1. Mempunyai Objek Tertentu

1. Mempunyai Objek Tertentu

Setiap ilmu memiliki landasan berpikir atau landasan ilmunya. Filsafat ialah landasan dari semua ilmu, sebab filsafat merupakan akar dari ilmu. Demikian halnya dengan filsafat ilmu komunikasi, nan merupakan landasan dari ilmu komunikasi. Mempelajari filsafat ilmu komunikasi kita dapat mengetahui bagaimana ilmu komunikasi itu dikatakan sebagai sebuah ilmu.



Kajian Awal Filsafat Ilmu Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berhubungan dengan manusia lain melalui komunikasi. Retorika sebagai ilmu mengenai pernyataan antar manusia diperkenalkan pertama kali olrh Aristoteles. Gagasan awal mengenai pernyataan antarmanusia dinyatakan dalam model sederhana, yaitu komunikator, pesan, dan komunikan. Perkembangan selanjutnya menjadi ilmu komunikasi dengan model nan lebih rumit, ada komunikator, pesan, komunikan, media , dan efek.

Istilah komunikasi berasal dari kata communis nan berarti sama. Sama dalam arti sama maknanya. Berkomunikasi berarti mempunyai mempunyai tujuan buat punya arti nan sama. Kajian komunikasi dari sudut pandang filsafat ilmu komunikasi dimaksudkan agar pemahaman terhadap proses komunikasi bersifat radikal atau mendalam, sistematis dan menyeluruh. Kajian ini dimaksudkan buat mendapatkan esensi atau hakikat komunikasi. Pernyataan ini ialah pesan. Sebelum pesan sampai kepada khalayak atau penerima pesan, haruslah dilakukan pertimbangan.

Mempelajari komunikasi sebagai ilmu akan menjadi dasar bagi seseorang buat memahami komunikasi dari tinjauan filsafati. Mengerti filsafat ilmu komunikasi akan mempermudah seseorang dalam menyusun pikirannya sebagai isi pesan komunikasi. Isi pesan nan tersusun secara logis, etis dan estetis merupakan usaha agar proses komunikasi efektif.



Komunikasi Sebagai Ilmu

Pada awalnya komunikasi merupakan suatu keahlian atau keterampilan pesan, yaitu seseorang nan pakar menyampaikan pesan. Komunikasi merupakan keterampilan apabila nan dimaksud ialah terampil menggerakkan kamera, menulis naskah pidato dan merencanakan interaksi masyarakat. Makin berkembangnya masyarakat, makin dirasakan kebutuhan terhadap komunikasi.

Perjalanan ilmu komunikasi menjadi disiplin ilmu tersendiri memerlukan waktu nan panjang. Perkembangan para pakar ilmu pengetahuan berkisar pada pertanyaan, apakah komunikasi itu ilmu atau sekadar pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya diperlukan pemahaman kita tentang apa itu pengetahuan dan apa itu ilmu. Pengetahuan dalam bahasa Inggris knowledge dalam arti sempet berarti sosialisasi akan sesuatu. Dalam arti luas pengetahuan berarti semua kehadiran internasional objek dalam subyek.

Sedangkan dalam bahasa Inggris science . Sinonim nan paling seksama dalam bahasa Yunani ialah episteme. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya, ilmu menandakan seluruh kesatuan ide nan mengacu ke obyek nan sama dan saling berkaitan secara logis. Karena itulah ada syarat-syaratnya agar pengetahuan dosebut sebagai ilmu, yaitu:



1. Mempunyai Objek Tertentu

Ilmu ialah suatu bentuk pengetahuan nan mempelajari suatu obyek.obyek dalam ilmu harus dibedakan antara obyek material, yaitu apa nan dipandang dalam obyek formal yaitu sudut pandang dalam arti dari sudut mana obyek ilmu itu dipandang. Obyek formal sebagai hal nan menentukan disparitas ilmu. Dua ilmu atau lebih bisa sama obyek materialnya, tetapi ilmu tersebut berbeda satu sama lain berkat obyek formalnya. Contohnya obyek material ilmu komunikasi ialah konduite manusia, termasuk di dalamnya konduite individu, kelompok dan masyarakat, sedangkan obyek formalnya ialah situasi komunikasi nan mengarah pada perubahan sosial.



2. Sistematis

Sistematis berarti menurut suatu sistem tertentu. Sistem berarti kumpulan hal-hal nan disatukan ke dalam suatu holistik nan konsisten sebab saling terkait. Dalam bentuk nan formal ilmu pengetahuan dinyatakan dalam satu definisi. Contohnya dapat kita lihat dalam definisi komunikasi sebagai berikut nan menyatakan komunikasi ialah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikasn dengan menggunakan media eksklusif buat menghasilkan imbas tertentu. Kumpulan hal-hal yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan imbas merupakan satu holistik nan saling terkait.



3. Universal

Komunikasi di berbagai negara termasuk di Indonesia dengan menggunakan istilah menurut bahasa negara masing-masing, dipelajari, diteliti, dipraktikkan dan dikembangkan sebab komunikasi memang sangat diperlukan bagi kepentingan manusia dan masyarakat.



4. Metode

Sebagaimana ilmu-ilmu sosial nan lain, komunikasi menggunakan metode penelitian sosial. Ada beberapa spesialisasi dalam penelitian komunikasi, seperti terbitnya beberapa buku tentang penelitian komunikasi. Berdasarkan pembahasan di atas, maka ilmu komunikasi memenuhi syarat buat dikatakan sebagai suatu ilmu.



Pengertian Filsafat Ilmu Komunikasi

Onong Uchjana Effendy mendefinisikan filsafat ilmu komunikasi sebagai suatu disiplin nan menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analistis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi nan meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya dan metodenya, kita menyadari, bahwa begitu rumit dan kompleks pproses komunikasi nan dilakukan oleh manusia.

Mengacu pada kerangka berpikir Lasswell dengan lima unsur komuniksi, ada komunikator, pesan, komunikan, dan imbas tentunya tidaklah cukup buat mengupas komunikasi secara mendalam. Ada banyak hal nan mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan kelima unsur tersebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan atau noise dan lain sebagainya. Joseph A. Devito dalam bukuny Komunikasi Antar Manusia menyebut adanyalingkungan komunikasi. Lingkungan konteks komunikasi sedikitnya mempunyai tiga dimensi.



1. Dimensi Fisik

Dimensi fisik artinya lingkungan konkret atau berwujud. Contohnya dalam ruang baik ruang rapat, ruang sekolah, ruang keluarga atau di luar ruangan baik ditaman, di jalan, dan sebagainya. Dimensi fisik berkaitan dengan tempat, di mana komunikasi berlangsung. Apapun bentuk loka tersebut, pastilah mempunyai pengaruh eksklusif atas kandungan pesan kita dan bentuk pesan.



2. Dimensi Sosial Psikologis

Dmensi sosial psikologis artinya lingkungan interaksi kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Contohnya status pendidikan, status ekonomi, kebiasaan agama, kebiasaan budaya, rasa persahabatan, rasa permusuhan, rasa gembira, rasa duka dan sebagainya. Dimensi sosial psikologis berkaitan dengan suasana di mana komunikasi berlangsung. Suasana baik pada komunikator maupun komunikan akan berpengaruh terhadap pesan nan akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.

Suasana formalitas maupun informalitas, suasana serius atau senda gurau pastilah akan berbeda dengan di loka orang nan berduka cita, nan satu suasana gembira, nan lainnya suasana sedih.



3. Dimensi Temporal

Dimensi temporal atau waktu mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah di mana komunikasi berlangsung. Contohnya pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, abad sebelum masehi, abad pertengahan, masa pencerahan, abad modern, masa kini dan sebagainya. Dimensi temporal ini jelas berkaitan dengan waktu.

Sebagian orang menggunakan waktu pagi hari sebelum berangkat kerja buat berkomunikasi dengan keluarganya. Demikian pula waktu dalam hitungan sejarah tak kalah pentingnya, sebab keyalakan dan akibat dari suatu pesan bergantung sepenuhnya atau sebagian pada waktu pesan tersebut dikomunikasikan.



Pikiran Sebagai Isi Pesan Komunikasi

Komunikasi ialah proses. Maksudnya bahwa komunikasi itu ialah satu kegiatan nan berlangsung secara berkesinambungan dan terus-menerus. Komunikasi nan dibahas di sini ialah komunikasi manusia, komunikasi antarmanusia dengan manusia, bukan komunikasi antara binatang dengan binantang, juga bukan komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Komunikasi antara manusia dengan manusia jelas amat rumit sebab manusia memang rumit.

Secara lementer komunikasi berarti proses penyampaian pesan atau pernyataan seseorang kepada orang lain, atau oleh seorang komunikator kepada komunikan. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu isi pesan dan lambang. Pesan merupakan inti perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan atau holistik dari apa nan disampaikan komunikator. Dalam keselurhan proes komunikasi unsur pesan sangat menentukan dalam mencapai the condition of success in communication .

Isi pesan komunikasi terutama ialah pikiran, meski adakalanya perasaan hanya merupakan faktor pengaruh saja. Sedangkan lambang umumnya ialah bahasa. Pikiran sebagai hasil hubungan manusia dengan lingkungannya. Pikiran sebagai isi pesan tak bisa dikomunikasikan apabila tak ada bahasa. Bahasa bisa bersifat abstrak maupun teoretis, khususnya bahasa ilmiah.

Fungsi primer bahasa ialah buat berhubungan dengan global nyata dengan menunjukkan aspek-aspek nan menarik dan dengan memberikan kepada global arah nan bermakna. Apabila bahasa manusia bisa menyingkap makna nan sebenarnya dari global ini, maka global itu sendiri dilekatkan pada kata, simbol, dan tindakan manusia.

Tanpa bahasa manusia tak bisa mengkomunikasikan hasil berpikirnya kepada orang lain. Kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tak bisa dilakukan apaabila manusia tak mempunyai kemampuan berbahasa. Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak di mana objek-objek nan faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa nan bersifat abstrak.

Pemaknaan terhadap bahasa nan sama akan mengakibatkan komunikasi nan efektif, sehingga apa nan menjadi tujuan komunikasi bisa tercapai. Melihat rumitnya proses komunikasi dan banyaknya unsur dalam komunikasi apabila didalami secara filosofis akan mengangkat esensi dari komunikasi itu sendiri.