Ketentuan Doa Qunut
Sebagai seorang muslim, sudah barang tentu, rangkaian doa ialah hal nan lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari doa paling sederhana nan tak terlalu panjang seperti doa harian, hingga doa-doa nan sifatnya lebih panjang. Doa Qunut misalnya.Sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya, apakah doa Qunut tergolong sebagai doa?
Bukannya doa Qunut ialah salah satu bacaan shalat? Mengingat doa Qunut selalu dibacakan saat salat Subuh berlangsung. Bacaan salat sendiri, absolut dapat disebut doa. Ketika menunaikan salat lima waktu, secara langsung kita juga memanjatkan doa kepada Allah Swt.
Berbicara tentang doa Qunut jika dilihat dari akar kata, berasal dari kata Qanata. Qunut berasal dari kata nan cukup latif itu. Qanata memiliki arti nan juga indah, yaitu taat dalam menjalankan perintah Allah, patuh mengabdi kepada Maha Pencipta.
Doa Qunut sejatinya digolongkan menjadi dua. Yaitu doa Qunut Nazilah dan doa Qunut shalat. Doa Qunut Nazilah biasanya dibaca saat terjadi bencana, sementara doa Qunut salat, biasa dibaca saat melaksanakan salat Subuh, tepatnya dibaca saat melakukan I'tidal atau berdiri setelah ruku', dan salat Witir. Hukum membaca doa Qunut sendiri ialah Sunnah Muakkad atau ab'ad atau jika diartikan dalam bahasa nan lebih sederhana ialah sunah nan mendapat kekuatan melalui dalil atau hadis.
Doa Qunut dan Kekuatan-kekuatan Doa
Ketika Allah memerintahkan umat-Nya buat menunaikan salat lima waktu, Allah Swt tak serta merta melakukannya tanpa tujuan. Allah ingin umat-Nya selalu berdoa kepada-Nya, meminta kepada-Nya. Dengan membaca doa-doa atau bacaan salat, seperti doa Qunut, sebagai manusia kita akan selalu ingat terhadap Allah Swt sebagai dzat pemberi hidup.
Kekuatan doa tak patut buat disepelekan. Pun dengan doa Qunut ini. Bahwa Allah memberikan kekuatan-Nya pada setiap bait doa. Jika kita, sebagai umat muslim ingin merasakan kekuatan nan Allah miliki, salah satu caranya ialah perbanyak doa.
Sebagai manusia keturunan Nabi Adam, dosa bukanlah hal nan aneh terjadi dalam kehidupan. Manusia tak pernah lepas dari khilaf. Jika sudah demikian, maka kekuatan doalah nan akan membantu, setidaknya membantu hati Anda, buat merasa tenang. Doa jugalah nan akan segera menyadarkan Anda dari perbuatan-perbuatan nan sama sekali tak diridhai Allah Swt. Salah satunya dengan memanjatkan doa Qunut ini.
Sudah banyak dalil nan mengukuhkan kekuatan sebuah doa. Bahkan doa nan notabene bukan berbahasa Arab, seperti doa dari kedua orangtua kita, juga memiliki kekuatan. Bahwa doa orangtua ialah restu dan ridha Allah Swt. Jadi alangkah kuatnya kekuatan doa orangtua bukan? Sebagai sebuah doa, doa Qunut juga memiliki kekuatan.
Mukjizat Allah selalu datang bersama dengan lantunan doa-doa. Ibaratnya, melindungi diri tak perlu dengan pakaian besi. Tidak perlu juga membawa senjata tajam agar terhindar dari kejahatan. Cukup berdoa kepada Allah dan waspada, jangan lupa berlaku baik pada sekitar dan pasrah, maka Allah senantiasa akan melindungi kita dari hal-hal nan tak diinginkan. Lalu bagaimana dengan kekuatan doa Qunut?
Kekuatan Doa Qunut Dilihat dari Artinya
Percaya bahwa setiap doa milik Allah memiliki kekuatan rasanya cukup menjadi alasan mengapa doa Qunut juga memiliki kekuatannya sendiri. Bahwa tak ada doa nan tak mujarab dan tanpa maksud. Pun dengan doa Qunut ini. Kekuatan doa Qunut sendiri sebenarnya dapat diketahui ketika Anda mengerti arti dari rangkaian doa tersebut. Dari arti nan terkandung pada doa Qunut, kita dapat mengetahui bagaimana kekuatan doa Qunut itu sendiri.
Anda niscaya tak asing dengan doa Qunut bukan? Tentu saja, sebab doa ini juga ikut dibacakan saat Anda menunaikan salat Subuh. Sekadar mengingatkan, berikut ialah rangkaian doa Qunut dengan artinya.
"Allahumahdini fiman hadait, wa'a aafinii fiiman 'aafait, wa tawallanii fiiman tawallait, wa baarikllii fiimaa a'thoit, waqinii syarromaa qodloit, fainnaka taqdhi wala yuqdlo 'alaik, wainnahu laa yadzillu man waalait, walaa ya'izzuman 'aadyat, tabaarokta robbanaa wata'alait, faalakal hamduu alaa ma qodloit, waastagfiruka waatubu illaik, wa shollallohu 'alan nabiyyi, ummiyi wa'alaa aalihi waasohbihii wassalam."
Artinya:
"Ya, Allah, tunjukkanlah saya bersama orang-orang nan Engkau beri petunjuk, selamatkanlah saya bersama orang-orang nan Engkau selamatkan, peliharalah saya bersama orang-orang nan telah Engkau pelihara, berikanlah keberkahan pada sesuatu nan Engkau berikan kepadaku, dan jagalah saya dari kejahatan apa saja nan telah Engkau tetapkan, sebab sesungguhnya Engkaulah nan menghukumi dan tak dihukumi, dan sesungguhnya tak akan hina orang nan Engkau tolong, maka Maha Agunglah Engkau dan Maha Luhurlah Engkau."
Setelah membaca dan sedikit mengetahui arti dari doa Qunut, setidaknya Anda mulai paham akan keutamaan dan kekuatan doa Qunut. Bahwa doa Qunut ialah meminta, meminta buat dilindungi dan digolongkan menjadi orang-orang nan Allah ridhai. Ketika Allah sudah meridhai, maka keberkahan ialah agunan nan tak akan didustakan.
Ketentuan Doa Qunut
Sebagian dari Anda mungkin ada nan berbeda kali ini. Ada nan menyertakan doa Qunut dalam salat Subuhnya, juga ada nan tidak. Pendapat itupun masih menjadi pembicaraan antara pihak ulama. Sesungguhnya, menurut sebagian besar ulama, doa Qunut hanya dibaca saat menunaikan salat Witir. Namun, rasanya, Allah tak akan melarang umat-Nya buat berdoa bukan? Tapi, mungkin ada nan berbeda dari itu. Entah jumlah pahalanya atau keutamaan waktu nan dimilikinya.
Beberapa ulama berpendapat bahwa doa Qunut tak perlu dibaca saat salat Subuh, kecuali ada hal nan sifatnya berkaitan dengan persoalan umat, seperti saat ada bala atau musibah penyakit. Ketika demikian, doa Qunut wajib ikut dibacakan pada setiap shalat wajib.
Perbedaan dalam hal ini seharusnya tak lantas menjadi perdebatan nan merugikan kaum muslim itu sendiri. Dibacanya atau tak doa Qunut dalam aplikasi shalat Subuh tak akan mengurangi esensi ibadah itu sendiri. Keduanya menawarkan kebaikan. Jika kebetulan Anda shalat Subuh di masjid, lalu imam membaca doa Qunut, maka wajib bagi kita sebagai makmum buat mengikutinya.
Pendapat mengenai doa Qunut dalam salat Subuh disampaikan oleh Ibu Utsaimin. Beliau kurang lebih mengatakan bahwa membaca doa Qunut secara terus menerus sama dengan menyalahi sunnah Rasul. Karena Nabi Muhammad Saw tak pernah membaca doa Qunut secara monoton jika tak ada sebab. Ketika ada musibah, doa Qunut bahkan bukan hanya dibaca saat shalat Subuh, tapi juga salat-salat fardu nan lain.
Sementara doa Qunut Nazilah, yaitu doa Qunut nan dibaca saat sedang terjadi bencana, juga menimbulkan disparitas pendapat. Disparitas pendapat kali ini mengacu pada siapakah nan berhak melakukan dan membaca doa Qunut tersebut, apakah pemimpin sebuah negara atau imam nan berada di setiap masjid.
Mengenai hal ini Nabi Muhammad Saw bersabda melalui HR Bukhari,
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat saya mengerjakan shalat."
Sabda Nabi Muhammad Saw ini sepertinya cukup menjelaskan bahwa, doa Qunut boleh dibaca dan dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya pemimpin. Berdasarkan sabda tersebut, jelas bahwa bukan hanya pemimpin dan imam nan harus membaca doa Qunut dalam salatnya, tapi semua umat muslim nan memang tengah ditimpa musibah.
Bacaan doa Qunut Nazilah berbeda dengan doa Qunut salat. Doa Qunut Nazilah lebih kepada doa nan saat itu akan dipanjatkan kepada Allah Swt. Hal tersebut juga dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Maka sudah sepantasnya hal tersebut juga kita amini sebagai nan benar.