Lawan Jenis
Sebagai pekerja nan baik, dan berdedikasi tinggi, sebaiknya patuhi tips berteman dengan nan baik. Apalagi bagi Anda nan fresh graduate baru diterima kerja di suatu perusahaan multi nasional maupun perusahaan BUMN besar harus mengerti etika kerja.
Tempat kerja ialah salah satu loka bersosialisasi. Dari 7 hari dalam 1 minggu, paling tak 5 hari Anda habiskan di loka kerja. Dan dari 24 jam dalam 1 hari, minimal Anda berada di loka kerja selama 8 jam.
Jadi Anda harus memperhatikan bagaimana berteman nan baik di loka kerja. Untuk itu, berikut ini ada beberapatips berteman nan baik buat disimak:
Komunikasi dengan atasan
Dalam organisasi kantor, atasan ialah orang nan memiliki tanggung jawab mengawasi kinerja bawahan, pengambil keputusan, dan penanggung jawab segala pelaksanaan / sistem nan dikerjakan.
Yang dimaksud kelompok atasan ialah supervisor, manajer, direktur, jajaran direksi. Atasan merupakan orang-orang nan terpilih, senior dan berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan.
Dalam pergaulan dengan koridor adat Indonesia / ketimuran, atasan Anda ialah orang nan paling dihormati di perusahaan Anda. Maka dari itu sebagai bawahan ketika berkomunikasi harus sopan dengan bahasa nan tertata. Tak hanya ketika di kantor saja, di luar kantor pun Anda harus tetap sopan santun dalam berkomunikasi.
Ajang hubungan secara profesional terpenting ialah orang pertama nan interaksi dan komunikasinya harus Anda jaga dengan baik ialah atasan Anda. Karena jika Anda melakukan kesalahan, atasanlah nan bertanggung jawab. Jika ada pekerjaan nan belum dimengerti, atasanlah loka bertanya. Dan atasan juga nan memberi Anda evaluasi positif nan nantinya akan dikonversi ke dalam gaji.
Jadi bersikaplah terbuka dengan atasan sejak awal. Jika Anda menemui kesulitan atau masalah dalam pekerjaan, selesaikanlah sendiri sebisa mungkin. Setelah mentok, barulah Anda mencari atasan.
Jika menemui problem pada pekerjaan, Jangan sebentar-sebentar menghubungi atasan Anda, hal itu tidak baik, tandanya Anda kurang mandiri. Langkah nan baik, coba Anda analisa permasalahan, tanya dulu pada partner kerja lain nan lebih senior, kemudian cari solusinya.
Sering-seringlah berdiskusi dengannya mengenai pekerjaan, dan sesekali mengenai topik di luar pekerjaan, misalnya tentang hobi, pengalaman, atau keluarga.
Bawahan
Secara struktural, bawahan sudah tahu Andalah atasannya. Jadi Anda tak perlu menunjukkan sikap otoriter dan sok kuasa. Bawahan merupakan orang nan mengerjakan aplikasi-aplikasi nan telah disusun oleh pemangku kekuasaan.
Ketika ada problem di level bawahan, sebaiknya dekati mereka secara pribadi agar mereka dengan bahagia hati mengikuti arahan bukan perintah Anda.
Jika mereka berbuat kesalahan, bicarakanlah secara baik-baik secara 4 mata. Hindari menegur apalagi memarahi secara keras kepada bawahan di depan orang lain. Ini dapat menjadi bumerang bagi Anda. Apalagi jika ia lebih tua atau lebih senior dari Anda. Maka dari itu Anda perlu lebih menjaga perasaannya.
Dalam berbicara pun tidak perlu mengungkit privasi dia terlalu dalam, atau kesalahan-kesalahan nan pernah dia lakukan di masa lalu.
Lawan Jenis
Tips berteman nan baik berikutnya ialah berhati-hati berteman dengan rekan kerja versus jenis. Tunjukkan sikap profesional nan baik tanpa membuat kesan sombong. Pembicaraan pribadi dapat menjadi topik, asalkan Anda tahu batas-batasnya.
Hindari pergaulan dengan versus jenis nan terlalu intensif, apalagi jika tak ada interaksi dengan pekerjaan Anda. Anda juga harus lebih berhati-hati jika ia atau Anda sudah memiliki pasangan, sebab orang lain dapat saja menebar fitnah.
Namun jika versus jenis dan Anda sama-sama masih lajang, sebaiknya jangan berbicara soal pribadi ketika masih jam kantor. Kecuali saat jam istiriahat dan lokasinya di luar kantor. Demikian juga ketika Anda memiliki interaksi asmara dengan teman satu kantor. Anda tetap harus professional, jangan pacaran selagi kerja.
Jangan menyinggung perasaan, atau membicarakan topik nan melecehkan partner kerja Anda. Sebaiknya dalam berbicara saling menghormati. Ketika kerja pun saling membantu satu sama lain. Bukankah kerja di perusahaan itu ibarat, permainan sepak bola, semua lini harus saling terkoneksi dan menutupi sebuah kelemahan. Jangan sampai gawang Anda kebobolan.
Pelanggan / konsumen
Posisi pelanggan atau konsumen dalam perusahaan itu ibarat raja. Maka dari itu marketing dan customer service wajib nan sabagai ujung tombak perusahaan wajib mematuhi etika berkomunikasi dengan pelanggan. Dalam berteman atau mendekati pelanggan buat mengenalkan produk perusahaan harus hati-hati, menggunakan bahasa persuasi nan mudah dicerna. Jangan memaksa dan menyudutkan pelanggan pelanggan buat membeli produk perusahaan. Atau bahkan menjelek-jelekan produk pesaing.
Public Enemy
Di suatu loka kerja kadang ada saja seseorang nan dimusuhi banyak orang, misalnya sebab ia terlalu tegas, terlalu patuh, dan lain-lain. Anda tak perlu ikut-ikutan memusuhi, supervisor atau manager Anda. Tetaplah berteman dengannya sepantasnya.
Jika ada kebaikan darinya, dengarkanlah, tapi nan tak baik, tidak perlu Anda masukkan ke dalam hati. Anda tidak perlu menambah panjang daftar musuhnya dan Andapun tentunya tak ingin mempunyai musuh.
Tetaplah berpikir positif, jika atasan atau manajer kerap menegur Anda masalah pekerjaan. Mungkin kerjaan Anda kurang benar, tak lengkap dan tidak teliti. Toh sebuah pekerjaan nan tidak paripurna dapat diperbaiki dan dipelajari lagi di mana letak kesalahaannya.
Setiap ada masalah sine qua non hikmah dan pelajaran nan diambilnya. Bukannya malah ikut menjadi oposan di perusahaan atau malah menjaga jeda pergaulan dengan partner kerja Anda.
Tips menangani masalah dan konflik
Konflik dan masalah di lingkungan kerja ialah hal nan lumrah. Karena lingkungan perusahaan terdiri dari berbagai orang, nan memiliki sifat dan karakter berbeda-beda. Ketika meeting maupun diskusi, semua orang mengeluarkan ego masing-masing. Terkadang di sana kerap disertai emosi, ketika mereka saling debat mengeluarkan argument. Maka konflik antar pegawai pun tidak terelakan.
Demikian juga saat kerja pun kerap terjadi konflik. Hal ini terjadi sebab mungkin saluran-saluran komunikasi ada nan tersumbat. Disparitas persepsi antara job diskripsi dan pelaksanaan kerja. Agar konfilk tidak berlarut – larut.
Berikut ini tips ringkas bagaimana meredam konflik :
- Tahan emosi
Jangan terlalu banyak menggunakan emosi ketika berdiskusi. Emosi nan meluap-luap dampaknya tidak baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Terlalu emosi atau termparamental juga akibatnya ditakuti dan dijauhi partner kerja Anda. Selain itu emosi nan hiperbola dapat memicu penyakit darah tinggi. Maka dari itu Anda harus menjaga emosi, sejukan hati dengan doa dan bersabar. Toh juga jika terbentur masalah dapat diselesaikan dengan kepala dingin.
- Berpikir positif
Berpikirlah positif buat semua masalah dan peristiwa, termasuk konfilk. Ketika Anda berseberangan pendapat dengan partner kerja atau atasan Anda, jangan terus Anda menjaga jeda dan membenci dia. Tetaplah introspksi, mungkin pendapat dia lebih baik dari Anda, dan belum tentu pendapat Anda itu buruk, mungkin belum paripurna saja.
Berpikir positif niscaya juga mendapatkan hal-hal nan positif pula. Berbeda dengan selalu negatif thinking mengakibatkan Anda terkucil dari pergaulan, sebab secara tidak sengaja maupun disengaja, obrolannya tidak jauh dari topic negatif.
Memang merubah mindset menjadi seorang positif thinker perlu proses dan tidak dapat dilakukan sesaat. Namun percayalah hasilnya akan baik bagi Anda dan lingkungan.
- Sabar dan mau menerima
Konflik harus diselesaikan dengan sabar, menguraikan permasalahan perlu kepala dingin. Demikian juga ketika pendapat / ide nan diajukan ditolak oleh atasan atau partner kerja, penolakan ini harus diterima Anda dengan lapang dada. Lantas jangan berkecil hati, toh setidaknya Anda sudah berkontribusi mencari solusi buat perusahaan. Dengan kata lain sudah berbuat terbaik buat perusahaan.
- Jadilah penengah / mediator
Ketika konflik terjadi, sebaiknya Anda jangan terus masuk dalam dua kubu nan beseteru. Melainkan jadilah wasit, penengah konflik diperusahaan, posisikan Anda pada loka nan netral. Kondisi itu sebenarnya akan menguji dedikasi Anda di perusahaan. Di situ tercermin kedewasaan dan kematangan Anda dalam berpikir. Perantara ulung mampu membantu menyelesaikan konflik antar pegawai atau pihak manajemen dan buruh.
Syarat menjadi mediator, di perusahaan, antara lain, dibutuhkan cara berpikir nan analisis, mempu mengurai akar permasalahan, sumber konflik. Mampu menganalisa sejauh mana jika permasalahan itu berkembang dan akibat sampingnya. Dapat menawarkan solusi kepada pihak nan bertikai, tanpa merugikan semuanya.
Demikianlah sekilas tentang tips berteman nan baik di perusahaan. Semoga bermanfaat.