Kawah Gunung Bromo

Kawah Gunung Bromo

Obyek wisata Gunung Bromo merupakan daerah perlindungan nan memiliki keunikan tersendiri. Karena daerahnya merupakan lautan pasir nan sangat luas, nan letak ketinggiannya berada sekitar dua ribu seratus meter di atas laut. Di lautan pasir tersebut ada pusat letusan nan jumlahnya tujuh dengan posisi saling menyilang.

Meski merupakan gunung berapi nan masih dapat meletus sewaktu-waktu, namun daerah Gunung Bromo merupakan salah satu obyek wisata di daerah Jawa Timur nan banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik nan lokal maupun dari manca negara. Hal ini sebab pemandangan alam di sekitar gunung tersebut sangat bagus dan mudah buat didaki sampai ke puncaknya.

Menikmati Estetika Matahari Terbit

Kebanyakan wisatawan nan naik ke puncak Gunung Bromo, alasannya selalu sama. Yaitu ingin melihat proses terbitnya matahari pagi dari ufuk Timur. Biasanya mereka melakukan pendakian mulai tengah malam dan sampai di puncak sekitar jam lima pagi. Bila di langit tak ada mendung atau kabut nan menghalangi, maka pengunjung dapat melihat keeksotisan dari munculnya matahari ini.

Pertama kali nan terlihat ialah sebuah bulatan nan ukurannya sangat kecil, sebesar telur binatang cicak saja. Namun tidak lama kemudian bulatan matahari tersebut kian membesar dan terbentuklah sebuah bulatan nan utuh serta mengeluarkan sinar nan membuat para pendaki dapat menikmati gunung-gunung lain di sekitar wilayah itu

Bahkan Gunung Semeru nan merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dapat di lihat dengan jelas. Maka tak mengherankan bila moment terbitnya matahari pagi ini menjadi maskot primer dari pesona wisata Gunung Bromo.

Menikmati Tradisi Budaya

Selain estetika alam di pagi hari, obyek wisata Gunung Bromo juga punya daya tarik nan lain. Yaitu sebuah atraksi budaya atau tradisi nan dilakukan oleh Suku Tengger, nan merupakan penduduk orisinil kawasan Gunung Bromo ini.

Setiap di waktu bulan purnama, orang Suku Tengger memohon kepada Tuhan agar hasil panen pertanian mereka akan melimpah dan dapat memberi berkah serta kesejahteraan bagi mereka.

Bentuk upacara tradisi ini ialah dengan membuat berbagai macam sesaji kemudian dibawa ke puncak Gunung Bromo. Sambil berjalan membawa sesaji, mereka melantunkan doa. Sampai di bibir kaldera dan ketika doa telah selesai dibacakan, maka sesaji tersebut dilempar ke dalam kawah.

Sementara itu masyarakat suku Bromo nan lain akan berhamburan buat merebut sesaji nan dilempar tadi. Dan perebutan sesaji ini menjadi suatu atraksi nan menarik, selain iringan pembawa sesaji sebelumnya.

Tips Wisata ke Gunung Bromo

Sebelum melakukan kunjungan wisata ke Gunung Bromo, sebaiknya Anda mempersiapkan diri agar nantinya dapat mendapatkan kenyaman. Berikut ini ialah hal-hal nan perlu diperhatikan :

  1. Bila ingin menikmati pemandangan matahari terbit, datanglah ke Gunung Bromo pada bulan Juni sampai Oktober. Karena pada saat itu cuaca di puncak sangat bagus dan cerah, sehingga proses matahari terbit juga akan terlihat dengan jelas.
  2. Bila ingin melihat atraksi budaya Suku Tengger, datanglah pada bulan Desember atau Januari. Karena pada bulan itulah upacara tradisional diselenggarakan.
  3. Persiapkan pakaian tebal atau jaket, celana nan juga tebal, sepatu dan kaos kaki, kaos buat tangan dan epilog kepala nan hangat dan tebal. Karena cuaca di sana sangat dingin.
  4. Pada waktu malam hari, di daerah Gunung Bromo tak ada toko atau warung nan menyediakan makanan buat pengunjung. Maka siapkan semua kebutuhan makan sebelumnya di siang hari.


Menikmati Estetika Wisata Gunung Bromo

Siapa nan tak mengenal objek wisata Gunung Bromo? Loka wisata nan satu ini merupakan salah satu wisata pegunungan nan cukup terkenal, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Buktinya, objek wisata ini hampir tak pernah sepi pengunjung. Setiap tahun para wisatawan berdatangan buat menikmati estetika Gunung Bromo.

Gunung Bromo ialah salah satu gunung berapi nan masih aktif di Indonesia. Loka wisata Gunung Bromo ini berada di Jawa Timur, tepatnya terletak di antara 4 kabupaten sekaligus seperti Probolinggo, Lumajang, Malang, dan Pasuruan.



Lautan Pasir

Hal nan paling menarik buat dinikmati ialah kaldera Gunung Bromo. Sebelum mencapai Gunung Bromo, Anda harus melewati lautan pasir nan sangat luas. Lautan pasir nan luasnya diperkirakan mencapai 10 km2 ini tampak gersang dan hanya terlihat beberapa rumput kering.

Anda disarankan memakai mobil homogen jeep hardtop nan banyak disewakan bagi wisatawan. Alternatif lainnya ialah menyewa kuda dengan harga nan agak mahal. Bila Anda ingin berjalan kaki, disarankan agar Anda melintasi lautan pasir saat pagi hari. Karena saat siang, panas terik matahari cukup menyengat kulit walau udara di sekitar Anda terasa dingin.



Kawah Gunung Bromo

Setelah melewati lautan pasir nan sangat luas, Anda dapat mulai menikmati kaldera Gunung Bromo. Sebelum mencapai bibir kawah, Anda harus melewati sekitar 250 anak tangga nan sudah dibangun di sisi gunung. Begitu sampai di bibir kawah, Anda dapat melihat bagian tengah Gunung Bromo nan selalu berasap.



Keindahan Matahari Terbit

Salah satu hal nan paling diminati di wisata Gunung Bromo ialah estetika matahari terbitnya. Karena itu Anda jangan heran ketika berlibur ke objek wisata ini, keramaian sudah tampak sekitar pukul 3 pagi. Para wisatawan itu sedang berlomba-lomba mencari loka strategis buat menikmati matahari terbit di pegunungan Bromo.

Bagi Anda nan juga tak ingin ketinggalan momen matahari terbit ini, disarankan buat menyewa jeep hardtop nan akan mengantarkan Anda ke puncak Penanjakan. Di puncak Penanjakan ini, telah disediakan loka spesifik bagi para pengunjung buat melihat matahari terbit.

Tak hanya estetika matahari terbit nan akan Anda dapat, Anda dapat menikmati kumpulan beberapa gunung, seperti Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Semeru, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, dan Gunung Watangan. Suasana dingin dan berkabut juga menjadi keunikan tersendiri ketika sampai di puncak Penanjakan.



Tips Berlibur ke Wisata Gunung Bromo

• Pastikan tubuh Anda selalu dalam kondisi nan prima. Perjalanan ke Gunung Bromo cukup melelahkan, apalagi bila Anda berniat melintasi lautan pasir dengan berjalan kaki dan menaiki kaldera Gunung Bromo.

• Menurut pengalaman beberapa orang, sebaiknya Anda memakai jaket rangkap bila ingin pergi menikmati matahari terbit di kaldera Gunung Bromo atau di Puncak Penanjakan. Suhu udara di lokasi ini saat jam 3 pagi benar-benar terasa dingin dan menusuk tulang.

• Sediakan masker saat Anda ingin naik ke kaldera Gunung Bromo. Bau belerang sangat menyengat di loka ini. Anda bahkan dapat sesak nafas bila tak kuat menahan abu belerang nan sangat pekat.

Semoga info ini bermanfaat bagi para wisatawan terutama nan menyukai obyek pemandangan alam, petualangan dan ataksi budaya.