Jenis-Jenis Tanah
Proses pelapukan di bagian batuan induknya pada kerak bumi nan merupakan lapisan terluar ialah tanah.Bahan organis mempengaruhi proses pengendapan nan merupakan lanjutan dari hasil pelapukan.
Tanah nan ada di Indonesia merupakan salah satu potensial nan sangat besar bila bisa di kelola dengan baik. Tanah nan fertile sangat mudah ditemukan di Indonesia. Jadi tidak usah heran bila kebanyakan dari pendududk di Indonesia nan berprofesi di bagian sector pertanian. Untuk mengelola tanah dengan lebih baik maka kita harus tahu dengan jelas tentang ilmu tanah
Dengan mengetahui jenis-jenis tanah nan ada Anda bisa lebih mudah dalam mempelajari ilmu tanah
Jenis-Jenis Tanah
Jenis-jenis tanah di Indonesia dan sebagai tambahan dari ilmu tanah ialah sebagai berikut.
Tanah Vulkanis
Tanah nan terbentuk dari lava dan larva dari aktivitas gunung berapi nan masih aktif ialah proses terbentuknya tanah vulkanis.
Material-material dari letusan gunung berapi itulah nan mampu membentuk tanah vulkanik ini.Seiring dengan berjalannya waktu material ini akan lapuk. Tanah ini akan menjadi tanah dengan kualitas bagus sebab memiliki unsur hara nan tinggi. Temat nan sangat banyak tanah vulkanisnya biasanya di lereng gununng berapi.
Tanah vulkanik ini mempunyailapisan nan memiliki rona hitam dan juga gembur. Pada tanah vulkanik terdapat lapisan subsoilyang teksturnya licin bila diletakan di antara jari-jari dan juga berwarna coklat.Tanah vulkanis ini memiliki Bulk densit nan sangat rendah yaitu kurang dari 0.85. Namun, struktur perkembangan tanahnya baik serta daya tahan sangat tinggi terhadap air.
Tekstur dari tanh vulkanis ini halus tapi sulit buat ditiup oleh angin.Tanah nan terkenal sangat fertile yaitu tanah vulkanis. Penyebaran tanah jenis ini banyaknya di Bali, Lombok dan Sumatera.
Tanah Humus
Tanah humus ialah tanah nan terbentuk dari tanaman atau tumbuhan nan mengalami proses pembusukan. Unsur-unsur nan diperlukan oleh tumbuhan ada pada tanah ini. Jadi tanah humus merupakan tanah nan sangat subur. Penyebaran tanah humus ini meliputi Irian Jaya, Sumatera dan termasuk di daerah kita Jawa barat.
Tanah nan berjenis organosol nan berasar dari bahan organik dari hasil pelapukan salah satunya itu ialah tanah humus.Warna dari tanah humusitu kecoklatan. Berbagai tanaman sangat ocock buat menggunakan tanaman humus salah satu contohnya ialah tanaman padi.
Tanah Laterit
Tanah Laterit awalnya merupakan tanah nan fertile sebab mempunyai unsur-unsur hara nan tinggi namun sebab ada proses hujan maka hilanglah unsur hara tersebut.
Warna dari tanah laterit ialah rona merah atau kekuning-kuningan. Unsur hara nan terkandung dalam tanah itu sedikit bisa menyebbabkan tanah menjadi tak subur
Penyebaran dari tanah jenis laterit ini biasanya ditemukan di lampung dan juga di Kalimantan barat
Kandungan humus tanah nan ada pada tanah laterit mengalami pencucian tanah oleh air sebab erosi.
Tanah Aluvial
Tanah jenis alluvial ini terjadi dari lumpur-lumpur di sungai nan mengalami proses pengendapan. Penyebaran tanah ini biasnya bisa ditemui di sepanjang genre sungai dengan sekitar daratan nan rendah.
Tanah nan ditandai memiliki kandungan nan tinggi pada bahan organik nan telah mengalami proses pencucian selama bertahun-tahun.Pertumbuhan nan rendah dari vegetasi lumut.
Ciri fisik dari tanah Alluvial ialah rona kelabu. Tanah alluvial ini bila pada keadaan basah fisiknya mempunyai sifat lekat dan pijal.
Penyebaran tanah dengan jenis ini banyak terdapat di Irian bagian selatan dan utara, Jawa bagian utara dan juga terdapat di sumatera bagian timur.
Tanah Podzolit
Jenis tanah ini terjadi dampak pelapukan batuan nan mengandung banyak kuarsa dan bercamur dengan residu tumbuhan. Tanah ini termasuk jenis tanah subur. Sifat dari tanah ini mudah basah sebab air, berwarna kuning sampai kelabu, dan biasa terdapat di daerah pengunungan tinggi.
Tanah Pasir (Litosol)
Dalam mempelajari ilmu tanah Anda juga harus mengetahi jenis tanah ini. Tanah ini terjadi dari batuan beku dan batuan sedimen nan mengalami pelapukan. Tanah ini berbutir kasar, bahkan berupa kerikil. Tanah ini tak bisa mengikat air. Itulah sebabnya tanah ini dikelompokkan dalam tanah nan tak subur.
Tanah nan terdiri atas partikel besar kurang bisa menahan air. Air dalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak ke bawah melalui rongga tanah. Akibatnya tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Kondisi semacam ini apabila berlangsung terus menerus bisa mematikan tanaman. Tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyimpan dan menyediakan unsur hara.
Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera dan Sulawesi.
Tanah Terrarosa
Tanah terrasora ialah tanah kapur nan terbentuk dampak pelapukan batuan kapur di sekitar daerah kars . Tanah ini termasuk tanah nan fertile di daerah batu kapur ( karst ). Tanah terrarosa banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Tanah Gambut (Organosol)
Tanah gambut ialah tanah nan terbentuk dampak pembusukan tanaman di daerah rawa. Tanah ini termasuk jenis tanah nan tak subur.
Gambut dibentuk oleh timbunan bahan residu tanaman nan berlapis-lapis hingga mencapai ketebalan >30cm. Proses penimbunan bahan residu tanaman ini merupakan proses geogenik nan berlangsung dalam waktu nan sangat lama (Hardjowegeno, 1986). Gambut terbentuk dari lingkungan nan khas, yaitu rawa atau suasana genangan nan terjadi hampir sepanjang tahun. Kondisi langka udara dampak genangan, ayunan pasang surut, atau keadaan nan selalu basah telah mencegah aktivitas mikro-organisme nan diperlukan dalam perombakan. Laju penimbunan gambut dipengaruhi oleh peduan antara keadaan topografi dan curah hujan dengan curahan perolehan air nan lebih besar dari pada kehilangan air serta didukung oleh sifat tanah dengan kandungan fraksi debu (silt) nan rendah.
Tanah jenis ini banyak terdapat di pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan, dan pantai selatan Irian Jaya.
Tanah Kapur (Renzina)
Tanah ini terjadi dari bahan induk kapur (batu endapan kapur) dan telah mengalami laterisasi lemah.
Tanah kapur atau disebut juga tanah mediteran merupakan tanah nan terbentuk dari pelapukan bebatuan kapur. Tanah kapur tak memiliki unsur hara sama sekali sehingga tanah ini tak subur. Walaupun demikian tanah ini masih dapat digunakan buat pertanian yaitu, sebagai media penurun taraf keasaman tanah menjadi netral dengan pemakaian nan sesuai.
Walaupun tanah ini kurang subur, tetapi memiliki fungsi sangat strategis. Batuan kapur banyak dimanfaatkan manusia buat bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan kapur digunakan sebagai penimbun khususnya tanah kapur, sebagai pondasi bangunan khususnya batu kapur, buat barang kerajinan dan keramik khususnya batu marmer dan sebagai bahan campuran adonan semen.
Kapur dalam tanah memiliki kandungan kalsium dan magnesium tanah. Hal ini terjadi sebab keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan karbonat. Secara generik pemberian kapur ke tanah bisa mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Bila ditinjau dari sudut kimia, maka tujuan pengapuran ialah menetralkan kemasaman tanah.
Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera, Jawa Timur, JawaTengah, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Tanah Mergel
Tanah ini memiliki karakteristik liat, campuran kapur, dan pasir. Atau bisa dikatakan bahwa tanah mergel ialah tanah nan terjadi dari campuran pelapukan batuan kapur, pasir, dan tanah liat.
Tanah ini terjadi dampak curah hujan nan tak merata. Jenis tanah ini termasuk tanah nan subur. Biasanya bisa kita temui di lereng bukit atau daratan rendah. Tanah ini terdapat di Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.
Artikel ini membahas ilmu tanah nan lengkap.