Syarat Sukses Kultur Jaringan
Bagi pembaca sekalian, istilah kultur jaringan tentu bukan barang baru. Ya, meskipun tak semua pembaca pernah mencobanya, namun jika hanya mendengarnya saja niscaya sudah, bukan. Nah, agar Anda tak hanya mendengar kultur jaringan sebagai suatu istilah saja, penulis akan mengenalkannya kepada Anda.
Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu cara buat memperbanyak tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman, contohnya daun, tunas, dan menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan.
Kultur jaringan dilakukan secara aseptik nan kaya nutrisi dan zat penumbuh nan dilakukan di dalam wadah tertutup nan tembus cahaya. Hal ini menjadikan bagian tanaman bisa memperbanyak diri dan melakukan regenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip primer dari teknik kultur jaringan ialah memperbanyak tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman memakai media protesis nan dilakukan di loka nan steril. Metode ini dikembangkan buat membantu memperbanyak tanaman, khususnya tanaman nan sulit dikembangbiakkan secara generatif.
Bibit nan dihasilkan dari kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan dibanding nan dikembangkan secara generatif. Bibit hasil kultur jaringan nan ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan nan baik, bahkan jati hasil kultur jaringan nan sering disebut dengan jati emas bisa dipanen dalam jangka waktu nan nisbi lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati nan berasal dari benih generatif.
Terlepas dari kualitas kayunya nan belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha sebab akan memperoleh hasil nan lebih cepat. Keunggulan inilah nan kemudian menjadi daya tarik bagi produsen bibit buat segera mengembangkan usaha di bidang kultur jaringan ini. Saat ini, sudah banyak tanaman nan dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, anggrek, jeruk, mangga, pisang dll.
Metode kultur jaringan terdiri atas beberapa tahap. Berikut ini tahapan nan dilakukan dalam memperbanyak tanaman dengan teknik kultur jaringan.
- Media
- Inisiasi
- Sterilisasi
- Multiplikasi
- Pengakaran
- Aklimatisasi
Tahapan Kultur jaringan - Media
Media merupakan faktor penentu dalam meperbanyak tanaman dengan menggunakan metode kultur jaringan. Komposisi media nan dipakai bergantung pada jenis tanaman nan akan diperbanyak. Biasanya, media nan dipakai terdiri atas garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, dibutuhkan juga bahan tambahan, misalnya agar-agar, gula, dan lain sebagainya.
Zat pengatur tumbuh atau hormon nan ditambahkan pun bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Semua itu bergantung pada tujuan dari kultur jaringan nan dilakukan. Media nan sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media nan dipakai pun harus disterilkan terlebih dahulu dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Tahapan Kultur jaringan - Inisiasi
Inisiasi ialah pengambilan eksplan dari bagian tanaman nan akan dikulturkan. Umumnya, bagian tanaman nan sering digunakan buat kegiatan kultur jaringan ialah tunas.
Tahapan Kultur jaringan - Sterilisasi
Sterilisasi ialah segala kegiatan dalam proses kultur jaringan nan harus dilakukan di loka nan steril, seperti di laminar flow . Selain itu, alat-alat nan digunakan harus steril. Sterilisasi pun dilakukan terhadap peralatan, misalnya memakai etanol nan disemprotkan secara merata pada peralatan nan digunakan. Selaian semua itu, teknisi atau orang nan melakukan kultur jaringan juga harus dalam keadaan steril.
Tahapan Kultur jaringan - Multiplikasi
Multiplikasi ialah proses memperbanyak calon tanaman dengan cara menanam eksplan pada media. Kegiatan multiplikasi dilakukan di laminar flow agar terhindar dari kontaminasi nan mengakibatkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Sementara itu, tabung reaksi nan sudah ditanami ekplan disimpan di rak-rak dan ditempatkan di loka nan steril dengan suhu kamar.
Tahapan Kultur jaringan - Pengakaran
Selain itu, buat melihat apakah adanya kontaminasi dari bakteri ataupun jamur. Eksplan nan terkontaminasi akan memperlihatkan gejala, seperti berwarna putih atau biru nan disebabkan oleh jamur atau busuk nan disebabkan oleh bakteri.
Tahapan Kultur jaringan - Aklimatisasi
Aklimatisasi ialah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng. Pemindahan ini dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup dipakai buat melindungi bibit dari udara luar dan agresi hama penyakit. Hal ini dilakukan sebab bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap agresi hama penyakit dan udara luar.
Setelah bibit hasil kultur jaringan mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya, secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara nan sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Teknik Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman nan sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair nan cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus.
Apabila kalus nan terbentuk dipindahkan ke dalam medium diferensiasi nan cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil nan lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman bisa dihasilkan kalus nan bisa menjadi planlet/bibit dalam jumlah nan besar.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teorisel nan dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi ialah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan di lingkungan nan sinkron akan tumbuh menjadi tanaman nan sempurna.
Syarat Sukses Kultur Jaringan
Untuk menghasilkan bibit terbaik, pelaku kultur jaringan harus memerhatikan beberapa syarat berikut.
- Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar buat pembentukkan kalus;
- Penggunaan medium nan cocok; dan
- Keadaan nan aseptik dan pengaturan udara nan baik terutama buat kultur cair.
Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel bisa ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman nan masih muda dan mudah tumbuh, yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji nan lain sebagai eksplan, nan perlu diperhatikan ialah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur, dan dormansi.
Keuntungan Pemanfaatan Kultur Jaringan
- Pengadaan bibit tak bergantung musim.
- Dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dengan waktu nan nisbi lebih cepat. (dari satu tunas akan menghasilkan 10.000 bibit baru dalam waktu satu tahu saja)
- Dapat menghasilkan bibit nan seragam.
- Menghasilkan bibit nan bebas penyakit.
- Biaya pengangkutan bibit nisbi lebih murah dan mudah.
- Dalam proses pembibitan, bebas dari gangguan hama, penyakit, dan gangguan lingkungan lainnya.
- Dapat diperoleh sifat-sifat tanaman nan diinginkan
- Metabolit sekunder sudah dapat didapat tanpa harus menunggu usia tanaman dewasa.
Kekurangan Pemanfaatan Kultur Jaringan
- Bagi sebagian orang, cara buat melakukan kultur jaringan terbilang masih sulit dan memerlukan biaya nan lumayan mahal.
- Para pelaku kultur jaringan memerlukan investasi kapital awal nan terbilang besar buat membuat bangunan atau laboratorium khusus, perlengkapan, dan segala keperluan lainnya.
- Kultur jaringan tak dapat dilakukan oleh semua orang, terlebih nan tak memiliki kemampuan di bidang tersebut. Diperlukan SDM spesifik agar proses kultur jaringan tersebut menghasilkan bibit nan sinkron dengan apa nan diharapkan.
- Setiap produk kultur jaringan biasanya cenderung lemah pada bagian akar.
Nah, itulah sedikit pembahasan mengenai kultur jaringan. Semoga bermanfaat!