Membangun Kreativitas Dalam Berbisnis

Membangun Kreativitas Dalam Berbisnis

Salah satu masalah nan dari dulu belum dapat diatasi secara tuntas ialah masalah pengangguran. Banyaknya calon tenaga kerja tak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Selama ini seperti itulah nan kita yakini. Penyebab pengangguran ialah sebab jumlah tenaga kerja dan lapangan pekerjaan tak seimbang.

Benarkah? Mari kita kaji bersama-sama.

Manusia memiliki akal dan pikiran. Itulah nan menyebabkan manusia memiliki strata nan lebih tinggi dan paling paripurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.

Dengan akal dan pikiran tersebut, manusia dapat menciptakan sesuatu nan berguna buat diri sendiri dan orang lain. Manusia bukanlah robot nan dapat diperintah dan diprogram sekehendak hati. Pada dasarnya, manusia itu kreatif!

Namun, kesalahan fatal telah terjadi. Universitas-universitas banyak nan menghasilkan mahasiswa "robot" nan hanya menghafal dan mengejar nilai bagus. Kreativitas tidak terasah. Talenta terpendam nan bila digali dapat bermanfaat, juga semakin tenggelam.

Mereka berubah bentuk menjadi robot masa depan. Kuliah, mencatat, mengikuti ujian buat nilai A, dan bekerja. Begitulah!! Hampir semuanya menerapkan pola tersebut. Mereka sudah merasa puas dengan mendapatkan nilai bagus dari universitas terkemuka. Pekerjaan bagus pun dapat mereka dapatkan dengan cepat.

Bagaimana bila suatu saat perusahaan loka mereka bekerja collapse ? Bagaimana pula bila mereka tidak juga mendapatkan pekerjaan? Bagaimana nan terjadi selanjutnya?

Pendidikan formal nan ada di berbagai forum pendidikan partikelir maupun negeri tak bisa menjamin lulusannya menjadi orang nan sukses. Namun bila dikatakan menghasilkan orang nan pintar dan patuh pada aturan, ini dapat disematkan kepada lulusan dari forum pendidikan ini. Kenapa? Karena di dalam pelajaran dan kuliah, para siswa dan mahasiswa dilatih buat menjadi seseorang nan menjalankan tugas saja seperti halnya mesin/robot.

Nilai 100 atau A ialah menunjukkan bahwa mahasiswa telah baik dalam mengerjakan soal nan sudah diberikan contohnya oleh sang dosen. Ini menandakan seorang mahasiswa dilatih buat mengerjakan soal nan telah ditunjukkan cara pengerjaannya sebelum ujian. Karakter belajar seperti ini menumbuhkan jati diri lulusan bekerja sinkron apa nan diperintahkan kepadanya. Artinya lulusan berbagai forum pendidikan ialah mereka siap buat jadi pekerja, bukan sebagai pengusaha nan memberikan perintah.

Betapa banyak sarjana anak bangsa nan justru bekerja kepada perusahaan asing di Indonesia. Sarjana hasil didikan sendiri tetapi dimanfaatkan oleh orang asing. Sunggu ironis, apalagi perusahaan tersebut bergerak di bidang sektor SDA nan menyerap kekayaan tanah air kita. Sikap nan sama juga ditujukkan oleh pemerintah nan lebih bahagia memberikan proyek pengerjaan suatu tambang atau hutan kepada pihak luar daripada dikelola sendiri.

Nampaknya Indonesia memerlukan banyak pengusaha dibandingkan jumlah sarjana nan menumpuk tiap tahunnya.



Kreativitas Mengalahkan Kecerdasan

Kebanyakan dari mereka menyalahkan keadaan! Seperti nan telah disebutkan di awal. Mereka berdalih lapangan pekerjaan nan tersedia tidak cukup memuat begitu banyak calon tenaga kerja nan bermunculan setiap waktu.

Padahal, kesalahan terletak pada diri mereka sendiri. Mengapa tak kreatif? Mengapa mereka hanya menyalahkan dan tak berusaha buat mencari solusi?

Seperti nan telah dikatakan di atas, bahwa manusia memiliki akal dan pikiran nan dapat dipergunakan buat berpikir. Pengangguran dapat diatasi bila mereka mau kreatif dan mau berpikir! Tak ada gunanya menyalahkan keadaan sebab hal tersebut hanya akan mempersulit diri sendiri.

Kreativitas, itulah kuncinya. Ternyata, pintar saja tidak cukup!! Nilai bagus dari lulusan universitas terkemuka takkan dapat membuat kita survive di tengah ketatnya persaingan, bila kita tak memiliki kreativitas!

Sayangnya, universitas nan ada selama ini kebanyakan kurang mengeksplorasi kreativitas mahasiswanya. Saat mereka terjun ke kehidupan nan sebenarnya, sedikit saja ada masalah, mereka menjadi mudah menyerah!



Pintar Saja Tak Cukup

Begitu banyak orang cerdas lulusan universitas terkemuka. Namun, nyatanya mereka tidak cukup memiliki mental nan andal ketika kondisi nan tak diinginkan terjadi pada mereka. Sungguh ironi.

Pengangguran dapat diberantas bila semua mahasiswa memiliki taraf kreativitas nan tinggi. Ketika mereka berpikiran terbuka! Ketika mereka berpikir bahwa buat mendapatkan uang tidak hanya dengan jalan menjadi pegawai saja melainkan ada banyak jalan!

Ya, jalan seseorang buat mendapatkan rizki dari Allah bisa melalui berbagai jalan. Tidak hanya melalui jalan sebagai pegawai atau buruh. Terdapat profesi nan mendatangkan uang dengan melimpah, sebut saja pedagang, peternak, petani, atau bentuk wirausaha nan lain. Dengan membangun bisnis maka kita telah melampaui level pekerja, pendapat ini mengutip pernyataan Robert T Kiyosaki tentang quadran cashflow .

Sebagian besar masyarakat kita menganggap bahwa menjadi pekerja bisa mendatangkan keamanan pada segi finansial. Asumsi ini tak seratus persen salah. Namun bila ditelusuri lebih jauh tak ada profesi nan tak mengandung resiko. Menjadi pegawai mengandung resiko dipecat atau tutupnya perusahaan nan memperkerjakannya. Begitu pula dengan berbisnis mengandung resiko gagal.

Tetapi kita tentu tak ingin menjadi pegawai seumur hidup. Jiwa kita menuntut buat menjadi seorang nan berhasil dengan berbisnis. Namun terkadang setiap orang mempunyai hambatan nan menghambat dia buat membuka usaha. Tetapi kita tak akan bisa melangkah lebih jauh dalam berbisnis bila kita terkunkung oleh hambatan nan dihadapi.

Sebagian orang terlalu fokus membahas masalah nan menghadang dia dalam berbisnis. Tetapi tak pernah memikirkan jalan keluar dari masalah tersebut. Sehingga nan nampak pada seseorang nan bermental kecil ini ialah berdalih dan mengeluh pada kondisi sekitar. Padahal setiap masalah ada solusinya. Bila kita ingin berbisnis sekarang juga, maka buatlah daftar tentang hambatan nan menghambat kita buat berbisnis. Setelah itu berikan jawaban atau solusi atas masalah tersebut satu persatu secara detail.

Langkah selanjutnya ialah mempraktekkan solusi nan telah kita untuk di atas. Dengan demikian kita telah berusaha buat menyingkirkan masalah dalam memulai bisnis.



Membangun Kreativitas Dalam Berbisnis

Kreativitas muncul pada diri seseorang bukanlah serta merta dia mendapatkan wangsit! Kreativitas terbangun pada diri seseorang pengusaha sebab dia telah berlatih buat selalu kreatif dalam membangun usahanya. Banyak pengusaha nan berhasil setelah dia berkali kali gagal dalam membangun bisnis sebelumnya.

Ya, dengan praktek langsung di global usaha maka kita bisa meningkatkan kemampuan kreativitas dalam berbisnis. Kreativitas dapat disebut spontanitas dalam menilai situasi sehingga seseorang bisa membaca peluang usaha di dalamnya.

Sebagai contoh ialah citra kreativitas dari sang pendiri perusahaan AQUA yakni Tirto Utomo, beliau menjual sesuatu nan dipandang sangat remeh pada zamannya yakni air putih. Banyak celaan dan insinuasi datang silih berganti, namun pada akhirnya sesuatu nan dianggap tidak bernilai sekarang laris manis di kalangan masyarakat dengan nilai jual tinggi.

Selain praktek langsung dengan membangun bisnis, cara lain buat meningkatkan daya kreativitas ialah dengan banyak belajar. Belajar melalui membaca, mendatangi berbagai seminar, ataupun sharing dengan para pebisnis tentang global usaha. Ini akan bisa memberikan wawasan luas bagi kita tentang global bisnis di tanah air. Sehingga bila ada peluang nan tampak di depan mata maka kita akan segera mengambilnya.

Membangun bisnis berarti kita telah membangun kekayaan dalam diri kita. Ingat kaya itu bukan sebuah strata ekonomi, yakni berpenghasilan tinggi saja. Ada kalanya orang berpenghasilan tinggi tetapi mempunyai hutang dan pengeluaran nan cukup besar pula. Akibatnya hidupnya terasa sempit, lebih sempit daripada orang nan berpenghasilan rendah.

Ya, kaya itu ialah mental seseorang dalam membangun sebuah kemapanan. Dengan gaji atau penghasilan nan kecil seseorang bisa bermental kaya, yaitu dengan menyisihkan sebagian penghasilannya buat keperluan investasi di masa depan. Tidak memandang berapa besar penghasilan Anda, pangkas dan simpan dalam tabungan. Bayangkan saja bila kita memotong sebesar 20 % gaji setiap bulannya, maka dalam waktu 2 tahun kita mempunyai dana investasi sebesar 480% dari gaji kita. Bila gaji kita sebagai karyawan sebesar 2 juta rupiah misalnya, maka dalam 2 tahun tersedia dana kapital usaha sejumlah 9,6 juta rupiah.

Setelah mempunyai tabungan nan cukup dalam membangun bisnis, maka langkah selanjutnya ialah dengan mencermati peluang usaha di daerah Anda. Bila ada peluang nan dianggap sangat besar dalam mendatangkan kesuksesan, maka jangan ragu lagi dalam berinvestasi di dalamnya. Berbisnislah buat menghindari penyebab pengangguran merajalela di tanah air.