Batuan Sedimen

Batuan Sedimen

Coba perhatikan struktur, tekstur dan mineral pembentuknya antara batu andesit nan sering dijadikan bahan fondasi rumah atau sloop, dan batu granit nan belakangan sering dijadikan hiasan di halaman rumah atau bahkan dijadikan dekorasi di tembok dan teras rumah.

Baik struktur, tekstur maupun mineral pembentuknya akan terlihat berbeda, sebab itulah kedua batu tersebut berbeda pula jenisnya sekalipun sama-sama terbentuk dampak pembekuan dari magma. Untuk mengetahui ikhwal berbagai macam dan jenis batu, anda dapat berselancar di www.aapg.org atau volcano.und.edu.

Berdasarkan materi penyusun dan proses terbentuknya masing-masing batuan, para pakar geologi membagi batuan-batuan itu menjadi 3 golongan besar, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf .



Batuan Beku

Proses terbentuknya batuan beku ialah dampak pembekuan dari magma. Lewat pembekuan magma tersebut macam-macam mineral manunggal secara alami. Para pakar geologi membedakan batuan beku ke dalam dua jenis terutama ketika dilihat dari teksturnya, yaitu batuan beku vulkanik dan batuan beku plutonik.

Batuan beku plutonik dapat dilihat dari mineral-mineral penyusunnya nan besar, sebab dihasilkan dari pembekuan magma nan lebih lambat. Salah satu contohnya ialah batu granit.

Sementara itu batuan beku vulkanik terbentuk dampak pembekuan magma nan lebih cepat seperti dalam kejadian meletusnya gunung berapi. Dengan demikian mineral-mineral pembentuk batu beku vulkanik terlihat lebih kecil, seperti batu andesit misalnya.



Batuan Metamorf

Metamorf atau metamorfosis dapat diartikan sebagai proses perubahan bentuk. Demikian pula dengan batu metamorf ini, terjadi dampak perubahan bentuk dan struktur dari batuan nan sudah ada sebelumnya nan diakibatkan perubahan suhu dan tekanan nan tinggi dan berlangsung lama.

Salah satu contoh batu metamorf ialah batu sabak nan sebenarnya perubahan bentuk atau metamorfosis dari batu lempung atau batu marmer sebagai hasil metamorfosis dari batu gamping.



Batuan Sedimen

Proses terjadinya batuan sedimen dapat dijelaskan sebagai berikut. Dampak proses pelapukan dan erosi, material-material itu terdorong dan bergerak ke suatu tempat, lalu terendapkan dalam jangka waktu sangat lama. Dampak proses pengendapan nan lama inilah terbentuk batuan nan kemudian kita kenal sebagai batuan sedimen.

Para pakar geologi membedakan batuan sedimen menjadi beberapa golongan tergantung pada proses dan latar belakang endapan itu terjadi, di antaranya batuan sedimen klastik, batuan sedimen kimia, dan batuan sedimen organik.

Batuan sedimen klastik pada akhirnya menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (seperti batu pasir dan lempung), batuan sedimen kimia menjadi batuan pelindung hidrokarbon (seperti batu garam), dan batuan sedimen organik menjadi batuan induk nan terbentuk dampak gabungan sisa-sisa makhluk hayati seperti misalnya batu gamping terumbu.
Bagaimana Mengetahui Batuan Metamorf

Batuan nan mengalami perubahan ialah batu metamorf. Batuan beku dan sedimen nan terkikis oleh angin, cuaca dan air menjadi batu metamorf. Batuan metamorf diubah oleh panas dan tekanan. Karena batuan terbentuk sebagai batu lain, so niscaya ada banyak jenis dari batu metamorf. Pahami tips-tips buat mengidentifikasi batu metamorf berikut ini.

  1. Memahami bahwa batuan metamorf ialah batuan nan telah berubah dalam beberapa cara oleh panas atau tekanan atau keduanya. Batuan sedimen terbentuk dari sedimen dan batuan beku dibentuk oleh api. Ketika batu-batu ini berubah lagi, batuan lantas menjadi metamorf. Marmer ialah salah satu jenis batuan metamorf.
  2. Lihatlah tekstur batuan: beberapa batuan metamorf nan berlapis-lapis dan nan lainnya terdiri dari biji-bijian. Termasuk pula kuarsit dan marmer granular. Batuan tersebut tak memiliki lapisan bahan. Sekis merupakan batu metamorf nan berlapis.
  3. Mengidentifikasi reaksi kimia nan membentuk beberapa batuan metamorf. Sebagai contoh, batuan diubah oleh bahari atau di bahari akan memiliki garam di dalamnya. Batuan juga diidentifikasi oleh jumlah air dan mineral lain nan ditemukan di dalamnya.
  4. Lihatlah cara gandum terbentuk. Dalam batuan sekis, kamu bisa melihat bahwa lapisan dan biji-bijian nan membentuk batuan semua juga terbentuk dengan cara nan sama.
  5. Lihat bentuk-bentuk baru nan disebabkan oleh panas. Ada berbagai jenis batu metamorf tergantung pada jumlah panas atau tekanan. Lihatlah jenis perubahan di bebatuan dan bagaimana batu-batu meleleh dari sumber panas. Salah satu indikasi metamorfosis ialah kedekatan dengan gunung berapi meletus. Panas dari magma bisa mengubah batuan di sekitarnya.
  6. Perhatikan batu-batu di dekat daerah di bumi nan sudah berubah dari platasi nan bergerak. Tekanan gerakan bisa mengubah batu menyebabkan batuan menjadi metamorf.
  7. Lihat pelbagai website buat foto dan grafik dari batuan metamorf. Bandingkan batu buat batuan nan sudah diidentifikasi sebagai metamorf seperti kuarsit, hornfels dan marmer, batu tulis, sekis dan gneiss.
  8. Perhatikan bentuk dan warna. Semisal abu-abu dan ungu. Ini terbentuk dalam lembaran. Sekis berwarna perak dan tampak seperti serpih. Gneiss memiliki band gelap dan terang. Kuarsit berwarna putih. Marmer berwarna-warni.


Pembentukan Batu Metamorf

Batuan metamorf biasanya diklasifikasikan sebagai batuan regional atau termal. Daerah membentuk batuan sebab tekanan nan diberikan pada batuan itu. Sebagai contoh, tiga mil ke bumi, lumpur menerima tekanan rendah dan bisa berubah menjadi serpih. Lebih banyak tekanan bisa mengubah serpih menjadi batu tulis atau mika. Batu metamorf termal terbentuk oleh tekanan dan panas nan hebat. Batuan cair mendorong ke dalam kerak bumi dengan jumlah nan luar biasa membawa tekanan panas nan hebat. Dan dengan itu nan menyebabkan batuan di sekitarnya buat berekristalisasi dan membentuk batuan baru. Marmer ialah contoh batuan metamorf termal.

Formasi batu metamorf lambat dan terjadi jauh di dalam bumi di mana tak bisa dilihat. Namun dapat di untuk beberapa percobaan nan menunjukkan apa nan terjadi ketika batu metamorf terbentuk dengan memotong bar coklat dengan banyak bahan seperti karamel, kacang dan kue, di setengah bagiannya. Tapi kalau Anda terkadung serius, cobalah beberapa percobaan di bawah ini.



Porositas Batu Metamorf

Batuan vulkanik lebih ringan dari granit sebab lebih berpori. Kamu dapat melakukan percobaan nan menyelidiki porositas dari berbagai jenis batuan metamorf.

  1. Tuang 100 ml air ke dalam gelas ukur.
  2. Tempatkan sampel partikel batuan metamorf seperti batu tulis, marmer, dan mika ke dalam cangkir plastik bening.
  3. Isi sampel pertama dengan air dari gelas ukur.
  4. Untuk menentukan jumlah ruang kosong di sampel batuan, cobalah mengurangi jumlah air nan tersisa di gelas ukur dari 100 mililiter. Misalnya, jika Anda memiliki 50 mililiter tersisa di gelas ukur, kurangi 50 dari 100. Ini memberi Anda volume 50 mililiter ruang antara partikel dalam cangkir Anda.
  5. Ulangi mekanisme ini buat setiap sampel. Apakah ada interaksi antara ukuran partikel dan ruang pori pada batu metamorf?
  6. Variasikan percobaan ini dengan membandingkan porositas batuan metamorf buat batuan beku atau sedimen.


Foliation

Foliation terjadi ketika mineral datar dalam batu metamorf menjadi berjajar di sudut kanan ke arah tekanan batuan itu terkena. Langkah percobaannya.

  1. Untuk menunjukkan foliation, tambahkan serpih mika pada sepotong tanah liat.
  2. Uleni sampai tanah liat serpih didistribusikan pada seluruh bagian dan kemudian, coba menggulungnya menjadi bola.
  3. Mematahkan bola menjadi dua. Perhatikan bahwa serpih nan berorientasi pada beberapa arah.
  4. Ini ialah cara bagaimana mineral akan muncul di batu nan tak dapat dibentuk atau bukan batu metamorf.
  5. Ratakan salah satu bagian dari tanah liat dengan tangan Anda buat mensimulasikan tekanan ditempatkan ketika membentuk batu metamorf.
  6. Patahkan bagian pipih dari tanah liat menjadi dua dan cek serpihannya. Anda akan melihat bahwa batuan itu berorientasi berbeda.

percobaan batu imitasi ini menunjukkan bagaimana mineral dalam batuan metamorf menyusun kembali di bawah tekanan buat membuat batu baru.