Kiprah Viking Persib Club
Dunia sepak bola merupakan global nan dipenuhi fanatisme. Di negeri kita, hal itu terlihat jelas dengan menjamurnya organisasi supporter sebuah tim. Di Bandung pun sama, terasa kental suasana fanatisme tersebut. Salah satunya kehadiran bobotoh dalam sebuah kesatuan nan diberi nama Viking .
Sebetulnya, nama Viking diambil dari sebuah nama suku dari Skandinavia nan berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan mereka juga dikenal sebagai perompak (ketika hasil berniaga gagal), antara tahun 800 dan 1050. Mereka menjarah, menduduki, dan berdagang sepanjang pesisir, sungai, dan pulau di Eropa dan bahari Amerika Utara, hingga Rusia dan Konstantinopel.
Pendirian Viking Persib
Selama ini nan kita tahu pendukung Persib Bandung itu disebut dengan bobotoh. Namun sebenarnya pendukung klub sepakbola Persib ini bernama Viking . Coba Anda perhatikan tulisan nan ada dalam pakaian kebesaran mereka nan selalu bertuliskan Viking. Sebenarnya apakah Viking itu? Dan mengapa bobotoh ini menggunakan nama itu sebagai identitasnya?
Pada tanggal 17 Juli 1993, para bobotoh mencetuskan kelompok supporter buat mendukung tim sepakbola kebanggaan Jawa Barat, Persib. Mereka pun (para pendiri: Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi Rokhdian, Hendra Bule, Aris Primat) mendirikan Viking Persib Club di Bandung, tepatnya di Kancra No. 34. Setiap kali kesebelasan Persib Maung Bandung sedang bermain di stadion Siliwangi, mereka bersorak-sorai. Tak heran, apabila Viking menjadi pemain kedua belas dari tim Persib Maung Bandung. Mereka diperhitungkan oleh versus ketika Persib bermain di kandang.
Lama kelamaan, aksi Viking tidak hanya bersorak di stadion. Aktivitasnya mulai menyentuh berbagai aspek kehidupan, seperti bakti sosial, sunatan massal, kompetisi-kompetisi kreatif, dan lain-lain. Tak hanya turun ke akar rumput, Viking juga menjalin interaksi dengan pihak pemerintahan, khususnya wali kota. Kini, Persib menjadi tim pertama di Indonesia nan mampu membiayai kompetisi dari pihak sponsor. Sementara itu, tim-tim nan lain masih banyak nan mengandalkan aturan Belanja Daerah (APBN).
Viking Persib Club terbentuk pada tanggal 17 Juli 1993. Pelopor pendirian kelompok supporter ini ialah Ayi Beutik, Heru Djoko, Hendra Bule, Dodi Rokhdian, dan Aris Primat. Di sebuah rumah nan terletak di Jalan Kancra No. 34, mereka menggelar rendezvous nan juga dihadiri pioneer-pioner Viking persib klub lain, nan akhirnya melahirkan kelompok supporter bernama Viking Persib Club nan diketuai oleh Heru Joko.
Nama lengkap buat kelompok supporter ini ialah Viking Persib Club. Penggunaan nama Viking ini diambil dari salah satu suku nan mendiami kawasan Skandinavia di Eropa Utara. Karakter nan berani, keras, gigih, solid, pantang menyerah, patriotik, berjiwa penakluk, dan getol menjelajah nan dimiliki suku bangsa inilah nan akhirnya membuat kelompok supporter Bandung ini mengadopsi nama Viking.
Persib dengan massa suporternya nan mencapai ratusan ribu menjadi potensi pasar bagi setiap perusahaan. Apalagi, dengan jumlah penduduk Jawa Barat nan mencapai 40 juta jiwa, para penggemar Persib tidak hanya berada di Bandung melainkan sampai menyentuh warga di perkampungan nan terdalam. Persib harus berterima kasih kepada para bobotoh nan mengaku mencintai Persib sepenuh jiwa. Mereka akan tetap sama memperlakukan Persib meskipun kalah dari lawan. Sebab, bagi Viking atau bobotoh lain menang-kalah "PERSIB NU AING".
Viking, Suporter Fanatik Persib Bandung
Selain bangga dengan gedung-gedung bersejarah nan ada di Kota Bandung, seluruh warga di kota ini pun memiliki kebanggaan lain nan jauh lebih membumi nusantara, yakni kebanggaan terhadap klub sepak bola PERSIB Bandung. Boleh jadi, kebanggaan warga pada PERSIB Bandung ialah nan paling primer dibanding nan lainnya. Sebuah estimasi nan bukan tanpa alasan tentunya.
Lihat dan buktikan saja sendiri ke lapangan ketika PERSIB Bandung menggelar laga kandangnya di Stadion Siliwangi Bandung atau sekali-kali di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang. Ribuan warga nan mengatasnamakan diri mereka sebagai Bobotoh, Viking , Bomber, dan lainnya tumpah ruah menjadi satu dalam balutan pakaian berwarna biru.
Meski seret gelar dan prestasi, Persib Bandung tak akan kehilangan sedikit pun dukungan dari supporter fanatiknya. Adalah Viking nan selalu menjadi panglima primer dan senantiasa mengomando para vikers (julukan anggota viking) buat senantiasa mendukung klub kebanggaan kota Bandung ini. Bersama Bobotoh, Bomber, dan kelompok supporter Persib lainnya, mereka mengusung ideolog nan sama, yakni Persib salawasna dina manah (selamanya di hati).
Kiprah Viking Persib Club
Secara demonstratif, klub pencinta Persib Bandung ini pertama kali menunjukan eksistensi dukungan buat Persib Bandung, yakni sejak bergulirnya perserikatan Profesional pertama di Indonesia pada tahun 1993. Sebelumnya, pada masa-masa perserikatan perserikatan, supporter fanatik ini belum terbentuk.
Dengan disertai rasa kekeluargaan, kebersamaan, interaksi persahabatan, dan kecintaan nan sama terhadap Persib Bandung, kelompok supporter ini mampu bertahan hingga saat ini. Bahkan, persebaran distriknya sudah mencapai seluruh wilayah Jawa Barat dan beberapa daerah di luar Jawa.
Klub loka berkumpul dan bernaungnya para supporter Persib Bandung ini dapat menjadi wadah positif buat para pendukung Persib. Pada dasarnya supporter sebuah klub sepakbola ini identik dengan rasa fanatiknya terhadap klub kesayangannya. Jika rasa fanatik ini tak diarahkan ke hal nan positif bukan tak mungkin akan menimbulkan banyak huru-hara. Dengan memiliki wadah nan menaunginya setidaknya dapat lebih menertibkan para supporter fanatik ini.
Peran klub pecinta Persib Bandung ini dapat dikatakan sebagai pengayom dan wadah aspirasi bagi para supporter. Jadi, dengan adanya serikat ini, diharapkan mereka dapat menjadi supporter nan baik dan tak meresahkan masyarakat sekitar. Dengan kata lain, kehadiran klub ini dapat memperbaiki gambaran supporter nan kadung sudah buruk di benak masyarakat sebab suka membuat kericuhan.
Viking dan Suporter Sepak Bola Lainnya
Bentuk dukungan fanatik nan dimiliki masing-masing supporter sepak bola memang kerap menimbulkan permusuhan. Tak hanya di Indonesia, di luar negeri semacam Inggris pun hal ini sudah wajar terjadi. Demikian halnya dengan supporter Persib ini. Kefanatikan nan dimiliki kelompok supporter ini mampu mengundang kebencian supporter lain, terlebih supporter Jakarta nan menamakan dirinya The Jack.
Perumpamaan "seperti kucing dan anjing" tampaknya masih sangat wajar sebab adakalanya kucing dan anjing berjalan beriringan. Namun, buat dua kelompok supporter ini perumpamaan itu tidaklah cocok. Karena seperti salah satu jargon nan banyak menempel di kaos supporter Bandung, misalnya "The Jack Mati di Kota Kami" demikian juga sebaliknya.
Bukan tak mungkin antar supporter sering terjadi bentrok, terutama setelah pertandingan sepakbola usai. Hal ini mungkin saja wajar mengingat klub kesayangan mereka kalah di depan mata. Namun, hal itu selalu terjadi dan tak sporadis berujung pada tawuran dan bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.
Apa nan mereka lakukan itu sebenarnya timbul dari rasa fanatik nan terlalu berlebihan, sehingga muncul perasaan bahwa klub kesayangan mereka nan paling jago. Padahal tak selamanya sebuah klub sepakbola selalu menang disetiap pertandingan. Butuh sportifitas nan tinggi bukan saja bagi pemain sepakbola tetapi juga supporter. Apa nan dilakukan oleh supporter ini biasanya juga bersumber dari pemain itu sendiri.
Jadilah Suporter Baik Hati
Adapun bagi nan mencintai klub kesayangannya, jangan berbuat anarkis dan chaos ketika tim kesayangannya kalah. Sebab, hal itu akan sangat merugikan bagi tim kesayangan ketika mengikuti kompetisi di liga.
Tips menjadi supporter nan baik hati adalah sebagai berikut.
- Tanamkanlah falsafah menang-kalah ialah biasa dalam setiap permainan.
- Jadikanlah dukungan sebagai sarana berlomba mendapatkan piagam sebagai pendukung fair play .
- Jangan takut kalah. Sebab, kalah itu biasa. Meskipun tim kesayangan kita kalah. Hargailah kerja keras para pemain, pelatih, dan manajemennya.
- Hilangkanlah perasaan egois hiperbola dalam diri. Kalau perasaan ini dibiarkan, akan mengakibatkan kita merasa menyamai Tuhan alias sombong.
- Senyumlah dan pujilah juga permainan tim kesayangan kita kendati kalah.
- Teruslah memberi dukungan kepada tim favorit kita.
Semua orang tentu saja ingin tertib setiap kali ada pertandingan sepakbola antar klub, baik di perserikatan Indonesia, maupun perhelatan dengan negara lain. Bukan saja bobotoh Persib bandung saja nan diharapkan buat tertib, semua pendukung atau supporter sepakbola sebaiknya memang diwajibkan buat tertip dan mengikuti anggaran serta menjungjung tinggi sportifitas.
Hal krusial nan harus ditanamkan dalam diri para supporter ialah rasa nasionalisme. Bahwa meskipun kita mendukung klub kesebelasan nan berbeda, kita tetap rakyat Indonesia nan wajib menjaga ketertiban dan keamanan negara. Jadikan persaingan antar klub sepakbola sebagai persaingan nan sehat dan saling memberikan motivasi buat maju.