Majalah Film Cetak dan Digital
Para pecinta film tentu butuh informasi terbaru soal perkembangan dan update film terbaru. Cara paling mudah memang browsing lewat internet. Tapi banyak juga nan memilih metode lain nan lebih praktis dan fleksibel, yaitu dengan membeli majalah film .
Para pecinta film lebih memilih membeli majalah film sebab selain dapat dibaca dimana-mana, majalah film juga dilengkapi foto berwarna dari film nan sedang dibahas. Mereka tak membutuhkan laptop, modem, atau koneksi internet seperti nan biasa dilakukan para netter pecinta film lainnya. Dan di Indonesia, ada 2 majalah nan sering sekali dijadikan acum para pecinta film dan sudah berskala nasional. Majalah itu ialah Cinemags dan Movie Monthly
Pelopor Majalah Film Indonesia
Majalah Cinemags ialah majalah nan dapat disebut sebagai pionir film magazine nan populer di Indonesia. Sebelumnya memang sempat beredar majalah film serupa, tapi tak ada nan bertahan lama. Apalagi rata-rata juga gulung tikar pasca krisis moneter 1998 lalu. Cinemags terbit pertama kali sekitar tahun 2001 dan sempat mendapat penghargaan sebagai majalah film terbaik di Asia Tenggara.
Sampai sekarang, Cinemags sudah memasuki edisi nan ke-100. Di akhir tahun 2003 sampai tahun 2005, majalah ini mengalami puncak kejayaan sebab saat itulah perfilman Indonesia juga mulai marak. Majalah ini juga terkenal dengan layout dan desainnya nan cukup bagus. Majalah ini juga sering memberikan insentif ataupun merchandise nan digemari pecinta film seperti poster berukuran super, pin, stiker, gantungan kunci, dan beberapa artwork dari film kolosal Hollywood.
Cinemags juga dinilai sebagai majalah film paling berhasil sebab pengiklannya cukup banyak. Saking “kaya”nya, mereka juga sering menyelipkan insentif CD ataupun DVD berisi preview film-film terbaru. Apalagi kalau film itu dinilai berpotensi besar masuk box-office.
Kuatnya Pesaing Cinemags
Sejak tahun 2005, Cinemags sudah memiliki pesaing sebagai majalah film favorit. Majalah itu bernama Movie Monthly atau M2. Meski muncul belakangan, isi Movie Monthly lebih variatif dan mereka berani menulis kritik film secara independen, tak asal comot dari artikel luar negeri. Pembaca jadi lebih tahu mana film nan kira-kira berkualitas, mana nan tidak.
M2 juga dinilai sangat obyektif dalam menilai film Indonesia. Meski film itu menjadi iklan di salah satu majalahnya, M2 tak ragu-ragu memberi rating jelek pada film itu kalau film itu benar-benar jelek. Para penulis di M2 benar-benar dapat menulis dan tulisan mereka enak dibaca. Tidak seperti Cinemags nan lebih banyak menerjemahkan artikel film berbahasa asing begitu saja. Ini membuatnya lebih akrab dan lebih diterima pembacanya.
Tapi sayang, M2 memasang harga lebih mahal dari Cinemags. Mungkin sebab faktor pengiklan juga. Tapi secara umum, kedua majalah ini masih menjadi dua acum teratas dari pecinta film Indonesia.
Majalah Film Cetak dan Digital
Apabila Anda seorang nan kehidupan hariannya selalu penuh aktivitas dan ingin rehat sejenak dari kesibukan sehari-hari. Mungkin menonton film dapat menjadi salah satu solusi. Apalagi dengan semakin menjamurnya jaringan bioskop 21 di berbagai kota di Indonesia.
Mungkin sebelum memutuskan akan menonton film apa. Anda akan membeli sebuah majalah film terlebih dahulu. Karena biasanya majalah film memuat review tentang film-film nan sedang edar di bioskop-bioskop.
Meski majalah film bukan hanya memuat review saja tentunya. Ada juga majemuk tulisan dan artikel. Seperti artikel tentang film-film terbaru baik lokal mau pun produksi mancanegara seperti Hollywood mau pun Bollywood. Baik film nan sudah edar di bioskop-bioskop mau pun nan akan datang.
Majalah film memiliki banyak manfaat bagi para pecinta film. Majalah film walau pada umumnya berisikan info tentang film-film layar lebar namun juga tetap mengupas tentang film serial televisi.
Walau sebenarnya buat film-film nan diputar di televisi seperti drama seri atau FTV dan sinetron lebih banyak dikupas di tabloid atau koran dengan segmentasi buat kalangan eksklusif seperti ibu-ibu rumah tangga.
Majalah Film di Indonesia
Majalah film pertama dahulu bernama Majalah Film nan diterbitkan oleh Yayasan Pengembangan Media Audio Visual.Mungkin sebab memang majalah ini merupakan leader di dalam penerbitan majalah tentang Film makanya bernama Majalah Film. Isinya ialah tentang segala hal nan berhubungan dengan global film.
Seperti info tentang para seniman pemeran di dalam suatu film, tentang film-film produksi baru nan akan ditayangkan, resensi film, dan kisah-kisah seputar industri perfilman.Dilengkapi juga dengan TTS, Film Klab dan Bintang Menjawab.
Film nan ditulis di majalah ini tidak hanya seputar film Indonesia tetapi film asing juga diulas di sini.Hanya sayang kelihatannya Majalah Film sekarang sudah tidak kelihatan lagi beredar di pasaran.
Sekarang ini di Indonesia ada beberapa majalah film nan dikenal oleh para penggemar dan pengamat film. Seperti First, Onscreen, Cinemags, Movie Monthly, Movieland.
Isinya pada umumnya ialah tentang review film, info film terbaru, sinopsis film-film, kisah tentang para pemainnya dan siapa mereka sesungguhnya. Juga ada informasi tentang behind the scene suatu produk, film, dan juga mengungkap tentang para penggiat di belakang layar seperti sutradara, penulis skenario, dll. Film-film nan dibahas juga meliputi film Indonesia dan film-film dari luar negeri seperti asia dan amerika.
Majalah film ini hampir sering juga dilengkapi dengan tambahan berupa kuis, dan TTS, atau bahkan hadiah kecil berupa insentif stiker. Majalah-majalah film ini setiap terbit kadang dapat menjadi ajang diskusi para pecinta film di beberapa situs atau blog.
Karena mereka juga membahas isi artikel nan ditulis di dalam majalah-majalah film tersebut. Tentang mutu artikel tersebut dan relevansinya dengan topik nan sedang dibahas.Apabila tulisan di dalam majalah film tersebut bagus dan objektif, mereka akan lebih menghargainya daripada artikel nan hanya asal tulis tanpa dilengkapi data dan fakta nan lengkap.
Para pecinta majalah film akan terus membeli majalah film nan mereka suka meski artikel di dalamnya mengkritik atau mensupport film tertentu. Yang paling primer bagi mereka ialah obyektifitas artikel tersebut.
Majalah Film Digital
Pada akhir Juli 2009, terbetik kabar tentang diluncurkannya sebuah majalah film nan terbit bulanan bernama Flick. Beda majalah film ini dari majalah film pendahulunya ialah sebab majalah film bernama Flick ini berbentuk digital interaktif.
Majalah film Flick juga mengulas film Indonesia dan film asing. Tujuan majalah Flick ini digagas oleh para pendirinya ialah buat menyebarkan semua informasi nan berguna bagi para pecinta film di Indonesia.
Majalah ini merupakan sebuah media interaktif, yaitu berupa arsip digital nan dapat dioperasikan dengan menggunakan komputer. Dan kabar baiknya lagi ialah Flick magazine dapat diunduh lewat websitenya secara gratis.
Para pecinta film sekarang punya lebih banyak pilihan. Apakah akan membaca majalah film edisi cetak atau duduk di depan layar komputer membaca majalah film digital. Keputusan ada di tangan Anda.
Selamat membaca!