Buaya Besar

Buaya Besar

Buaya ialah hewan reptil bertubuh besar bahkan besarnya dapat mencapai sebesar mobil sedan eropa. Hewan tersebut merupakan salah satu hewan purba nan masih bertahan sampai saat ini nan telah mengalami evolusi sinkron dengan perubahan alam.

Hewan hewan pemakan daging ini merupakan hewan nan memamahbiak dalam melahap mangsanya. Dalam satu hari buaya dapat menghabiskan 10 kg daging mentah bahkan dapat sampai lebih. Hewan bersisik keras ini umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan huma basah lainnya, namun ada pula nan hayati di air payau seperti buaya muara. Ikan, reptil,mamalia merupakan makanan nan di konsumsi oleh buaya.



Tentang Buaya

Buaya merupakan hewan reptil nan sangat kompleks, tak seperti reptil lainnya. Buaya memiliki jantung beruang empat, memiliki diafragma dan cerebral cortex. Tubuhnya nan streamline memungkinkan buaya buat berenang cepat menjadikan buaya dengan julukan pemangsa akuatik.

Jari-jari pada buaya berselaput seperti halnya katak mesti pada saat berenang kaki-kaki tersebut tak digunakan sebagai pendorong ataupun pengatur arah berenang. Tetapi kaki-kaki tersebut sangat bermanfaat bila buaya tersebut bergerak di dalam air dangkal dengan berjalan sebagai gantinya berenang.

Bukan saja di dalam air buaya bisa bergerak cepat, buaya juga merupakan hewan reptil nan gesit di daratan. Gigi rahangnya nan kuat membuat gigitannya bisa merobek hewan mangsanya, bila diukur kekuatan gigitan buaya ini dapat mencapai 5.000 psi jika dibandingkan dengan gigitan harimau,singa,hiu, dan binatang hewan pemakan daging lainnya. Buaya merupakan hewan terkuat gigitannya. Ini dapat dilihat dari caranya memangsa hewan nan akan menjadi mangsanya.

Buaya memangsa mangsanya dari dalam air dengan mencengkramnya dengan cepat lalu menariknya ke dalam air buat dihancurkan menjadi bagian-bagian kecil. Karena itulah buaya mempunyai otot nan sangat kuat.



Usia Buaya

Umur buaya rata-rata sampai 70 tahun tetapi ada juga nan mencapai ratusan tahun seperti nan ada di kebun binatang Australia nan diperkirakan umur buaya tersebut mencapai 130 tahun.

Bisa dibayangkan besarnya buaya nan umurnya mencapai 100 tahun lebih dengan ukuran nan sudah tak diragukan lagi. Kadang kita melihat umur buaya di TV nan menanyakan tentang flora dan fauna nan membahas buaya.

Kita dapat melihat buaya muara nan besar panjangnya dapat mencapai 3 meter sampai dengan 4 meter dengan berat tubuh mencapai 1.200kg. Itu merupakan buaya muara nan masih muda sedangkan buaya muara nan umurnya sudah mencapai 50 tahun panjangnya dapat mencapai 8,6 meter, bahkan panjang dan berat dari buaya tersebut akan semakin bertambah selama umur buaya tersebut bertambah. Dapat dibayangkan sebesar apa buaya tersebut.

Pada musim kawin dan bertelur, buaya biasanya sangat agresif. Pada musim kawin buaya jantan akan menunjukkan kegagahannya di depan betinanya dengan mengeramkan tubuhnya sehingga air tersebut akan bergemerincik dengan geraman buaya tersebut.

Itu ialah cara buaya buat memikirkan pasangannya selain menunjukkan kehebatan memangsa mangsanya di hadapan betinanya. Sedangkan pada musim bertelur, buaya betina dan jantan akan menjaga telur-telurnya dari pemangsa lainnya.

Pada masa ini, buaya sangat-sangat sensitif dan militan bahkan buaya tak segan-segan akan membunuh hewan apapun nan mengganggu areal betinanya nan sedang bertelur, sekali pun itu manusia, akan menjadi mangsanya.

Buaya merupakan hewan nan sangat pintar dan pandai buat bertahan hayati dalam kondisi apa pun. Sekalipun di padang pasir, buaya akan bisa bertahan hidup. Sebagai contoh, pernah ditemukan buaya padang pasir nan di mana dulunya padang pasir tersebut merupakan daerah basah dan hanya akan mengalami musim hujan 1 bulan lamanya dan mengalami musim kemarau sisanya selama satu tahun.

Buaya tersebut akan menggali lubang dalam buat menjaga tubuhnya dalam keadaan lembab dan ketika musim penghujan datang buaya tersebut akan keluar dari lubangnya.

Ada pula buaya nan bisa bermigrasi ratusan kilometer ketika musim kemarau melanda dia kan mencari loka nan sangat lembab naluri buaya akan kembali pada daerahnya berasal ketika daerah tersebut telah menginjak musim penghujan. Maka pantas bila buaya merupakan hewan purba nan masih bertahan sampai saat ini dilihat dari cara hewan reptil besar ini bertahan hidup.



Buaya Besar

Sepanjang tahun ini terdapat sejumlah warta tentang buaya besar di Metro TV. Dapat jadi kejadian nan sebenarnya jauh lebih banyak dari apa nan diberitakan, mengingat pesisir kepulauan Indonesia begitu luas, termasuk ke dalam daerah sebaran habitat buaya terganas dan terbesar di dunia, Buaya Muara (Crocodylus porosus).

Buaya besar ini bisa ditemukan dari mulai Teluk Benggala, sekitar Sri Lanka, Bangladesh dan India, sampai perairan Polynesia. Perairan kepulauan Indonesia dan pesisir Australia Utara dan Timur Bahari menjadi loka hayati kesukaan mereka.

Bangsa Australia sering menyebutnya buaya air asin (salt water crocodile) sebab buaya ini menyukai air payau/ asin. Panjang badannya dapat melebihi 7 meter, dengan berat 900 kg. Lebih besar dari buaya sungai Nil di Afrika dan Alligator Amerika.

Berita nan paling anyar diberitakan Metro TV ialah ketika ditangkapnya seekor buaya liar di Pelabuhan Dumai, Tual, Maluku Tenggara, pada 23 November 2010. Warga secara bergotong royong menangkap buaya ini dengan jaring raksasa.

Tindakan masyarakat ini dilakukan setelah tidak ada tanggapan cepat dari pemerintah setempat, padahal warga telah melaporkan keresahan mereka atas keberadaan buaya besar ini. Buaya ini harus segera ditangkap sebab telah membuat takut para nelayan sehingga tidak berani melaut.



Bocah 12 Tahun Dimangsa Buaya

Berita nan cukup menggegerkan dirilis pada 27 Juli 2010. Dikabarkan seorang anak nan telah dimangsa buaya di Muara Sesumpu, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Anak kecil berusia 12 tahun ini, Firmansyah, diterkam buaya ketika mencari umpan memancing. Tadinya ia akan memancing ikan di Hutan Mangrove, Muara Sungai Sesumpu. Padahal hutan mangrove dan muara sungai ialah habitat favorit Buaya Muara.

Setelah petugas mencari selama 12 jam, akhirnya buaya ini ditemukan tengah memakan tubuh korban. Buaya besar ini mengeluarkan residu tubuh bocah malang tersebut, berupa potongan tangan dan kaki, setelah mendengar tembakan dari petugas.

Kabar berikutnya dirilis tanggal 8 Juni 2010, tentang ditangkapnya seekor buaya sepanjang 6 meter nan nyasar ke tambak warga, di Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat. Disebutkan bahwa buaya ini telah beberapa kali merusak tambak hingga menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah.

Buaya besar ini sukses ditangkap setelah terjadi pergulatan selama 10 jam. Warga menangkapnya beramai-ramai ketika reptil pemangsa ini berada di tambak kepunyaan seorang warga desa. Warga mengikatnya dengan tali dan melukainya dengan senjata tajam, sehingga binatang ganas ini tidak berdaya dengan sejumlah luka tusukan. Buaya tersebut kemudian diberikan kepada pemilik tambak buat dipelihara.

Berita terakhir nan tercatat pada 2010 terjadi di Sungai Palu, Sulawesi Tengah. Dikabarkan muncul 3 ekor buaya di sungai tersebut. Anehnya buaya-buaya ini muncul hampir tiap malam, sekitar pukul 18.00 hingga 23.00 WITA.

Warga sekitar kerap memberinya makanan dengan ayam, bahkan pernah diberi bangkai kambing. Buaya ini terlihat ganas dengan menerkam lahap binatang nan diberikan padanya.

Buaya nan ditemukan di sekitar 25 meter dari Jembatan Gantung, penghubung Desa Nunu dengan Maesa ini, dianggap bukan buaya biasa, tetapi sebagai "penghuni penjaga sungai". Asumsi itu muncul sebab buaya-buaya ini tak pernah mengganggu apalagi menerkam para penambang pasir nan berada di sungai.