Budaya Malu Bila Tak Paham Tugas MPR
Akhir-akhir ini iklim demokrasi di Indonesia semakin terbuka. Semua warganya nan memiliki hak memilih dan hak dipilih bisa berpartisipasi penuh. Kepemimpinan birokrasi Indonesia pun kini beralih ke tangan-tangan sipil. Tak lagi berhenti di tangan-tangan militer. Keadaan ini juga memacu banyak orang buat menjadi anggota MPR. Ada nan menginginkan hal tersebut didorong oleh motivasi ingin membangun negeri. Tidak sedikit juga nan mempunyai motivasi menajdi anggota MPR sebab uang semata sehingga tugas MPR pun tidak dipahami dengan baik.
Mengapa Harus Tahu Tugas MPR?
Setiap warga negara Indonesia sebenarnya patut memahami tugas MPR. Hal ini agar mengetahui apa-apa saja nan seharusnya dilakukan oleh para anggota MPR dan hal-hal apa saja nan tak sepatutnya atau tak perlu dilakukan oleh para anggota MPR. Bila buta sama sekali dengan hal-hal nan berkaitan dengan politik dan kekuasaan terutama tugas MPR, bagaimana dapat menjadi pengawas atau pun mengetahui apakah anggota MPR itu telah malakukan tugas mereka dengan baik atau tidak.
Bila saja semua masyarakat Indonesia tak bersikap apatis atau pun tak bersikap masak bodoh dengan semua urusan MPR dan anggota MPR sebab telah merasa muak dengan warta miring nan menyangkut para politisi-politisi korup tersebut, maka bangsa ini akan memiliki arus supervisi dan penilaian nan sangat luas nan dilakukan oleh masyarakat. Bila hal ini berlangsung dengan baik, tak menutup kemungkinan bahwa keadaan perpolitikan Indonesia akan semakin sehat dan jauh dari jurang-jurang nan tercipta sebab korupsi dan berbagai kecurangan lainnya.
Pengawasan dan penilaian memang harus dilakukan agar para anggota MPR itu sadar bahwa mereka sesungguhnya bekerja buat rakyat dan tak boleh hanya mementingkan urusan pribadi dan segelintir golongan nan dekat dengan mereka saja. Tetapi kalau masyarakat bersikap tidak peduli, maka siapa nan akan memberikan saran dan masukan serta kritikan kepada para anggota MPR tersebut? Bagaimana kalau mereka malah melanggar tugas MPR nan harusnya mereka jalankan dengan baik? Salah siapa? Tidak dapat juga hanya menyalahkan para pelaku dan oknum saja. Sebagai warga negara nan baik, mengingatkan satu tugas kepada para pejabat negara ialah salah satu hal nan sangat baik buat dilakukan. Terkadang orang nan berada di garis kekuasaan itu lupa dan terlalu terlena dengan semua fasilitas nan membuat hati sedikit demi sedikit tertutup.
Dampak Terbukanya Kran Politik Terhadap Pemahaman Tugas MPR
Dampak dibukanya kran bagi siapa saja boleh mencalonkan diri menjadi anggota dewan, cukup mencengangkan. Tentu hal tersebut memiliki akibat nan baik bagi kemajuan bangsa. Namun di sisi lain juga memiliki akibat jelek jika tak direspon dengan sikap dewasa. Misalnya saja, jika serta merta para warga nan memiliki hak dipilih mencalonkan diri buat menjadi anggota legislatif baik daerah maupun pusat. Hanya bermodal semangat mendapatkan impian gaji nan besar, tanpa dibarengi kemampuan diri nan mumpuni. Hasilnya, bangsa Indonesia justru akan berhadapan dengan masalah pengelolaan negara nan tak profesional.
Selain itu, arah demokrasi Indonesia belakangan ini juga merubah posisi lembaga-lembaga tinggi Negara. Salah satunya MPR, nan tugasnya saat ini mengalami perubahan dengan tugas sebelum Reformasi bergulir. Oleh karenanya, melalui tulisan ini mari kita bersama-sama memahami tugas MPR, nan dahulu sebelum Reformasi merupakan Forum Tertinggi Negara, namun kini sebagai salah satu Forum Tinggi Negara. Agar jika Anda terpilih sebagai anggota DPR atau DPD, nan kemudian juga menjadi anggota MPR, dapat memahami betul tugas MPR dan menjalankan dengan sebaik-baiknya amanah rakyat buat kesejahteraan bersama.
Memang tak mudah buat langsung paham dan mengerti tugas MPR nan cukup banyak itu. Tetapi, belajar dengan hati nan sangat tulus, tentunya akan memberikan lompatan simpul otak nan luar biasa. Berdiskusi dengan nan elbih pakar dan lebih mengetahui permasalahan nan berakiatan dengan MPR juga ialah salah satu upaya nan harus dilakukan. Belajar dari siapa pun dan dari mana pun. Tak boleh ada rasa malu dan risih buat belajar terus-menerus.
Kalau belum menjadi anggota MPR saja telah malas belajar, bagaimana nanti ketika sudah sangat sibuk menjalankan tugas sebagai anggota MPR? Sine qua non waktu spesifik nan disediakan buat belajar dan membaca semua detail nan menyangkut forum MPR tersebut. Bila perlu, lihatlah beberapa data dan video nan menunjukkan bagaimana cara anggota-anggota MPR terdahulu menjalankan tugas, baik ketika di ruang sidang maupun ketika menghadapi permasalahan pelik nan menyangkut perubahan undang-undang.
Belajar juga tentang filsafat dan memahami makna satu kata. Pembuatan undang-undang bukanlah masalah sepele. Satu kata dapat berarti banyak ketika ditempatkan pada kalimat dengan tanda baca nan berbeda. Pelajari bahasa Indonesia nan baik dan sahih agar tak teledor dan sulit mengerti kosa kata dan kalimat baku. Salah dalam pembuatan satu kalimat, dapat membuat undang-undang nan telah diubah itu harus direvisi. Hal ini tentunya bukan sesuatu nan harus dibanggakan. Negara membayar sangat mahal biaya setiap sidang dan juga membayar sangat tinggi kepada semua anggota MPR tersebut.
Butir-butir Tugas MPR
Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) ialah gabungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dengan tugas-tugasnya serta kewenangannya sebagai berikut:
- Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan generik secara langsung oleh rakyat.
- Berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
- Dapat memutuskan pemberhentian Presiden/Wakil Presiden pada masa jabatannya berlangsung, sinkron dengan usul DPR nan berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi.
- Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden meninggal, berhenti, diberhentikan, atau tak bisa melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.
- Memilih Wakil Presiden dari dua calon nan diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.
- Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya.
Itulah tugas MPR nan perlu kita pahami sebelum kita terjun menjadi anggota MPR. Perlu dipahami juga, saat ini MPR hanya melantik Presiden dan Wakil Presiden, sebab setelah Sidang MPR 2003, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat Indonesia.
Jika Anda memang berminat menjadi legislator sebagai anggota MPR, maka pahamilah betul-betul tugas tersebut. Agar selama 5 tahun masa keanggotaan Anda di MPR, Anda dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sinkron amanah rakyat nan telah memilih Anda.
Jangan sampai Anda hanya menjadi anggota MPR tanpa pernah tahu apa saja tugas-tugasnya. Lebih-lebih jika Anda pun sporadis menghadiri sidang-sidangnya. Padahal Anda dipilih mewakili rakyat Indonesia, buat bisa berkontribusi bagi kebaikan dan kesejahteraan mereka. Apakah Anda tega mengabaikan amanah mereka? Sementara Anda menikmati betul segala fasilitas keanggotaan di MPR.
Budaya Malu Bila Tak Paham Tugas MPR
Budaya malu harusnya dapat menjadi satu budaya nan inheren erat di hati setiap politisi Indonesia. Budaya malu ini bukan saja akan membuat mereka sadar bahwa menajdi anggota MPR bukanlah satu hal nan biasa. Menjadi anggota MPR itu ialah satu kehormatan nan harus dijalankan dnegan penuh tanggung jawab penuh. Segenap jiwa dan raga harus dicurahkan demi mampu menjadi wakil rakyat.
Amanat nan disandang sangatlah berat. Tanggung jawab itu akan dibawa wafat dan dipertanggungjawabkan di akhirat. Hanya anggota MPR nan tidak peduli dan tidak sadar bahwa hdiup ini bukan hanya di global saja, nan akan dengan seenaknya berbuat menyakiti rakyat dan menodai kepercayaan nan telah diberikan oelh para pemilih mereka. Rakyat pun jangan sampai diam saja. Pahami sekali lagi, pahamilah kondisi perpolitikan tanah air ini agar dapat memberikan eveluasi dengan akurat terhadap kinerja setiap anggota dewan.
Mari, jadilah anggota MPR nan profesional nan tahu tugas MPR dengan baik dan sahih agar amanat sila keempat dari Pancasila dapat kita realisasikan dengan sebenar-benarnya. Dan songsonglah Indonesia masa depan nan lebih baik.