HP Cina - Menyimak Media, Majalah, Koran mengenai Ponsel

HP Cina - Menyimak Media, Majalah, Koran mengenai Ponsel

HP Cina memang masih kalah dari HP Jepang. Di sisi lain, Jepang memang kalah perang versus AS, tapi Jepang ganti startegi, daripada membom AS dengan bergumpal-gumpal metal berisi mesiu, lebih baik membom mereka dengan metal-metal berisikan silikon, maka produk-produk Jepang, di mulai dari kaset, lalu walkman , lalu komputer set pun merajalela. Kesuksesan Jepang, menjadi stimulan buat negara-negara tetangganya, termasuk Cina. Cina pun kemudian melahirkan banyak barang-barang elektronik nan siap memborbardir, salah satunya ialah HP Cina.

Nah, terinspirasi dari kisah berhasil Jepang itu, orang China nan pernah tiarap industrinya sejak revolusi budaya, digalakkan mulai mengejar ketertinggalan. Hasilnya salah satu nan terpenting ialah bom industri ponsel. Kini, HP Cina ada di mana-mana. Di Indonesia? Sama saja.

Tidak ada nan tak dari Cina. Bukan soal HP Cina saja, tapi juga elemen produksi lainnya dari hal nan begitu tumpah ruah mudah didapat di negeri sendiri, nan sebenarnya dapat didapatkan dengan jalan regulasi nan tepat namun dikhianati oleh pemerintahan. Sehingga Indonesia perlu mengekspor segala sesuatunya ke Cina. Termasuk HP.

Bahkan sampai pada elemen produksi nan sporadis ada. Elemen tersebut langka ditemui sebab negeri tersebut ternyata mengapalkan puluhan barang langka pula ke tanah mereka buat di olah dan dijadikan produk jadi, salah satunya ialah vendor silikon. Hal ini berakibat pada semakin majunya industri telekomunikasi dan teknologi informasi di daratan Cina. Lantas sejauh apa, keunggulan produk Cina di banding produk lainnya. Misalnya dari HP Cina nan hendak dibahas di sini?



HP Cina - HP Murah HP dalam Sindiran

Apa nan dinginkan oleh pemilik produk, suatu vendor, bahkan hingga peretail eceran ialah grafik penggunaan nan semakin menaik. Begitupun nan terjadi pada HP Cina. Kontroversi ini menimbulkan sebuah pertanyaan, layakkah suatu produk harus bergeser dengan segera kepada berapa banyak orang nan memakainya, walau itu tanpa dibekali pengetahuan nan hebat tentang memahami kondisi dan keunggulan suatu telepon selular?

Kebanyakan pembeli Indonesia terlalu gampang dalam menilai suatu produk. Saya malah dapat dengan lancar menyebutnya sebagai kegagapan dan kemunafikan. Karena pada prinsipnya orang Indonesia kebanyakan memilih HP niscaya pertama-pertama nan di kejar ialah harganya!

Nokia, saking laku keras dan bahkan sampai populer dipakai oleh para pembantu rumah tangga di Indonesia malah di sebut sebagai Nokiyem. Gabungan antara Nokia dan si Iyem pembantu. Julukan nan sangat hasty generalized , sangat terburu-buru.

Hanya sebab para pembantu sporadis nan memiliki Blackberry nan syahdan mengangkat kelas penggunanya sebab dianggap pemilik blackberry ialah kaum elite punya duit? Gejala seperti ini lahir sebab masalah harga. Dan nantinya gejala seperti ini juga akan mengena pada penggunaan HP Cina.

Keliru jelas keliru. Blackberry pada akhirnya mengalami perbedaan fungsional sebab sisi popularitasnya. Tidak ingin kehilangan pelanggan, pada akhirnya Blackberry tak mau turun harga.

Padahal mereka mau dan rela dengan amat sangat buat memangkas harga banderolnya di banyak negara ketika mereka tersungkur oleh pabrikan smartphone lain, kecuali di Indonesia. Karena orang Indonesia bahagia Blackberry tetap berharga mahal walau isinya dan fungsi teknologinya sudah dilewati oleh HP Cina.

Dan ketika HP Cina disindir-sindir dampak sisi popularitasnya, HP Blackberry nan digadang elite terbukti jalan di tempat. Penggemarnya tentu banyak, tapi penggemar nan tak elite lagi, sebab sisi elitis bergeser kepada penanganan fungsi dan teknologi nan dapat diperoleh dengan harga nan murah! HP Cina mau, dapat dan berani melakukannya!

Di negeri ini, mengingat keseriusan menggarap pasar, HP Cina malah menggandeng pengusaha lokal alias nan ber-KTP Indonesia buat memasarkan produknya dengan nama lokal. Pabrikannya tetap di Cina, dibundlingnya gaya Indonesia. Misalnya, K Touch, Hua Wei, CSL, IMO, Venera , atau juga ZTE . Otak Cina diragukan, syahdan justru sebab murah HP China pun disinyalir mudah rusak.

Well , sesuatu nan mudah rusak sebenarnya bergantung pada reputasi perusahaan dalam menyikapi pasar. Dan itu bukan sekadar ranahnya konsumen. Bahkan iPhone saja pernah mengalami kasus scar alias sesekali mengecewakan, sebab antenanya buruk. Mengapa buat nama besar, HP rusak disebut kontroversi, sementara buat para pemain pemula seperti HP Cina disebut sebagai barang murahan?

Di sinilah Anda perlu memahami logika teknologi terbaik nan dikoarkan namun tak sinkron sebagaimana di iklan. Mereka selalu menyediakan adanya loka mengadu! Tentu saja jika ada produk gagal dan rusak, sebelum itu semua dikenai cacat masyarakat nan akan menyebarkan layanan customer center nya. Dan itu dilakukan dengan baik oleh para pemain besar. Pemain Cina pun melakukannya, dengan memiliki vendor lokal atau nan dikenal dengan HP Cina.



HP Cina - Menyimak Media, Majalah, Koran mengenai Ponsel

Cara lain memercayai HP Cina dan serba isinya ialah memercayakan para profesional nan memang bekerja buat membongkar isi, lalu membandingkannya dengan HP lain. Membanding kinerjanya plus harganya. Para professional itu memiliki media tersendiri. Di Indonesia media para professional sudah dapat dibeli di loka eceran, sehingga Anda bisa dengan mudah mengetahui kelemahan dan kelebihan dari HP Cina. Ini salah satu contoh, nan di bongkar berdasarkan mitos popular mengenai HP Cina.

Hal nan pertama kali dipikirkan masyarakat mengenai HP Cina ialah apakah ada pusat pelayanan servisnya? Hal ini akan membuktikan keseriusan HP Cina terhadap pengguna produk mereka atau konsumennya. Pertanyaan kedua, apa saja merek Hp Cina nan sudah terkenal? Atau setidaknya dapat ditelusuri bahwa merek itu juga di gunakan secara massal di negeri asalnya.

Selain dikenal secara massal, HP Cina juga harus memiliki keseriusan buat menjaga nilai HP nan mereka perdagangkan. Selalu update teknologi, dan menyediakan fasilitas upgrade pada produk mereka nan mampu diupgrade seperti ponsel nan menggunakan sistem operasi android.

Lalu, poin nan ketiga ialah kembali pada masing-masing individu. Jadilah pembeli nan cerdas. HP Cina itu butuh pengalaman tangan pertama. Alias, butuh orang nan merasa puas lalu bercerita. Tentu saja itu ialah kapital besar vendor HP Cina. Hal itu bertujuan buat mendapatkan pembeli cerdas dan pembeli fanatik tersendiri.

Pembeli harus cerdas sebab ada pula vendor nan menjual produk terbaik lebih dahulu. Ini sebenarnya taktik bisnis buat memancing pembeli lebih besar. Produk perdana selalu terbaik, produksi kesekian, selalu produksi nan sudah tutup lini. Para pembeli pun harus jeli melihat situasi semacam ini.

Pilihan lain ialah Anda dapat mencermati pilihan Hp China nan sudah bundling dengan operator seluler nan telah lama eksis dan memuaskan. Kerjasama bundling antara HP Cina dengan operator lokal membuktikan hal lebih besar lagi. Dan kepuasan berganda. Karena HP tersebut akan menyesuaikan dengan konten dari bundling nan juga memiliki pasar fanatik tersendiri. Apalagi jika mengingat kesuksesan antara ZTE dan Hua Wei dengan Smart Indonesia.

Dan nan terakhir ialah hindarkan diri Anda dari membeli barang HP Cina di pasar gelap. Atau barang nan tak dicukai, lolos imigrasi dan pajak. Dapat jadi isinya merupakan produk reject nan sengaja dipasarkan buat merusak reputasi HP Cina. Ini dapat jadi sebab produksi HP itu semakin penting, orang tak dapat lepas dari HP nan seolah nyawa keduanya. Sehingga persaingan dari banyak negara akan menjadikan perang HP tak lagi dari perang teknologi, melainkan perang dagang. Anda pula toh nan dirugikan?