Juventus, Si Nyonya Tua nan Melegenda
Italia merupakan salah satu negara loka klub-klub bola internasional nan memiliki prestasi luar biasa. Salah satu klub sepak bola nan sudah berusia tua dan banyak mengukir prestasi di global sepak bola ialah Juventus .
Klub ini telah mendulang banyak prestasi mengagumkan di berbagai kejuaraan sepak bola nasional dan internaisonal. Juventus pun memiliki jutaan penggemar nan siap membela dan mendukung tim kesayangannya ini.
Sejarah Juventus
Klub dengan seragam putih hitam ini memiliki sejarah nan sangat panjang. Pada mulanya, klub ini didirikan dengan nama Sport Club Juventus pada pertengahan 1897. Klub ini didirikan oleh siswa-siswa dari sekolah Massimo D’Azeglio Lyceum di Turin, Italia. Lalu, dua tahun kemudian, klub ini berubah nama menjadi Foot-Ball Club Juventus.
Klub ini mulai mengikuti kejuaran sepak bola nasional di Italia pada 1900. Mulanya, seragam nan digunakan berwaran merah muda dan celana hitam. Namun, pada sebuah pertandingan, salah satu pemain Juventus tampil dengan baju belang. Kemudian, klub ini memutuskan buat menggunakan kostum belang hitam-putih.
Pemain nan memakai pakaian belang ini bernama John Savage, seorang pemain sepak bola dari Inggris. John Savage pun diminta pihak Juventus untui mengontak teman-temannya di Inggris nan dapat menyediakan kostum dengan rona belang hitam-putih. Sejak saat itu, seragam klub Juventus pun resmi menjadi hitam-putih.
Potensi Juventus
Juventus merupakan klub sepak bola nan memiliki potensi nan sangat besar. Dengan kostum belang hitam-putihnya, Juventus sukses memenangi gelar seri-A perdananya pada 1905. Pertandingan itu dimenangkan di Stadion Motovelodromo Umberto I. Hal tersebut menarik seorang investor yaitu Edoardo Agnelli, pemilik FIAT buat mengambil alih kendali Juventus pada 1923.
Ia pun kemudian membangun stadion baru nan memberikan semangat baru bagi klub ini. Semangat ini membuat klub ini sukses mengalahkan Alba Roma pada 1925. Selanjutnya, Juventus berturur-turut merangkai prestasi dengan memenangi gelar lima kali berturut-turut dari 1930-1935. Juventus sukses menjadikan dirinya menjadi klub super di Italia di bawah asuhan instruktur Carlo Carcano.
Juventus tak hanya menjadi klub super di Italia, klub ini juga mernagkai prestasi di perserikatan Eropa dengan merajai kejuaraan pada 1980an. Di bawah asuhan Trapattoni, Juventus menjadi klub seri-A pertama nan sukses memenangi seri-A sebanyak 20 kali. Pemain sepak bola dari Juventus pun menjadi Pemain Terbaik Eropa pada tahun 1982, yaitu Paolo Rossi.
Juventus pun terus menorehkan prestasi dengan menghasilkan pemain nan sukses menjadi Pemain Terbaik Eropa tiga kali berturut-turut, yaitu tahun 1983, 1984, dan 1985, yaitu Michael Platini. Sampai saat ini, belum ada pemain dari klub mana pun nan menyamai prestasi Michael Platini.
Juventus, Si Nyonya Tua nan Melegenda
Juventus Football Club ialah klub sepak bola nan bermarkas di Kota Turin, Italia. Juventus berdiri pada 1 November 1897. Juventus Football Club populer dengan sebutan Juve. Nama Juventus sendiri berasal dari bahasa Latin, iuventus , nan artinya masa muda.
Penggagas berdirinya klub ini ialah sekelompok pelajar Massimo D’Aeglio Lyceum Turin. Saat itu, usia mereka masih sangat muda, antara 14 dan 17 tahun.
Sejarah panjang berdirinya klub sepakbola ini terpapar dari berbagai prestasi nan telah diraihnya. Klub sepakbola nan menonjol dengan rona hitam dan putih ini memang abadi seperti kedua rona itu.
Sebagai klub sepakbola nan besar di Italia, Juventus mendapatkan banyak pesaing. Negara nan terkenal dengan pasta dan kebudayaan Roma nan melegenda ini memang menjadikan sepakbola sebagai olahraga utamanya.
Usianya nan sudah tak lagi muda, seperti agunan dalam kualitas nan dimiliki Juventus. Kenyataannya, berbagai prestasi telah diraih oleh Juventus dalam berbagai kejuaraan. Mereka seolah belajar dari waktu. Bahwa waktu nan membawa klub ini hingga berada dalam jajaran paling tinggi klub bola di Italia.
Masa keemasan Juventus tak pernah lepas dari sejarah. Sejarah manis nan terjadi pada 1980-an membuat Juventus semakin diperhitungkan oleh masyarakat bola Italia. Taji nan ditancapkan semakin dalam dan kuat. Mengukuhkan klub ini sebagai salah satu klub hebat nan dimiliki Italia.
Prestasi Juventus
Sepanjang sejarah, Juventus FC telah 27 kali meraih gelar scudetto (juara) Seri A Perserikatan Italia. Secara keseluruhan, klub berseragam garis-garis putih hitam ala zebra nan berjuluk La Vecchia Signora (Nyonya Tua) ini telah 40 kali memenangi berbagai kejuaraan resmi di Italia. Sementara, buat level Eropa dan dunia, 11 kejuaraan sukses dimenangi Juventus.
Berikut ini daftar prestasi Juventus FC.
1. Prestasi Juventus - Gelar di Italia
- Serie A: 27 kali
- Coppa Italia: 9 kali
- Supercoppa Italiana: 4 kali
- Serie B: 1 kali
2. Prestasi Juventus - Gelar Eropa
- UEFA Champions League/European Champions Cup: 2 kali
- UEFA Cup Winners' Cup: 1 kali
- UEFA Cup: 3 kali
- UEFA Intertoto Cup: 1 kali
- UEFA Super Cup: 2 kali
3. Prestasi Juventus - Gelar Dunia
- Intercontinental Cup: 2 kali
Pemain dan Instruktur Legendaris Juventus
Pada musim 1957 – 1958 Juventus merekrut dua striker, John Charles dan Omar Sivori. Omar Sivori kemudian menjadi pemain Juventus pertama nan mendapat penghargaan European Footballer of the Year pada musim tersebut.
Salah satu instruktur terbaik nan dimiliki Juventus ialah Giovanni Trapattoni. Bersama Trapattoni, Juventus meraih enam gelar Serie A antara 1976 dan 1986. Pada 1984, Juventus memenangi gelar kampiun perserikatan mereka nan ke-20 dan menjuarai UEFA Cup.
Pada 1985 Trapattoni mempersembahkan gelar UEFA Champions Cup dengan mengalahkan Liverpool. Legenda Prancis, Michel Platini, mencetak satu-satunya gol kemenangan Juventus. Namun, kemenangan itu diraih setelah terjadi kerusuhan suporter di stadion Heysel, Brussel, loka berlangsungnya final kejuaraan tersebut.
Juventus kembali mendominasi Italia dan Eropa pada era kepelatihan Marcello Lippi nan dimulai pada pertengahan 1990-an. Pada musim pertamanya (1994 – 1995), Lippi membawa Juventus menjuarai Serie A buat pertama kalinya sejak pertengahan 1980-an. Musim berikutnya Juventus mengalahkan Ajax di final Perserikatan Champions. Adapun para pemain nan menonjol pada era ini antara lain Ciro Ferrara, Roberto Baggio, Gianluca Vialli, dan Alessandro Del Piero.
Setelah memenangi Perserikatan Champions, Lippi memboyong Zinédine Zidane, Filippo Inzaghi, dan Edgar Davids. Di dalam negeri Juventus menjuarai Serie A pada 1996–1997 dan 1997–1998. Sebelumnya, Juventus memenangi UEFA Super Cup dan UEFA/CSF Intercontinental Cup pada 1996. Juventus mencapai final Perserikatan Champions pada 1997 dan 1998, tetapi dikalahkan Borussia Dortmund dan Real Madrid.
Antara 1999 – 2001, Juventus sempat dilatih Carlo Ancelloti. Namun, pada 2001 Lippi kembali ke Delle Alpi. Pada era ini, pemain-pemain seperti Gianluigi Buffon, David Trézéguet, Pavel NedvÄ›d, dan Lilian Thuram, membawa Juventus meraih gelar scudetto pada musim 2001–2002 dan 2002–2003. Pada 2003, Juventus melaju ke all Italian Champions League final , tetapi kalah dari AC Milan dalam adu penalti. Tahun berikutnya, Lippi ditunjuk menjadi instruktur tim nasional Italia.
Fabio Capello menjadi instruktur Juventus pada 2004. Ia membawa Juventus menjuarai Serie A dua musim berturut-turut, 2004–2005 dan 2005–2006. Namun, pada Mei 2006, Juventus dan empat klub Serie A lainnya terbukti terlibat skandal pengaturan pertandingan. Hasilnya, Juventus harus terdegradasi ke Serie B dan gelar scudetto Serie A nan mereka raih pada 2005 dan 2006 dibatalkan.
Juventus juga memberi kontribusi besar kepada tim nasional Italia. Tim nasional Italia telah empat kali menjadi kampiun dunia, yakni pada 1934, 1938, 1982, dan 2006. Keberhasilan tim nasional tersebut tak dapat dilepaskan dari peran pemain-pemain Juventus. Sepanjang sejarah, Juventus merupakan klub nan paling banyak menyumbangkan pemain buat tim nasional Italia.
Pada Piala Global 1982 di Spanyol, striker Juventus, Paolo Rossi, menjadi pencetak gol terbanyak dan berhak mendapatkan Sepatu Emas. Sementara itu, pada Piala Global 1990 di Italia, satu orang lagi pemain Juventus, Salvatore Schillaci, meraih gelar sepatu emas setelah menjadi top scorer .
Stadion Juventus
Pada dua musim perdana mereka, yakni 1897 dan 1898, Juventus menggelar pertandingan kandang di Parco del Valentino dan Parco Cittadela. Pada musim selanjutnya hingga 1908 mereka bermarkas di Piaa d’Armi Stadium, kecuali pada 1905 dan 1906, ketika Juventus bermain di Corso Re Umberto.
Antara 1909 dan 1922, Juventus bermarkas di Corso Sebastopoli Camp. Kemudian, mereka pindah ke Corso Marsiglia Camp hingga 1933. Pada akhir 1933, Juventus bermain di Stadion Mussolini. Setelah Perang Global II berakhir, nama Stadion Mussolini diganti menjadi Stadion Comunale Vittorio Pozzo. Stadion ini dipakai buat pertandingan kandang Juventus hingga 1990.
Selanjutnya, Juventus menggunakan Stadion Delle Alpi sebagai markas mereka hingga akhir musim 2005 – 2006. Sejak Agustus 2006, Juventus balik ke kandang lama, Stadion Comunale, nan saat ini lebih dikenal dengan nama Stadio Olimpico. Saat ini Juventus sedang membangun stadion baru di huma bekas Stadion Delle Alpi. Pembangunan stadion baru, nan nantinya bernama Juventus Arena ini, diperkirakan akan rampung pada awal musim 2011 – 2012.
Warna, Logo, dan Julukan Juventus
Klub sepak bola Italia, Juventus, memiliki kostum berwarna hitam dan putih mirip zebra dengan motif garis-garis. Kostum kebesaran Juventus ini sudah dipakai sejak 1903. Sebenarnya, dulu kostum Juventus berwarna pink. Akan tapi, sebab ada salah satu pemain Juventus nan memutuskan buat tampil dengan menggunakan baju atau kostum belang (hitam putih), akhirnya Juventus pun memutuskan buat mengganti kostumnya dengan rona hitam putih bermotif garis-garis.
Logo resmi Si Nyonya Tua telah mengalami metamorfosis sejak 1920. Perubahan terakhir dilakukan pada musim kompetisi 2004/2005. Perubahan tersebut dilakukan dengan mengubah bentuk logo menjadi bulat telur dengan lima garis vertikal, dan banteng nan terbentuk dalam sebuah siluet.
Sebelum musim kompetisi 2004/2005, Juventus memiliki sebuah simbol nan berwarna biru. Simbol tersebut merupakan simbol lain dari kota loka Juventus bermarkas, yaitu Turin. Dalam logo nan sekarang, ditambahkan pula dua bintang di atas logo Juventus. Bintang tersebut menandakan bahwa juventus telah meraih gelar Kampiun Serie-A sebanyak 20 kali.
Juventus sebagai klub besar di Italia maupun global memiliki beberapa julukan. Julukan bagi Klub Juventus antara lain La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) dan I Bianconeri (Si Belang). Kedua julukan tersebut begitu inheren dalam jiwa Juventus.