendengar dan mempercayai terhadap apa nan telah dikatakan Nabi Nuh. Bahkan, kebanyakan dari mereka mengejek dan mengolok-olok terhadap perkataan Nabi Nuh. Mereka tak percaya bahwa akan ada banjir besar nan akan datang. Mereka merasa bahwa cuaca pada saat itu tak menunjukkan pertanda akan datangnya banjir nan sangat besar.
Setelah sekian lama, maka nan dinanti pun datang juga. Banjir besar nan dikatakan oleh Nabi Nuh pun datang dan menerpa seluruh bagian nan ada dan didiami oleh seluruh umatnya. Nabi Nuh tetap mengajak seluruh umatnya pada saat itu buat naik ke kapalnya sebab memang hanya kapalnya ini nan bisa menyelamatkan mereka.
Namun tetap saja kebanyakan umat Nabi Nuh tidak mau buat masuk ke dalam kapal besar nan telah beliau buat. Bahkan anak dan istri beliau juga tidak mau masuk ke dalam kapal walau pun Nabi Nuh terus saja mengajak mereka buat masuk ke dalam kapal besar.
Anak Nabi Nuh memilih buat pergi ke atas bukit nan tinggi dari pada masuk ke dalam kapal besar Nabi Nuh. Karena ia mengira bahwa dengan naik ke bukit besar itu, sudah bisa menyelamatkannya dari datangnya banjir besar tersebut. Namun hal nan dipikirkannya ialah salah, ia tetap tidak bisa terselamatkan dari banjir basar nan datang.
Sebagian besar nan menjadi penumpang dari kapal Nabi Nuh ialah binatang. Hanya sedikit sekali umat Nabi Nuh nan naik ke dalam kapalnya. Mereka itulah nan beriman terhadap apa nan telah disampaikan oleh Nabi Nuh. Mereka itulah nan terselamatkan dan menjadi golongan dari pengikut Nabi Nuh nan beriman terhadap apa nan beliau bawa.
Dalam kisah Nabi Nuh ini, tentulah bisa kita pelajari bahwa memang nan berimanlah nan bisa selamat dari segala siksaan nan Alloh berikan kepada orang nan telah ingkar terhadap selebaran nan dibawa. Orang nan tidak terselamatkan ialah orang nan tidak mau mempercayai bahwa Allohlah ialah Pencipta segala apa nan ada di muka bumi ini.
Semoga dengan mempelajari kembali kisah Nabi Nuh ini akan menambah taraf keimanan kita kepada Alloh. Dengan ini, kita akan lebih berharap buat mendapatkan ridhoNya.