6. Melakukan edit Monitor

6. Melakukan edit Monitor

Peran kerja editor dalam penerbitan sangatlah penting, sebab dialah nan berjasa melahirkan naskah menjadi buku nan berkwalitas dan layak dibaca. Kerja editor lebih banyak berkutat di belakang layar, posisi editor ibarat seorang bidan nan membantu persalinan bayi. Bidan mengurus segala sesuatu dan memastikan bahwa prosesnya harus berjalan dengan mulus dan hasilnya pun harus bagus dan bermanfaat.

Buku nan baik selamanya tidak melulu dari hasil kerja penulis, sosok editor sangat berperan besar terhadap penciptaan kwalitas tulisan dan tema nan ditawarkan. Editor berfungsi sebagai penasehat penulis, pemeriksa, penyelaras tulisan hingga memilih judul nan menggugah minat pembaca.

Ketika seseorang mendapatkan panggilan kerja menjadi editor buku, sebaiknya orang tersebut sudah sedikit mengetahui lingkup kerja dan tanggung jawab nan harus dilakukan oleh editor buku. Ya, mereka harus mencari berbagai informasi dari sumber mana pun tentang pekerjaan nan kelak dilakoninya itu.

Lingkup kerja dan tanggung jawab pekerjaan seorang editor buku memang tidaklah seluas dan sebanyak nan dimiliki seorang gubernur, namun tetap saja orang nan melakukannya itu harus memiliki minimal sedikit citra berkaitan dengan apa nan akan dilakukannya agar tak terlalu " blah-bloh " saat memulai pekerjaan di hari pertama nanti.



Kewajiban Kerja Seorang Editor Buku

Sebuah buku akan terkesan menarik dan sentuhan kemampuan nan dimiliki oleh sang editor. Kemampun nan dimaksud di sini buka hanya memperbaiki kesalahan penulisan dalam naskah. Tetapi lebih kepada kemampuan buat memberikan cita rasa tinggi pada naskah garapannya. Cita rasa tinggi ini berupa pilihan kata nan tepat, pemilihan gambar nan sesuai, dan kemampuan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat atau paragraf nan mudah dicerna.

Jika diruntut, kewajiban seorang editor buku baik buku generik atau pun buku pelajaran ini terdiri atas beberapa termin penting. Apa saja tahapan krusial pekerjaan seorang editor buku itu, berikut ialah uraiannya.



Editor Buku Pelajaran

1. Menerima naskah mentah

Seorang editor akan mendapatkan atau menerima naskah mentah nan telah masuk dan diterima penerbit.



2. Menyesuaikan isi naskah buku dengan kurikulum.

Seorang editor buku pelajaran diwajibkan mengecek kesesuaian isi naskah dengan kurikulum nan tengah dipakai saat buku ini dibuat. Jika ada nan tak sinkron maka editor berhak meminta tambahan materi pada penulis, namu biasanya harus menambahkan sendiri materi nan kurang tersebut.



3. Melakukan pemetaan kurikulum

Seorang editor buku pelajaran dituntut buat melakukan pemetaan kurikulum dan membaginya ke dalam tiga caturwulan atau ke dalam 2 semester tergantung sistem nan tengah dipakai saat buku itu dibuat.



4. Melakukan edit termin pertama

Edit 1 ialah edit termin pertama nan harus dilakukan editor. Termin ini biasanya hanya mengedit kesalahan penulisan, kesalahan kalimat, serta pemugaran atas kalimat atau paragraf nan terkesan rancu.



5. Melakukan edit termin kedua.

Edit 2 ialah proses mengedit naskah nan telah mengalami proses layout. Biasanya pada tahapan ini, proses editan lebih kepada mengganti gambar nan kurang sinkron dan memeriksa ulang naskah hasil edit 1.



6. Melakukan edit Monitor

Tahapan ini ialah proses edit terakhir sebelum sebuah buku dibuat bentuk dummy-nya.



Tugas Editor non teknis

Di atas telah dijabarkan tugas-tugas teknikal seorang editor, padahal editor sejati tugasnya tidak berhenti pada job diskripsi seperti nan diatas, masih banyak lagi pekerjaan non teknis nan harus dikuasai oleh editor. Karena editor ialah tulang punggung penerbitan. Editor tidak harus pasif berkutat pada job diskripsi nan telah disebut tadi. Berikut ini merupakan job diskripsi non teknis nan harus dijalankan oleh editor agar penerbitannya tetap eksis.



1. Membangun komunikasi dengan penulis

Salah satu tugas seorang editor tidak berhenti pada penyuntingan saja. Membangun komunikasi dengan penulis - penulis potensial wajib dilakukan. Editor sejati harus pandai memotivasi penulis agar giat menulis karya nan bagus.

Bentuk komunikasi dapat diskusi santai di luar redaksi, kirim-kirim email. Jadi seorang editor harus proaktif mendekati penulis, sebab sejatinya penulis merupakan sumber penggerak bisnis penerbitan, bayangkan kalau tidak ada penulis nan mau setor naskah pada penerbitan, bakalan sang pemiliki penerbitan bakalan pusing. Selain itu juga mendorong minat pelajar atau mahasiswa agar mau menulis buku aliran fiksi atau pun non fiksi. Intinya semakin banyak naskah nan masuk berarti stock naskah semakin banyak.

Sosok editor sejati harus pandai mengajari penulis pemula bagaimana caranya menulis buku nan baik agar tulisannya enak dibaca, dan temannya pun laku dipasaran. Naskah nan baik ialah nan sinkron dengan keinginan penerbit, pasar tanpa menyusutkan idiealisme penulisnya juga.



2. Mencari rekanan sebanyak mungkin

Selain membangun komunikasi dengan penulis, editor juga memiliki sifat nan mudah berkawan dengan semua kalangan, editor mewakili penerbit guna mencari rekanan sebanyak mungkin, misalnya berhubungan dengan pengusaha percetakan, distributor, akademisi, birokrasi maupun publik figure. Semua ini demi misi penerbitan nan harus menggandeng semua kalangan buat kepentingan bisnis penerbitan. Misalnya dengan memiliki banyak rekanan pengusaha percetakan, editor dapat memilih mana percetakan nan paling baik dari segi kwalitas printing, dan harganya.

Demikian juga kegunaan membina interaksi bisnis dengan pihak distributor nan memiliki kepentingan nan sama dengan penerbitan. Editor sebagai wakil penerbitan harus mampu bernegoisasi dengan distributor mengenai tema, potongan potongan harga dan mapping pemasaran buku. Terkadang pihak distributor mengundang editor-editor dari penerbit buat berdiskusi membahas dinamika buku dan trend tema nan sedang berlangsung di pasaran.



3. Selalu mempelajari trend nan berkembang.

Tugas berikutnya nan tidak kalah krusial ialah memantau konvoi trend tema buku nan sedang berkembang di pasar. Jangan malas menyambai toko-toko buku besar hanya buat melihat-lihat buku nan lagi dipajang. Ketika memantau konvoi trend buku, ada point-point nan wajib diperhatikan, point itu antara lain : tema, genre, desain cover, judul dan ukuran buku.

Keempat point itu nan dipakai sebagai pertimbangan editor dalam menerbitkan buku. Misalnya sekarang tema nan sedang digandrungi pembaca ialah novel Korea, dengan cover buku nan lebih ngepop. Nah jika Anda ingin mengikuti trend tersebut, Anda harus dapat mencari naskah nan sejenis, kemudian mengarahkan desain cover mengikuti trend sampul buku sekarang.

Update trend harus terus dilakukan, jadi setiap akhir bulan Anda memantau perkembangan trend buku, tema mana nan sedang best seller. Editor juga belajar memprediksi tema apa saja nan sekiranya akan menjadi trend di masa mendatang.



4. Mengasah kejelian

Keahlian nan satu ini harus diasah sedari awal. Keahlian apa itu? Ya editor nan baik mampu menilai naskah-naskah nan masuk meja redaksi. Editor harus jeli memilih naskah mana nan sekiranya dapat menjual ketika diterbitkan. Jadi dibutuhkan naluri dan ketelitian nan tinggi dalam memeriksa naskah nan masuk.

Untuk mencapai level skill seperti ini, dituntut suka membaca buku, jangan pernah bosan membaca, baik naskah nan jelek maupun naskah nan sempurna. Sebab itu cara itu merupakan jalan satu-satunya. Setelah naskah selesai dipriksa dan dikritisi baru direkomendasikan pada sidang redaksi.



5. Membangun interaksi dengan internal redaksi

Tugas berikutnya ialah membangun interaksi komunikasi internal dengan teman kerjanya, misalnya proofreader, desain cover, layouter dan redaktur sebagai atasannya. Sebisa mungkin komunikasi di internal redaksi harus solid dan kompak. Prosedur kerja di penerbitan sangatlah komplek, satu devisi dengan devisi nan lain saling ketergantungan. Prosedur ini dihubungan oleh sebuah sistem komunikasi nan menjadi baku operasionalnya. Setiap ada permasalahan nan timbul harus segera dikomunikasikan agar tidak menimbulkan hasil nan tidak diinginkan. Bayangkan jika sebuah team redaksi komunikasinya jelek niscaya hasil kerjanya juga tidak memuaskan, alih-alih menerbitkan buku nan baik, bisa-bisa terjadi salah cetak dan dikomplain oleh pembaca.

Demikianlah sekilas tentang job diskripsi / tugas-tugas editor pada sebuah penerbitan. Beban kerja nan cukup berat dalam proses menerbitkan sebuah buku nan berkwalitas.