Bagaimana Meningkatkan Prestasi dalam Bekerja
Yang Dibutuhkan Perusahaan
Kalaupun ada perusahaan nan masih mempertahankan karyawan nan masuk penjara sebab kasus narkoba atau kasus lainnya, tentunya karyawan nan bersangkutan mempunyai sesuatu nan sangat istimewa. Hanya orang-orang istimewa nan telah melakukan sesuatu nan istimewa nan akan mendapatkan perlakukan nan istimewa pula. Pada umumnya, perusahaan nan baik memang tak mudah memecat atau meminta karyawannya buat mundur.
Rasa humanisme akan sangat ditonjolkan. Bagaimanapun manusia nan mempunyai hati manusia mempunyai perasaan dan tenggang rasa. Hanya saja terkadang manusia tak pandai bersyukur. Telah dibantu, tetapi ia sendiri terkadang malah merasa tinggi hati dan tak mau menunjukkan prestasi apa-apa nan akan membuat pimpinan perusahaan merasa senang. Hal ini tentu saja akan membuat karyawan nan lain merasa bahwa pimpinan pilih kasih dan sangat memperhatikan karyawan tertentu.
Berprestasi tentu saja bukan seperti itu. Apabila orang masih melakukan pekerjaannya pada pelukisan kerjanya, itu artinya ia belum melakukan pekerjaan nan luar biasa. Ia masih pada tahapan melakukan pekerjaan dengan baik. Berbeda kalau ia telah melakukan pekerjaan nan melebihi kewajibannya dan ia pun melakukannya dengan baik. Hal inilah nan patut mendapatkan apresiasi dari perusahaan.
Memang ada beberapa perusahaan nan memberikan penghargaan kepada para pekerjanya nan sangat setia. Penghargaan itu ada nan berupa uang atau dalam bentuk perhiasan. Berbagai penghargaan tersebut tentunya bukan sekedar buat memberikan hadiah tetapi juga sebagai wahana meningkatkan semangat dan motivasi karyawan lainnya agar mau berprestasi nan lebih. Karyawan nan mampu meningkatkan penjualan, juga patut diberikan apresiasi nan bagus agar mereka tak merasa disisihkan.
Dalam bidang apapun biasanya ada baku operasi nan harus ditaati agar karyawan memberikan pelayanan sinkron dengan baku nan telah ditetapkan. Bila tak ada standar, karyawan akan bingung dan niscaya akan terjadi gaya bekerja dan gaya pelayanan nan berbeda-beda. Tentu saja akan sulit melakukan evaluasi bila tak ada baku mutu pelayanan.
Dimulai dari Sistem Penerimaan Karyawan
Dalam sebuah perusahaan nan sudah berskala sedang-menengah dan profesioanl di awal penerimaan karyawan akan dilakukan tes prikotes. Ini buat mengetahui seberapa besar kemampuan para calon karyawan dalam mendorong tumbuh kembangnya si perusahaan itu.
Prestasi dalam kerja dapat dikatakan sebagai tolak ukur taraf sukses atau gagalnya seorang karyawan. Pihak perusahaan akan melakukan pemantauan secara serius dan konsisten terhadap kondisi karyawan tersebut. Hal ini buat semakin meningkatkan kinerja dan motivasi para karyawan sehingga ekspektasi perusahaan buat semakin besar dan bekembang dapat terealisir.
Definisi
Menurut Rao (1986) prestasi sebuah perusahaan tergantung secara signifikan dari kinerja nan diberikan oleh tiap-tiap karyawanya. Dalam arti bahwa kinerja karyawan secara kumulatif bisa menentukan suatu usaha berhasil, setengah berhasil, setengah gagal, atau bahkan bangkrut (bancrupt). Prestasi kerja setiap orang di insitusi usaha sangat diperhatikan sebab terminalnya hanya dua: sukses atau gagal.
Kastarini (1971) lebih menekankan bahwa prestasi kerja secara spesifik. Evaluasi tiap-tiap karyawan dalam hal kesanggupan buat menyelesaikan pekerjaan seusai dengan sasaran nan diberikan perusahaan, kualitas pekerjaan, dan ketepatan dalam bekerja.
Beliau menyarankan bahwa buat melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap kinerja karyawannya, pihak perusahaan dapat mengidentifikasi dari taraf kesalahan atau kekeliruan nan dilakukan.
Faktor Penentu
Penting diperhatikan mengenai faktor-faktor nan bisa mempengaruhi prestasi kerja seorang karyawan. Yang ditujukan buat melakukan identifikasi terhadap kondisi perusahaan secara objektif. Secara generik dapat disebut beberapa faktor nan mempengaruhi, yakni: taraf kecerdasan individu (karyawan), penguasan emosi, lingkungan kerja, motivasi, serta reward dan punishment nan dijanjikan.
Menurut beberapa ahli diungkapkan bahwa prestasi dalam bekerja lebih khusus dipengaruhi oleh motivasi nan diberikan secara langsung oleh atasan, keaktifan dalam kerjasama sebuah tim (Kartini, 1981). Sementara Manullang (1984) lebih menyorot kepada kemampuan fisik seperti normal tidaknya penglihatan, kekuatan jasad buat melakukan dan menyelesaikan beban kerja, dan sebagainya.
Kasijan lebih komprehensif lagi dalam membeberkan faktor-faktor tersebut: terdiri dari dalam dan luar. Faktor dari dalam yakni terkait dengan bakat, motivasi, taraf kepribadian nan biasanya bersifat absolut dan sulit buat dilakukan perubahan. Faktor internal, yakni: kondisi atau lingkungan kerja karyawan, keadaan lingkungan, dan sistem hukum nan berlaku di suatu negara.
Tujuan
Tujuan evaluasi prestasi dalam bekerja merupakan terminal akhir dari serangkaian tahapan dari ditetapkannya penilain kinerja karyawan. Dilakukan secara reguler dan biasanya transparan supaya diketahui oleh si karyawan sendiri. Sehingga tak muncul banyak berpretensi nan dapat menimbulkan kontraproduktf. Diantara tujuan itu adalah:
* Mengetahui dan mengindikasikan sejauh mana si karyawan dapat sukses. Pengukuran ini juga dapat menjadi dasar dalam promosi karier karyawan itu sendiri, atau bahkan sebaliknya pemutusan interaksi kerja sebab dinilai sudah tidak layak dan produktif lagi.
* Mengetahui seberapa besar potensi dan kemampuan nan dipunyai oleh si karyawan tersebut.
* Data base karyawan nan digunakan dapat digunakan buat memberikan reward and punishment.
Seperti halnya bersekolah nan mengenal kata prestasi belajar, dalam bekerjapun kita akan mengenal nan namanya Prestasi kerja. Prestasi ini ialah usaha nan kita lakukan buat mencapai tahapan tertentu. Biasanya bila kita sudah mencapai tahapan tersebut, kita akan merasa bangga dengan apa nan telah kita lakukan.
Seorang SPG atau sales promotion girl misalnya, nan diwajibkan buat dapat menjual produk dalam sebulan sebanyak seratus ribu unit. Dan ternyata setelah sebulan berlalu, SPG tersebut mampu menembus angka 500ribu unit. Itulah salah satu contoh dari prestasi kerja.
Apa Pentingnya
Saat kita masih sekolah, niscaya kita menginginkan prestasi nan baik bukan, baik itu prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Saat kita sukses meraih keduanya, kita merasa menjadi siswa nan sudah sukses sebab sasaran kita telah tercapai. Begitu juga dengan bekerja, kita niscaya memiliki obsesi eksklusif dan tidak mungkin bila hanya sekedar bekerja.
Obsesi itulah nan akan membentuk jiwa kita buat berusaha semaksimal mungkin demi meraih tujuan nan kita inginkan. Bila tujuan telah tercapai, maka kita akan merasa berhasil dengan kondisi kita, sekalipun niscaya akan bermunculan tuntutan baru nan lainnya.
Bagaimana Meningkatkan Prestasi dalam Bekerja
Sama halnya bila ada pertanyaan, “bagaimana meningkatkan prestasi sekolah?”. Tentu semuanya akan menjawab “dengan rajin belajar.” Begitu pula bila ada pertanyaan nan serupa “bagaimana meningkatkan prestasi kerja?”, maka jawabannya ialah “dengan rajin bekerja”. Ya, itu jawaban secara umum. Namun, demikian tak hanya rajin bekerja saja nan dapat meningkatkan prestasi kerja. Ada faktor-faktor lain nan juga turut membantu kita buat meningkatkan prestasi, di antaranya:
1. Kesetiaan
Kesetiaan terhadap perusahaan loka bekerja memang menempati posisi pertama. Bila kita setia, kita tak akan melakukan hal-hal nan merugikan perusahaan. Hal ini sangat krusial dimiliki, terlebih pada zaman sekarang ini kesetiaan ialah suatu hal nan langka. Oleh karena itu, bila seorang karyawan memiliki sikap ini, dia akan mendapatkan nilai plus dari perusahaan.
2. Kejujuran
Hampir sama dengan kesetiaan, kejujuran ialah sikap apa adanya dan tak ada manipulasi. Kejujuran juga bermakna bahwa kita sangat menjungjung tinggi persaingan sehat antar karyawan.
3. Semangat
Tak mungkin ada usaha keras bila tidak ada semangat. Dan tidak mungkin juga ada keberhasilan bila tidak ada kerja keras.
4. Supel
Di perusahaan kita tak hanya berteman dengan pekerjaan kita, namun dengan masyarakat perusahaan. Pandai-pandailah menjaga diri agar kita dapat diterima oleh siapa saja dan dari kalangan mana saja.
* Bijaksana
* Teliti
* Disiplin
*
Hal-hal tersebut ialah hal-hal nan dapat dilakukan buat meningkatkan prestasi dalam bekerja. Seorang karyawan tak hanya dituntut buat memiliki kecerdasan intelektual nan tinggi saja, namun juga kecerdasan emosional dan spiritual. Percayalah, bila ketiga kecerdasan tersebut kita miliki, maka kita akan dengan mudah meningkatkan prestasi kerja kita.