Memilih Pasangan Hayati Yang Ideal

Memilih Pasangan Hayati Yang Ideal

Memilih pasangan hayati bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang nan merasa tak sreg ketika mereka ditawari buat memilih suami atau memilih istri, tidak seperti memilih pacar nan dapat dengan mudah dilakukan.

Menurut mereka, pasangan hayati ialah orang nan diajak buat susah bahagia bersama, nan diharapkan hanya akan ada nan pertama dan nan terakhir. Itu sebabnya memilih pasangan hayati jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau loka sekolah.

Tentunya setiap orang menginginkan pasangan hayati nan baik. Tak ada di global ini nan bercita-cita buat memilih pasangan hayati nan tak baik. Setiap manusia normal niscaya memiliki cita-cita buat memilih pasangan hayati nan baik dan memiliki visi.

Namun, lagi-lagi hal tersebut tak mudah. Apalagi di tengah kondisi lingkungan nan penuh dengan trik dan intrik seperti ini, tentunya memilih pasangan hayati bukanlah hal nan mudah seperti membalik telapak tangan.

Memilih pasangan hidup memang ditentukan oleh cara pandang dan konduite seseorang dalam kehidupannya. Cara pandang tentang kehidupan yakni agama menjadi salah satu tolak ukur seseorang dalam menentukan pasangan hidup. Seseorang tak akan mudah memilih calon pasangan hayati nan tak seagama, kalau pun ada kejadian seperti itu maka kedua pasangan tersebut telah cinta buta. Ya, dapat dikatakan juga cinta setengah wafat yakni kecintaan kepada seseorang dengan meninggalkan nilai dan anggaran dalam hidup.

Perilaku nan bisa mempengaruhi tolak ukur penentuan calon pasangan hayati ialah Norma seseorang sehari-hari. Seorang nan terbiasa pergi ke masjid akan mencari pasangan hayati nan bisa menemaninya pergi ke masjid. Begitu pula dengan seorang nan hedonis, suka pergi ke diskotik. Dia akan lebih suka memilih pasangan nan juga hedonis. Kenapa dapat demikian? Karena baku senang antara orang nan tinggi ruhaninya berbeda dengan orang hedonis (menempatkan kesenangan kepada kebahagiaan materi nan sesaat).

Sebab itu, bagi para pembaca nan belum menikah sebaiknya melakukan pemugaran diri. Menjaga pergaulan sehari-hari dengan memperhatikan nilai agama dan sosial. Pasti pasangan hayati nan baik akan menghampiri Anda. Namun bila Anda tak memperhatikan sekali pemugaran diri, maka seperti contoh nan di atas. Hati kita kurang higienis dalam memilih pasangan hayati nan baik menurut agama.



Bagaimana Cara Mendapatkan Pasangan Hayati nan Baik?

Bila ingin pintar, seseorang harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hayati nan baik maka kita juga harus baik. Tak ada sesuatu di global ini nan buat mendapatkannya tak memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada “harga” nya termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hayati nan baik.

Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita buat mendapatkan pasangan hayati nan baik, maka kita sendiri harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sinkron dengan karakter dan “derajat” mereka masing-masing. Manusia nan baik hanyalah buat manusia nan baik pula, begitu pula sebaliknya.

Berikutnya ialah tentang masalah fisik. Banyak nan berkata bahwa wanita cantik hanya pantas buat laki-laki tampan, begitu pula sebaliknya. Dan apa nan terjadi ketika teman kita nan mungkin tidak begitu cantik mendapatkan suami nan tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan protes. Kita merasa bahwa dirinya tidak pantas dan kitalah nan lebih pantas.

Inilah nan menutupi rezeki kita. Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita buat mendapatkan sesuatu nan lebih baik. Orang nan hatinya dipenuhi penyakit hati biasanya akan memancarkan aura negatif. Sebaliknya, orang nan hatinya higienis maka aura positiflah nan akan terpancar keluar dari dalam jiwanya. Tentunya siapa pun niscaya akan lebih memilih orang nan memiliki aura positif daripada negatif.



Terus Menerus Memperbaiki Diri

Intinya, bila kita menginginkan pasangan hayati nan baik nan sinkron dengan keinginan kita, maka hal krusial dan sederhana nan harus kita lakukan ialah berkaca dan berkaca serta monoton memperbaiki diri sendiri. Tak ada artinya kita menuntut orang lain berbuat sesuatu, bila kita sendiri juga tak berbuat. Hal tersebut akan sia-sia.

Berikut ini beberapa tips pemugaran diri agar jodoh terbaik menghampiri kita:

1. Lakukan muhasabah kepada diri sendiri

Perbaikan diri memang sangat sulit buat dimulai apabila kita belum lapang dalam menilai diri kita sendiri. Intropeksi kepada semua nan telah kita lakukan di masa lampau hingga kini. Bercerminlah pada anggaran agama, apakah nan kita lakukan sudah sahih atau kurang optimal dalam menjalankan perintah Tuhan. Manusia ialah loka kesalahan dan kelalaian, jadi bila belum mengaku sebagai insan nan berdosa dan lemah. Maka ada sesuatu nan salah pada diri kita saat ini.

Hasil muhasabah kepada diri sendiri ialah kita mengetahui loka atau posisi dalam pandangan agama dan sosial. Sehingga bisa menjadikan kita terus menerus memperbaiki diri, hingga tercapai kondisi nan dapatmenentramkan hati dan pikiran. Ya, seseorang nan banyak dosa dan kesalahan akan selalu diliputi kegelisahan dalam hati dan pikirannya. Oleh sebab itu kepribadian seseorang bisa dinilai dari raut mukanya ketika kita jumpa pertama kali. Seseorang nan sering cemberut dan muram itu menandakan dirinya berada dalam kondisi nan tak mengenakkan hati dan pikiran. Artinya dia seseorang nan bermasalah.

Berbeda halnya dengan seorang nan tampak selalu tenang dan murah senyum. Maka itu penampakan dari hati nan tenang dan pikiran nan bersih. Wajar bila kita belum melakukan pemugaran diri maka banyak orang di sekitar kita acuh dan menjauh dari kita. Atau setidaknya mereka tak menganggap kita sebagai bagian dari hayati mereka. Kenaoa? Karena setiap orang punya kesamaan menghindari orang nan bermasalah! Nila kita sebagai perempuan, maka banyak pria baik nan tak terlalu menyukai keberadaan kita di dekatnya sehingga mereka enggan berkenalan atau akrab dengan kita.

2. Mendekatkan diri kepada pencipta

Seseorang nan dekat dengan Tuhan niscaya akan disayangi oleh manusia sekitarnya. Seorang nan taat beragama dibutuhkan di mana pun dia berada. Karena seseorang nan taat beragama akan berteman dengan baik dengan orang-orang nan ditemuinya.

Mendekatkan diri pada Tuhan tak harus pamer kepada orang lain bahwa kita sering pergi ke rumah peribadatan. Justru bila kita sembunyi-sembunyi dan ikhlas akan menghasilkan pengaruh nan besar dalam perubahan diri. Seseorang nan biasa menjaga dirinya dengan anggaran agama akan mempunyai Norma buat menjaga tingkah laku dan lisannya.

Banyak di ajaran agama di dunia, kita diperintahkan buat berpuasa. Bahkan seluruh agama samawi menganjurkan pemeluknya buat berpuasa. Hikmah dari puasa ialah pelakunya bisa menahan diri dari hal-hal nan merusak puasanya. Bila kita seorang muslim, maka berpuasalah rutin pada hari senin dan kamis. Itu akan meningkatkan ketajaman hati dan Norma baik pada diri kita.

Sehingga nan keluar dari dirinya ialah pesona akhlak dan adab nan luhur. Laki-laki atau wanita nan baik akan tertarik kepada lain jenis bila dia ialah seseorang nan beradab, menjaga perbuatan dan lisannya ketika bertutur kata.



Memilih Pasangan Hayati Yang Ideal

Manusia tak ada nan sempurna! Itu nan sine qua non dalam benak seseorang nan sulit menemukan pasangan hidup. Dapat saja kita terlalu mematok baku pasangan ideal nan terlalu tinggi, bila dibandingkan dengan kuantitas kita sebagai insan. Misalnya kita inginkan ialah seseorang nan shalih sebagai pendamping hidup, tetapi kita tak pernah memperhatikan keshalihan diri kita sendiri.

Tips paling jitu buat mendapatkan pasangan hayati ialah doa. Ya, doa ialah senjata terbaik bagi orang beriman. Dengan doa nan kita panjatkan kepada Tuhan akan memberikan luar biasa kepada diri kita sendiri. Berdoa ialah bisa meningkatkan kemampuan komunikasi kita. Bila kita cermati para tokoh agama nan kata-kata mendalam dan didengarkan oleh ummatnya, mereka ialah orang-orang nan sering dan selalu berdoa. Sehingga kemampuan komunikasi dengan sesama terbangun dengan baik.

Berdoalah kepada Tuhan secara detail. Karena evaluasi Tuhan menurut apa nan diprasangkakan oleh hambanya.

Saran terakhir dari penulis ialah sering-seringlah beramal. Karena dengan amal nan baik seperti sedekah bisa menumbuhkan rasa solidaritas kepada sesama. Perhatian nan kita berikan kepada kaum fakir akan membukakan kelapangan dalam hati. Sehingga kita menjalani hayati dengan lebih tenang. Begitu pula dalam proses memilih pasangan hidup.