Revolusi Amerika nan Panjang

Revolusi Amerika nan Panjang

Amerika ialah negara adidaya nan mengalami sejarah nan sangat panjang. Setelah Revolusi Amerika terjadi, negara ini terus berkembang, hingga menjadi negara superpower seperti sekarang. Revolusi Amerika telah membawa banyak sekali akibat nan sangat besar. Tidak hanya bagi Amerika sendiri, tapi juga negara-negara lain.



Amerika Sebelum terjadinya Revolusi Amerika

Jauh sebelum terjadi Revolusi Amerika, Amerika merupakan sebuah benua nan tak bertuan. Diduga masyarakat orisinil Amerika berasal dari Asia nan bermigrasi ketika zaman es. Ketika es mencair, maka benua Asia dan Amerika kemudian terpecah. Masyarakat inilah nan kemudian menjadi suku Orisinil Amerika. Dapat dilihat, Suku Indian di Amerika memiliki ciri fisik nan mirip dengan orang Asia.

Pada 1499 dan 1502, seorang pelaut Italia bernama Amerigo Vespucci melakukan perjalanan buat menemukan global baru. Saat itulah, ia terdampar ke sebuah pulau besar, nan tak terduga ini. Karena dianggap sebagai penemu benua ini, maka benua itu dinamakan Amerika, seperti namanya.

Sejarah Revolusi Amerika tak terlepas dari inovasi Christopus Colombus terhadap Benua Amerika. Pada 1492, Christopus bersama para awaknya berlayar menuju Asia dan Timur Jauh, namun dengan rute sebaliknya dari perjalanan nan biasa dilakukan. Hal itu juga buat membuktikan teori mengenai bahwa bumi ini bulat. Ketika itu mendapat dukungan keuangan dari Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol.

Dalam perjalanan, Colombus nan mengira telah sampai di India, kemudian menemukan Amerika dan menamakan suku orisinil sebagai Suku Indian. Bala ini kemudian dimulai. Colombus nan awalnya mendapat sambutan baik dari rakyat setempat, mulai melakukan penjajahan dan mengambil hak atas tanah mereka. Pada akhirnya, Colombus membentuk sebuah koloni kecil di Hispaniola nan terdiri dari tiga puluh sembilan krunya. Colombus dan kru lainnya kemudian kembali ke Spanyol dengan membawa emas, rempah-rempah serta penduduk orisinil sebagai budak.

Pada tahun berikutnya, Colombus kembali ke Amerika bersama satu setengah ribu pendatang baru. Hal itu membuat, banyak orang Eropa nan akhirnya bermigrasi ke benua Amerika.Setelah zaman Colombus berlalu, Jaques Cartier kemudian melanjutkan pembuatan koloni di Amerika Utara pada 1541. Tepatnya di Quebec dekat perkemahan Suku Ironquis. Pada 1587, koloni berikutnya dibuat oleh Sir Walter Raleigh. Namun, koloni tersebut selalu mengalami konfrontasi dengan Suku Ironquis.

Pertikaian nan terjadi membuat bangsa Eropa menyangsikan Amerika sebagai loka huni nan layak. Dalam kondisi tersebut, di Inggris mulai bermunculan kongsi dagang nan ingin membuat koloni di Amerika. Pada kongsi dagang itu tertarik dengan kekayaan alam nan dimiliki Amerika bagian Utara. Hal itu tentunya bisa menguntungkan mereka secara investasi (penanaman modal).

Pertimbangan tersebut membuat Parlemen Inggris akhirnya memberi hak penuh unutk kongsi dagang tersebut. Koloni tersebut terdiri dari:

  1. Koloni Perancis nan memiliki wilayah dari daerah genre sungai Mississippi di sebelah selatan, serta anak sungainya hingga Kanada.
  1. Koloni Inggris memegang wilayah nan berbatasan dengan lautan Atlantik di sebelah timur, serta dan Pegunungan Alleghary di sebelah barat. Koloni Inggris di utara ini berbatasan dengan koloni Perancis. Di sebelah selatannya, Koloni Inggris berbatasan dengan koloni Spanyol.

Ketika akhir abad ke-17, banyak bangsa dari negara Eropa lainnya nan akhirnya bergabung buat pembentukan koloni ke Amerika. Migrasi besar-besaran nan terjadi di wilayah Eropa daratan, Skotlandia, serta Irlandia itu dilakukan sebab mereka merasa tak puas dengan sistem pemerintahan di negara masing-masing. Pada akhirnya, di Amerika mereka harus berbaur dengan bangsa Inggris nan mendahulu dan sesama imigran.Terjadilah perpaduan budaya nan akhirnya melahirkan karakteristik khas bangsa Amerika nan berbeda dengan Inggris.

Tiap koloni juga memiliki kebebasan buat membuat hukum sendiri, melakukan perjanjian dengan penduduk setempat, serta memililih gubernur sebagai pemimpin pemerintahan. Akan tetapi, tiap koloni diwajibkan membayar pajak penghasilan kepada pemerintah Kerajaan Inggris.

Orang-orang Eropa bergabung dalam koloni di Amerika sebab beberapa faktor.

  1. Ingin mencari kebebasan dari ikatan hukum dua agama, yaitu Katolik dan Protestan. Di mana kedua agama tersebut dianggap mempersempit ruang mobilitas mereka.
  2. Ingin mencari global baru. Hal ini kemudian memunculkan selisih pada beberapa negara. Di mana Inggris dan Perancis selalu terlibat dalam persaingan memperebutkan daerah baru di Amerika.

Nantinya tiap koloni ini akan berkembang dan memiliki sistem pemerintahan sendiri. Dengan munculnya kepentingan dari tiap daerah, akhirnya akan memicu terjadinya Revolusi Amerika.



Revolusi Amerika nan Panjang

Sebelum Revolusi Amerika terjadi, Amerika terdiri dari 13 Koloni nan dikuasai oleh Kerajaan Inggris. Ke 13 koloni itu, yaitu:

  1. Koloni New Hampshire
  1. Koloni Massachusetts
  1. Koloni Rhode Island
  1. Koloni Connecticut
  1. Koloni Delaware
  1. Koloni Maryland
  1. Koloni Virginia
  1. Koloni North Carolina
  1. Koloni South Carolina
  1. Koloni Georgia
  1. Koloni New York
  1. Koloni New Jersey
  1. Koloni Pennsylvania

Revolusi Amerika terjadi dampak dari reaksi para kaum kolunis buat menentang tak sewenang-wenang pemerintahan Inggris pada kaum kolonis. Ketika itu, kontradiksi politik antara negara Eropa di Amerika pun seringkali terjadi buat memperebutkan daerah koloni. Kontradiksi politik itu akhirnya berkembang, hingga terjadi Perang Tujuh Tahun antar negara Eropa tersebut. Hal itu tentunya terjadi pula di daerah koloni, dan akhirnya pada 1763 dimenangkan oleh Inggris.

Dalam sejarah Revolusi Amerika, perang tujuh tahun antara Inggis dan Perancis sukses dimenangkan oleh Inggris. Akan tetapi, pemerintahan Inggris membebankan biaya perang nan tinggi tersebut terhadap pajak koluni. Tanpa adanya perundingan, mereka dipaksa buat membayar berbagai macam pajak.

Hal inilah nan melatarbelakangi terjadinya Revolusi Amerika. Pada 1775, rakyat koluni nan semakin tertindas dengan kesewenang-wenangan pemerintah Inggris mulai memberontak. Mereka sudah muak dengan semua kesewenang-wenangan nan terjadi. Mereka diharuskan menjual hasil bumi hanya kepada Pemerintah Kolonial Inggris. Tidak hanya itu, mereka juga diharuskan buat membeli produk dari pemerintah Inggris.

Pada 1775, dimulailah Revolusi Amerika. Diawali dengan terjadinya The Boston Tea Party, saat kapal Inggris berlabuh di Pelabuhan Boston. Ketika itu, pihak Inngris memaksa warga koloni buat membayar pajak atas muatan teh, sebab tak diturunkan dari kapal. Pada akhirnya, rakyat Amerika dengan nekad menyamar dan menaiki kapal tersebut. Tindakan nan dengan menyamar dan melempari muatan teh tersebut sehingga mengakibatkan rakyat Amerika nan mendapat hukuman.

Peristiwa itulah nan memicu terjadinya Revolusi Amerika di Boston dan Lexington, kemudian diikuti oleh beberapa negara bagian Amerika.Hal itu membuat Inggris meminta donasi kepada koloninya di Kanada. Akan tetapi tak disangka, koloni di Kanada pun melakukan pemberontakan. Tentunya, hal itu membuat kedudukan Inggris bertambah lemah. Ditambah lagi Inggris ketika itu sedang berperang dengan Spanyol.

Revolusi Amerika nan sangat panjang ini pada akhirnya menuai hasil. Para Koluni Amerika nan dipimpin oleh George Washington ini sukses memenangkan peperangan setelah ada donasi Perancis di Yorktown.

Pada 4 Juli 1776, Kemerdekaan Amerika diproklamasikan dalam Kongres di negara bagian Philadelphia oleh Thomas Jefferson. Kongres nan didukung oleh 13 Koloni ini dikenal dengan nama Bill Of Rights . Selain itu, buat membabaskan masalah konfederasi ( Articles Of Confederation ), pada 1777 diadakan kongres buat membentuk Negara Amerika Perkumpulan atau The United State Of Amerika (USA). Pada akhirnya, Revolusi Amerika nan panjang dan penuh perjuangan menghasilkan negara Amerika Perkumpulan dengan George Washington sebagai presiden pertamanya.

Revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap perkembangan negara lain. Selain menjadi negara superpower, Amerika terlah menjadi negara paling berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan politik negara lain. Sungguh sebuah perjuangan pelik nan mampu menghasilkan sebuah negara adidaya seperti saat ini.