Sajak Latif Cinta sebagai Eksistensi Diri
Anda semua tentu sepakat apa nan paling menenangkan kegalauan perasaan Anda, di saat tengah merasakan jatuh cinta. Jawabannya tentu semua sepakat, yakni membaca atau mendengarkan sajak latif yang berisi tentang cinta.
Cinta - Sumber Tiada Surut
Memang benar, bicara cinta memang tidak akan pernah usai. Anda mungkin lelah buat di suatu waktu, dan memutuskan buat beristirahat. Namun pikiran Anda akan kembali tertumpu pada urusan cinta ketika terbangun keesokan harinya. Inilah nan disebut sebagai jatuh cinta tiada tara.
Tema cinta memang tidak pernah habis buat dibicarakan. Cinta masih selalu menjadi topik nomor satu di global ini. Bahkan mengalahkan topik ekonomi dan politik. Apabila kedua topik nan disebutkan terakhir, masih memiliki kubu antara nan pro dan kontra. Maka topik cinta semua berkubu satu, yakni pada kubu kebenaran cinta itu sendiri.
Setiap pencinta memiliki caranya sendiri buat mengungkapkan isi hatinya. Salah satunya melalui puisi. Apapun bentuk cinta nan dirasakan, biasanya akan bermuara pada puisi. Meski seseorang mengalami cinta nan membingungkan, cinta nan menyengsarakan, cinta nan kejam, cinta indah, cinta abadi, cinta pertama hingga cinta sejati. Semua sangat mudah buat dituangkan dalam sebait puisi dan sajak indah bertema cinta.
Sajak Latif Cinta sebagai Eksistensi Diri
Menulis sebuah sajak indah, dapat berupa puisi, syair, ataupun pantun, menjadi salah satu pilihan bagi seseorang buat menyampaikan isi hatinya kepada orang nan dicintainya.
Seberat apapun jalan cinta nan dilalui, dan seterjal apapun halangan cinta nan ditempuh, dan seindah atau sekejam apapun cinta nan dirasakan. Tetap saja akan terasa latif dan menyentuh, saat Anda menuangkannya dalam bait-bait puisi.
Bahkan di dalam cinta, segala pakem puisi atau sajak, sporadis terindahkan kaidah penulisannya. Karena bahasa cinta itu sendiri sudah cukup membentuk barisan rima nan terindah dari sebuah sajak latif cinta.
Cinta sporadis mengenal penggolongan. Itulah dikatakan bahwa cinta tak pernah salah memilih jalan. Namun jalan nan ditempuh cinta nan kadang memang harus berliku.
Cinta juga tak mengenal dunia. Setiap pencinta di seluruh global selalu berusaha bersikap romantis terhadap orang nan dicintainya. Dan semua ini ialah alami. Dan sebuah respon nan sangat wajar dan alami sinkron dengan insting orang nan tengah bericinta.
Contok Sajak Latif Romantis
Cinta bebas mengambil bentuk wajahnya. Kadang dia menjelma sebagai seorang putri dan pangeran bak di negeri dongeng, kadangkala menjelma menjadi seorang wanita miskin nan memperjuangkan cinta, kadang pula menjelma menjadi seorang pria filsuf nan tersedu mempertahankan rasa cintanya.
Semua ada di muka bumi. Anda niscaya bisa menemukan seribu bentuk paras cinta di seluruh dunia. Meski bahasa nan digunakan terdengar berbeda, namun bahasa hati tetap sama, yakni bahasa cinta.
Berikut ialah puisi-puisi cinta dari penyair kenamaan dunia.
Dari tanah Eropa, diwakili oleh Pablo Neruda. Penyair ini memang terkenal sangat romantis dan sangat lihai dalam menuliskan puisi-puisi cinta.
Soneta XXV
Sebelum saya mencintaimu, cinta, tiada ada nan menjadi milikku:
Aku melambai melalui jalan-jalan, di antara benda-benda:
tiada ada nan berarti ataupun mempunyai sebuah nama:
dunia terbuat dari udara, nan menunggu.
Aku mengenal kamar-kamar nan penuh oleh debu,
terowongan di mana bulan hidup,
gudang-gudang kasar nan menggeram Pergilah,
pertanyaan nan memaksa di dalam pasir.
Semua ialah kekosongan, mati, bisu,
jatuh, terlantar dan membusuk:
tidak diragukan asing, semuanya.
milik orang lain --tidak pada siapapun:
sampai kecantikanmu dan kemiskinanmu
dipenuhi oleh musim gugur nan penuh dengan hadiah.
(Pablo Neruda)
Dari Turki, diwakili oleh penyair sufi kenamaan bernama Esrefoglu. Sajak-sajaknya berbicara tentang cinta nan universal dan menjadi panutan penyair-penyair Turki lainnya.
Sajak I
Memberi global tanpa mengharap imbalan ialah cinta
Membiarkan hayati mengalir jauh ialah cinta
Menghidangkan madu di tanganmu buat orang lain dan racun dimakan sendiri ialah cinta
Wabah jatuh dari langit seperti hujan lebat
Menegakkan kepala menghadapinya ialah cinta
Alam semesta ini ialah lautan barah membara
Mengkaramkan diri kedalamnya ialah cinta
Esrefoglu, kenalilah hakikat ini
Menjadikan tubuh fana ialah cinta.
(Esrefoglu)
Sementara itu, dari Afghanistan, diwakili oleh puisi cinta Jalaluddin Rumi. Dia ialah penyair sufi dan salah satu pemikir filsafat serta tasawuf terkenal di global Islam.
Cinta
Karena cinta duri menjadi mawar
Karena cinta cuka menjelma anggur segar
Karena cinta pentungan menjadi mahkota penawar
Karena cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Karena cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Karena cinta tumpukan debu kelihatan sebagai taman
Karena cinta barah nan berkobar jadi cahaya nan menyenangkan
Karena cinta setan berubah menjadi bidadari
Karena cinta batu nan keras berubah lembut bagai mentega
Karena cinta duka menjadi riang gembira
Karena cinta hantu berubah menjadi malaikat
Karena cinta singa tidak menakutkan seperti tikus
Karena cinta sakit jadi sehat
Karena cinta amarah berubah menjadi ramah.
(Jalaluddin Rumi)
Berikutnya juga ada penyair nan mampu menorehkan sajak-sajak latif nan berbicara tentang cinta sejati. Dan pencarian cinta abadi. Yakni penyair dari Lebanon, yakni Kahlil Gibran.
Cinta tidak memberikan apa-apa kecuali
keseluruhan dirinya, utuh-penuh
Pun tak mengambil apa-apa,
kecuali dari dirinya sendiri
(Kahlil Gibran)
Sajak Latif Cinta dari Tanah Air
Sementara dari Indonesia, dapat dibilang tak terhitung pula. Beberapa seniman, penyair maupun perupa seni, semua seolah riuh rendah menyuarakan bahasa cinta. Di antara nan terkenal, bisa diwakili oleh Sapardi Djoko Damono. Dia ialah penyair nan terkenal sangat liris dan romantis.
Sajak-sajaknya banyak berbicara tentang cinta secara universal. Sajak “Aku Ingin” kerap kali digunakan para lelaki buat menyatakan cinta kepada perempuan nan dicintainya.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata nan tidak sempat diucapkan
kayu kepada barah nan menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat nan tidak sempat disampaikan
awan kepada hujan nan menjadikannya tiada
(Sapardi Djoko Damono)
Selanjutnya ialah ungkapan cinta nan tertulis dari corat-coret seorang petualang. Yang meski begitu akrab dengan alam, namun juga mampu menyuarakan sajak indah cinta nan romantis. Yakni Heri H. Harris alias si Gol A Gong nan telah menelurkan karya fenomenal yang abadi Balada si Roy. Dan Heri H. Harris ini mampu menuangkan sebuah sajak latif cinta dalam bait-bait pendek sebuah puisi.
Aku seorang pengembara
wajahMu ada di mana-mana
di sini ada bukit, laut, langit dan senja
jejakku tertinggal di sana
aku seorang pengembara
wajahmu ada di mana-mana
adakah jejakku tertinggal di sini?
(Heri H. Harris)
Kali ini sajak indah bertema cinta nan dituangkan oleh Heri H. Harris tersebut tak melulu terkotakkan tentang cinta remaja saja. Namun lebih jauh lagi berupa pencarian bentuk cinta kepada sang Pencipta. Sang Maha. Di sinilah meski bersifat religi, namun keromantisannya tetap terasa.