Kegiatan
Pemahaman Baru
Siapa nan tak mau menerima uang? Semua juga mau. PT. Chevron awalnya berpikir bahwa dengan memberi uang kepada masyarakat, maka masyarakat akan mampu menggunakan uang dengan baik. Ternyata setelah diamati dan diteliti, pemahaman ini selalu benar. Lalu pihak perusahaan berusaha memhami dengan lebih dalam apa nan menjadi hambatan dan permasalahannya. Hal ini dijalankan setelah melihat bahwa tak semua orang dapat menggunakan uang dengan baik.
Bahkan ditakutkan bahwa uang nan telah dikucurkan itu hanya dipakai oleh segelintir orang saja. Tidak sedikot orang nan berlagak bagaikan partikelir nan meminta uang kepada pihak perusahaan. Sebagai perusahaan perminyakan, di kepala banyak orang, inilah perusahaan nan cukup kaya. Tidak salah kalau mereka berusaha membuat proposal nan latif menawan agar mendapatkan dana dari donasi perusahaan tersebut.
Setelah sekian lama mengalami hal seperti itu, pimpinan perusahaan merasa bahwa mungkin ada cara lain nan lebih bijaksana dalam membantu masyarakat. Donasi itu akan dapat dirasakan oleh semua orang. Donasi mungkin tak berupa uang, melainkan merupa ketrampilan dan pengetahuan. Dengan memberikan donasi semacam ini, diharapkan malah rakyat akan semakin berdikari dan mereka dapat berdiri sejajar dengan orang-orang nan ada di luar perkampungan mereka. Mulailah didata apa saja nan dapat dilakukan di tempat-tempat di mana ada operasi perusahaan.
Chevron mempunyai sumber daya manusi ayang dapat diandalkan. Dengan kemampuan nan diatas rata-rata inilah mereka terus bergerak mencari data keunggulan apa nan akan dikembangkan disuatu tempat. Tidak semuanya pukul rata. Bahwa ada masyarakat nan bahagia dengan bercocok tanam, ada juga lingkungan masyarakat nan bahagia berternak. Perusahaan berusaha menjadi seperti nan terungkap dari kata-kata Ki Hajar Dewantara, ‘Tut wuri Handayani’.
Apalagi setelah adanya undang-undang tentang CSR atau kewajiban perusahaan buat menyisihkan keuntungannya bagi kepentingan masyarakat di sekitar loka operasi perusahaan. Inilah jug ayang memberikan semangat baru dan motivasi nan lebih hebat bagi para pengelola CRS buat menemukan satu langkah nan tepat dan berguna di suatu tempat. Jadi gerakannya tak asal jadi melainkan setelah adanya observasi dan analisis nan cukup akurat.
Latar Belakang
Pertama kali menerapkan program CSR ini, Chevron seolah-olah menjadi musuh nan harus membayar upeti kepada wilayah kerjanya. Chevron didemo oleh masyarakat sekitar. Perusahaan ini pun dituduh sebagai antek-antek kapitalis Amerika nan harus diusir. Isu bagi hasil nan tidak seimbang pun menjadi masalah besar. Ketakutan para pekerja kalau terjadi bentrok dengan sesama anak bangsa juga menjadi satu pemikiran nan harus dipecahkan. Tidak dapat membiarkan apa nan berkembang dimasyarakat menjadi satu pemahaman nan dianggap benar.
Namun setelah melalui negosiasi dan kompromi dengan diskusi-diskusi panjang, Chevron menggandeng beberapa forum kemasyarakatan seperti NGO PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) Bandung buat membantu menemukan cara terbaik membantu masyarakat sekitar wilayah kerjanya. Mereka mempelajari pola pikir masyarakat dan bagaimana pandangan mereka terhadap kehidupan mereka. Dari pengamatan didapatkan bagaimana berbicara dan berhubungan dengan masyarakat tersebut.
Selanjutnya menggunakan metode need analysis. Pihak perusahaan mengamati dan mengadakan obrolan terbuka kepada masyarakat buat mengetahui apa nan mereka butuhkan. Dari semua kebutuhan nan disebutkan, disusun nan paling krusial atau apa nan dapat dijadikan prioritas. Dengan adanya skala priopritas ini, perusahaan dapat mendatangkan orang nan memang pakar dibidang nan dibutuhkan. Dengan demikian, apa nan akan dijadikan program itu kemungkinan mencapai keberhasilan sangat besar. Kalau gagal merencanakan, artinya akan gagal mendapatkan keberhasilan.
Kegiatan
Melalui PUPUK, PT Chevron Panas bumi Indonesia membantu pelatihan nan dibutuhkan masyarakat. Pelatihan itu sendiri sudah diseleksi dan hanya nan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat saja nan dilaksanakan. Dari pelatihan tersebut diharapkan masyarakat akan semakin berilmu dan bisa mengembangkan diri mereka sendiri. Melek ilmu ini sebagai wahana dan alat mengembangkan bisnis dan perekonomian masyarakat sekitar wilayah kerja perusahaan.
Bila masyarakat mempunyai pandangan nan maju dan dapat menerima keterbukaan, artinya obrolan atau komunikasi nan lebih baik akan tercipta. Tidak ada lagi penggunaan kekerasan sehingga negosiasi dapat diadakan dengan kepala dingin. Pun diharapkan akan tumbuh para pengusaha baru dengan pemasaran produk nan luas dan tak hanya berada di satu pulau di Indonesia. Pelatihan nan telah diberikan, seperti, pelatihan pembuatan kaos, pelatihan pengembangan usaha di delapan desa di Garut, dan lain-lain.
Kalau masyarakat cukup sejahtera, maka mereka tak akan mengganggu kepentingan perusahaan. Selama ini mereka merasa tak berdaya sehingga maunya hanya minta dan tak berusaha mendapatkan apa nan diinginkan dengan cara kerja keras. Pandangan bahwa hayati ini tak ada nan perdeo malah dapat diartikan berbeda oleh masyarakat. Teknik berbicara dan bahasa nan digunakan haruslah bahasa lokal agar masyarakat tak merasa berbicara dengan orang lain melainkan dengan keluarganya sendiri.
Dengan diberi ketrampilan, masyarakat merasa harga dirinya naik. Mereka tahu kalau mereka dapat dan mereka tak mau menjadi benalu bagi siapapun termasuk perusahaan nan ada di wilayahnya. Mengubah pola pandang dan pola pikir ini sangat sulit. Dibutuhkan beberapa waktu sehingga masyarakat menyadari kalau dalam hayati ini menjadi diri sendiri itu dan menggali potensi diri akan dapat membuat hati menjadi lebih tenang.
Langkah Berani Perusahaan Perminyakan
Chevron memiliki beberapa wilayah kerja, termasuk loka eksplorasi utamanya nan ada di Riau. Di wilayah Riau ini, Chevron didemo oleh para mahasiswa dan dinilai tak memberikan kegunaan apa pun bagi rakyat Riau. Kini perusahaan minyak ini mempunyai anak perusahaan nan diberi nama PT Chevron Panas bumi Indonesia nan berfokus pada eksplorasi panas bumi. Dengan pendekatan nan baik, pihak perusahaan ini berusaha menerangkan apa nan mereka lakukan di wilayah Riau.
Eksplorasi geotermal nan dianggap sebagai bahan bakar terbarui bukanlah hal mudah. Investasi nan besar termasuk pembebasan huma dan pembukaan huma membutuhkan banyak modal. Belum lagi tuntutan masyarakat sekitar wilayah kerja. Chevron sebagai salah satu perusahaan pertambangan nan cukup besar berusaha merangkul komponen nan ada di lapangan sehingga bisnis nan mereka jalankan tak hanya bermanfaat bagi perusahaan semata, namun juga bagi masyarakat sekitarnya.
Walaupun investasi cukup besar, perusahaan satu ini sangat tahu bahwa Indonesia mempunyai cadangan geothermal nan terbesar di dunia. Jadi proyek ini tetap harus berjalan. Komunikasi dengan masyarakat tetap dilakukan oleh perusahaan. Komunikasi ini dipandang sangat krusial buat menjaga perasaan semua pihak. Chevron tidak ingin berkonflik dengan siapa pun. Pengalaman di Riau benar-benar dijadikan pelajaran nan sangat berharga bagi perusahaan itu. Kalau ada nan keberatan, artinya niscaya ada aktivitas nan tertunda.
Tentu tak ada nan mau merugi. Kalau dalam satu hari saja perusahaan tak beroperasi, artinya perusahaan akan merugi cukup besar. Demi menghindari kerugian nan lebih besar, perusahaan memaksimalkan kemampuan bernegosiasi nan dimiliki oleh para jajaran humasnya. Dengan niat nan baik mereka masuk ke dalam masyarakat dan berdiskusi serta mencari akar masalah dan menemukan cara nan terbaik nan tak merugikan siapapun.
Oleh sebab itulah, kegiatan CSR tidak hanya menyangkut ekonomi pedesaan, tapi juga lingkungan dan perlindungan alam. Hal ini menunjukkan bahwa Chevron bertanggungjawab terhadap wilayah kerjanya. Di wilayah dengan kondisi hutan nan masih baik, ada penangkaran burung elang. Perlu diketahui bahwa kalau di suatu tempat, keberadaan burung elang ini masih banyak, artinya lingkungan sekitarnya masih terjaga keasriannya.
Oleh sebab itulah, keberadaan burung nan menginspirasii bapak bangsa buat dijadikan sebagai lambang negara ini, sangat diperhatikan. Perlindungan buat air tanah juga dilakukan. Masyarakat diajak buat menjaga lingkungan hutan agar hutan terus memberikan kegunaan kepada manusia. Dengan adanya program nan bagus dan terpadu ini, perusahaan dapat mengeksplorasi sumber daya alam dengan tenang.