2. Permaisuri Bukan Hanya di Negeri Dongeng – Nefertiti

2. Permaisuri Bukan Hanya di Negeri Dongeng – Nefertiti

Mendengar nama nan satu ini niscaya mengingatkan kita pada kisah-kisah kerajaan nan penuh penghormatan. Sebuah kisah nan terikat oleh peraturan-peraturan bersifat monarki. Ya. Nama nan dimaksud ialah permaisuri. Gelar kebangsawanan nan tak diberikan kepada sembarangan orang.

Permaisuri seolah hanya hayati di negeri dongeng. Dengan segala hal nan mengelilinginya, seperti raja, istana, takhta, baju indah, dan rakyat nan mengabdi. Permaisuri selalu mendapatkan kesan megah dan mahal. Kesan tersebut akan terlahir dengan sendirinya dan sepertinya akan bersifat abadi.

Nama “permaisuri” seolah sudah agunan kesempurnaan seorang manusia, terutama wanita. Menjadi pendamping raja, bentuk fisik nan rata-rata cantik, kedudukan nan tinggi, terkenal, dihormati, dikagumi, selalu melengkapi dirinya dengan barang-barang mahal serta cantik ialah elemen-elemen yang, dijamin, semua wanita niscaya menginginkannya.

Kesan baik memang selalu menaungi seorang wanita nan berpredikat sebagai permaisuri. Permaisuri nan sering didapati hayati di dalam global dongeng, selain cantik secara fisik, ia juga cantik hatinya. Permaisuri nan rata-rata diceritakan sebagai seorang ibu memiliki sikap nan bijaksana, keibuan dan penuh afeksi dan nan niscaya lembut.

Permaisuri memang digambarkan sebagai seorang wanita bersifat lembut.Kelembutan nan dimiliki oleh permaisuri mengimbangi ketegasan nan memang ada dan wajib dimiliki oleh seorang raja. Perpaduan antara kelembutan permaisuri dan ketegasan raja dengan sendirinya akan menghasilkan kesan latif nan tak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Anda tentu pernah melihat dalam beberapa adegan film, seorang permaisuri tengah menenangkan raja nan sedang gelisah. Dengan kelembutan nan dimilikinya, permaisuri sukses membuat sang raja tenang. Ketika raja sudah dalam keadaan tenang tersebut, jalan keluar dari permasalahan nan dimiliki oleh kerajaannya akan dengan instan terpikirkan.

Gambaran di atas ialah siratan kekuatan dari seorang permaisuri. Bahwa ia tak perlu maju ke medan perang, menghunus pedang ke badan versus hanya buat memenangkan pertandingan. Cukup dengan kelembutan hati serta peringainya, seorang permaisuri sudah mampu buat memenangkan sebuah pertandingan.

Dalam hal ini, permaisuri memegang peranan krusial darikekuasaan seorang raja. Permaisuri ialah topangan terakhir ketika raja sudah tak tahan lagi menanggung segala beban nan menimpa kerajaannya. Permaisuri bersedia menghabiskan seluruh waktunya buat memberikan suntikan semangat dan kepercayaan diri terhadap raja.

Apa nan dilakukan oleh permaisuri tersebut ialah bentukkasih sayang nan konkret dari seorang wanita. Bahkan, saat kerajaan nan dipimpin oleh sang raja tak lagi berbentuk, hancur, dan roboh, permaisuri akan tetap tegak berdiri di samping raja dengan senyum di bibirnya.

Apa nan dilakukan oleh permaisuri tersebut secara konkret ialah citra sikap dari nan idealnya memang dilakukan oleh wanita. Ketika permaisuri hayati dalam dongeng, sesungguhnya dongeng tersebut menyiratkan hal nan memang seharusnya dilakukan oleh wanita. Seperti sebuah pelajaran dan petunjuk bahwa hakikatnya menjadi wanita nan memang harus seperti itu. Menguatkan saatlelaki tengah lelah. Lalu, seperti apa sebenarnya posisi ratu pada sebuah kerajaan?



Permaisuri di Kerajaan

Apa nan dilakukan oleh permaisuri tersebut semakin menjadikewajiban ketika ia ditempatkan pada sebuah posisi nan memang tinggi di kerajaan. Permaisuri ialah istri dari raja. Ia ialah pendamping bagi raja nan tengah berkuasa di kerajaan.

Permaisuri ialah istri raja nan pertama dan memilikikehormatan lebih dibandingkan dengan istri-istri raja nan lain. Karena seperti nan kita ketahui, bahwa raja tak hanya memiliki satu istri. Raja umumnya memang dikelilingi oleh para wanita cantik, dan wanita-wanita tersebut tak memiliki hak nan sama dengan permaisuri.

Keutamaan permaisuri lainnya ialah jika permaisuri melahirkan, maka anaknya lah nan akan menjadi pewaris tahta dari sang raja. Bukan anak dari istri-istri raja selanjutnya. Jadi, sangat jelas bahwa permaisuri memiliki keistimewaan nan absolut dan tak dapat digantikan dengan wanita-wanita di sekitar raja lainnya.

Dalam menjalankan sistem kerajaan, permaisuri juga memiliki kekuasaan. Paling tak ia berkuasa buat hal-hal nan sifatnya memang wanita. Seperti urusan rumah tangga, serta pemenuhankebutuhan lain nan sifatnya dasar. Untuk hal di luar itu, permaisuri tetap tunduk pada perintah raja. Ia juga memiliki kewajiban buat tetap berada di bawah kekuasaan sang raja.

Istilah permaisuri berbeda dengan ratu. Pandangan nan mengatakan bahwa pasangan dari raja ialah ratu ialah salah. Ratu sama sekali tak sama dengan permaisuri. Jika permaisuri pendamping raja, maka ratu ialah wanita nan menjadi raja. Maksudnya, ratu ialah sebutan bagi wanita nan berkuasa layaknya raja.



Permaisuri Bukan Hanya di Negeri Dongeng

Kisah tentang estetika permaisuri bukan hanya ada di negeri dongeng. Permaisuri hayati secara konkret dan kisahnya menjadi sebuahlegenda, tidak kalah dari keberadaan kisah dari sang raja itu sendiri. Lalu, siapakah permaisuri nan namanya cukup terkenal? Berikut ini kisah dari dua permaisuri nan datang dari dua masa berbeda dan asal nan juga berbeda.



1. Permaisuri Bukan Hanya di Negeri Dongeng – Zhao Feiyan

Permaisuri pertama datang dari dataran China. Ia ialah istri dariKaisar Cheng nan datang dari Dinasti Han. Permaisuri Zhao Feiyan terkenal sebab parasnya nan cantik, tetapi tak dengan keikutsertaannya membangun kerajaan bersama Kaisar Cheng.

Hal itulah nan kemudian membuat permaisuri Zhao Feiyan selalu dibanding-bandingkan dengan istri lain dari Kaisar Cheng, Yang Guifei. Yang Guifei dinilai lebih cakap dalam membantu Kaisar Cheng membangun serta kerajaan. Yang Guifei sendiri datang dari Kekaisaran Xuanzong pada masa Dinasti Tang.

Kehidupan permaisuri Zhao Feiyan boleh dikatakan tak seindah cerita-cerita nan ada di negeri dongeng. Kehidupannya bersama Kaisar Cheng tak seindah layaknya permaisuri-permaisuri lain. Ia bahkan menjadi seorang janda saat Kaisar Cheng meninggal akibatstroke. Keberadaan permaisuri lain nan menyumbang banyak masalah dalam hidupnya juga dicurigai sebagai penyebab meninggalnya Kaisar Cheng.



2. Permaisuri Bukan Hanya di Negeri Dongeng – Nefertiti

Permaisuri selanjutnya nan hayati bukan hanya di negeri dongeng ialah Nefertiti. Ia merupakan permaisuri dari Firaun Amenhotep IV. Namanya, Nefertiti memiliki makna sebuah kecantikan nan muncul. Nama dari Nefertiti ini secara tak langsung menyiratkan kecantikan nan dimilikinya.

Permaisuri nan satu ini berbeda. Ia sempat memerintah kerajaan, meskipun dalam waktu nan singkat. Kerajaan nan dipimpinnya diberi nama Neferneferuaten-Nefertiti. Permaisuri ini identik dengan estetika manik-manik nan menghiasi lehernya. Sebuah kalung dari manik-manik nan menjuntai dan indah.

Menurut sejarah, pernikahannya dengan Raja Firaun Amenhotep IV ini menghadirkan enam orang putri. Keenam putri dari permaisuri tersebut antara lain Meketaten, Neferneferure, Meritaten, Ankhsenpaaten, Setepenre dan Neferneferuaten Tasherit. Gelar permaisuriMesir Antik selanjutnya dipegang oleh anak dari Nefertiti nan bernama Ankhsenpaaten.

Bersama suaminya, Firaun Amenhotep IV, permaisuri Nefertiti ikut bergerak dalam revolusi agama nan terjadi di Mesir Kuno. Ia membantu Firaun Amenhotep bersebrangan dengan para rahib nan hayati pada zaman itu. Kekuatannya sebagai seorang istri ditunjukkan melalui pengabdiannya tersebut.

Sekalipun Nefertiti merupakan seorang permaisuri nan tergolong kuat, kematian tetap tak dapat dihindarkan darinya. Nefertiti dikabarkan meninggal dampak terserang endemi penyakit nan saat itu tengah mendera wilayah Mesir. Ada juga beberapa literature nan menyebutkan bahwa Nefertiti kehilangan perhatian dari Raja Firaun Amenhotep. Ia kalah saing dengan wanita-wanita baru nan hadir di dalam kehidupan Firaun Amenhotep IV.