Meninjau Air Tanah dengan Ilmu Fisika Tanah
Ada indikasi bahwa kota Jakarta menurun permukaannya beberapa mili setiap tahunnya. Kondisi seperti itu bisa dicek lebih lanjut, dan diteliti dengan seksama. Berdasarkan ilmu fisika Tanah nan merupakan cabang dari ilmu tanah.
Kasus Penurunan Tanah di Jakarta
Sebagai sebuah kota nan padat, penduduk Jakarta berlomba-lomba memerlukan suplai air higienis dalam jumlah besar. Rawannya penyediaan air higienis secara alami belakangan ini semakin bermasalah. Masih disusul pula oleh masalah pencemaran air oleh limbah produksi.
Sehingga dalam rangka memenuhi hajat hayati terhadap air, bagi orang-orang kaya nan mampu berusaha mendapatkan air dengan teknologi rekayasa. Tak dapat dihindari, golongan penduduk Jakarta seperti ini pun menancapkan pipa-pipa penyedot ke dalam perut bumi, buat mengambil air tanah nan masih higienis dari pencemaran. Sementara bagi mereka nan termasuk golongan tidak berduit, cukup menunggu air higienis dari residu tetesan pompa dragon. Atau terpaksa membeli air higienis jerigen.
Masalahnya ialah apakah eksplorasi terhadap air tanah secara hiperbola seperti ini, serta dengan sikap tak bertanggung jawab, memang sahih sebagai penyebab menurunnya permukaan tanah di Jakarta? Dan juga di sejumlah kota besar di Indonesia lainnya?
Perlu kajian spesifik buat membuktikannya dengan seksama dan secara ilmiah. Sehingga perlu dilakukan tinjauan spesifik berdasarkan ilmu fisika tanah. Sehingga bisa diketahui apakah eksplorasi ini memang sahih memiliki kaitan erat dengan kenyataan banjir nan begitu getol menyapa Jakarta. Dan juga beberapa kota besar dan padat lainnya di Indonesia.
Fisika Tanah
Fisika tanah ialah sebuah disiplin ilmu nan mendalami sifat fisik tanah. Serta proses fisika nan terjadi di dalamnya, termasuk juga mengenai konvoi material dan perpindahan maupun perubahan energi dalam tanah. Pendek kata semua nan berkenaan dengan fisik dan sifat tanah, maka ilmu inilah nan digunakan sebagai barometer pratinjaunya.
Pengkajian terhadap fisika tanah bertujuan buat memahami konduite tanah, siklus air dan material di dalamnya. Sebagai ilmu terapan, fisika buat tanah memberikan surat keterangan asasi dalam sistem irigasi, drainase, perlindungan tanah dan air, serta manajemen terhadap sumber daya nan terkandung di dalamnya.
Dalam penerapannya, fisika tanah memiliki kaitan erat dengan hidrologi, ilmu tanah, geologi, klimatolologi, mekanika tanah dan dinamika tanah. Serta berdampingan dengan ilmu botani, ekologi, sedimentologi, agronomi, serta teknik sipil. Sewaktu di bangku SLTA, tentu Anda pernah bersentuhan dengan beberapa disiplin ilmu tersebut dalam satu mata pelajaran generik nan merangkum semuanya, yakni ilmu Geografi.
Sedang dalam prakteknya, fungsi dari ilmu ini sendiri ialah mencakup penelitian pada area:
- Kuantifikasi sifat fisik tanah dan pengukurannya di lapangan.
- Transportasi energi dan materi nan ada di dalam tanah. Berupa energi panas, energi air serta energi udara.
- Manajemen irigasi.
Meninjau Air Tanah dengan Ilmu Fisika Tanah
Sebenarnya krusial buat memahami ilmu Geografi atau dulu disebut dengan ilmu bumi atau IPA (ilmu pengetahuan alam). Karena dari pemahaman tersebut Anda terhindar dari salah pengertian atau salah persepsi.
Banyak kesalahpahaman mengenai air tanah, salah satunya ialah asumsi bahwa air tanah merupakan danau atau sungai nan mengalir di dalam tanah saja. Tanpa ada sumber air lain di dalam ala mini.
Dan ilmu ini berperan krusial dalam memberi penjelasan, bahwa air tanah merupakan lapisan air nan sangat lembut. Ia bergerak amat perlahan di antara celah nan sangat kecil di sela-sela butir batuan.
Air tanah memiliki jumlah nan sangat terbatas. Awalnya berasal dari air permukaan nan meresap ke dalam zona tidak jenuh di lapisan atas tanah, kemudian meresap semakin dalam ke zona jenuh dan menjadi air tanah. Proses penyerapan air hujan oleh tanah melibatkan gaya adesi, kohesi, dan gravitasi.
Zona jenuh loka air tanah tersimpan, ialah suatu formasi geologis nan mempunyai kemampuan menyimpan dan mengalirkan air. Dalam ilmu fisika tanah, formasi geologis ini biasa disebut aquifer . Aquifer selalu dialasi lapisan batuan dengan kemampuan meloloskan air ke permukaan nan rendah.
Mengapa Permukaan Tanah Menurun?
Eksploitasi terhadap air tanah secara besar-besaran tadi menyebabkan penurunan permukaan tanah. Untuk penggambarannya, seperti saat kita meminum es teh menggunakan sedotan. Bongkahan es mengapung di bagian atas gelas, dan air teh bergerak di sela-sela bongkahan tersebut.
Bayangkanlah bongkahan es ialah permukaan tanah. Saat kita menyedot air menggunakan sedotan, volume air di dalam gelas berkurang. Lantas, bongkahan es nan mengapung itu bergerak turun. Seperti itulah nan terjadi dengan permukaan tanah kita.
Air tanah nan monoton dieksploitasi menimbulkan rongga kosong di dalam tanah. Lalu sedikit demi sedikit rongga itu terdesak oleh massa tanah di atasnya. Karena rongga-rongga itu sangat halus, maka penurunan permukaan tanah pun berlangsung dengan sangat halus sehingga kita tak merasakannya.
Lapisan air tanah nan rusak akan sangat sulit diperbaharui. Bukan saja sebab proses penyerapannya nan sangat lama, tetapi juga kerusakannya merupakan kerusakan permanen. Karena itu, sangat dibutuhkan pencerahan dari seluruh elemen masyarakat buat menjaga air tanah, dan tak menggunakannya dengan cara-cara nan salah.
Kiat-kiat Mencegah Turunnya Permukaan Tanah
Dengan klarifikasi detil di awal, jelas betapa pentingnya bagi Anda buat mempertahankan air tanah. Karena air tanah tersebut ternyata penahan tak langsung atas kestabilan permukaan tanah nan dipijak. Karena itu mencegah penurunan permukaan tanah, otomatis harus pula mempertahankan kandungan air tanah nan ada di bawah permukaan tanah tersebut.
Dalam ilmu fisika nan mempelajari tanah ini dapat dikelompokkan dalam area penelitian kuantifikasi dan pengukuran sifat fisik tanah. Agar bisa diketahui berapa kadar air tanah nan masih dimiliki di suatu area.
Adapun apabila ranah penelitian dan riset telah dikerjakan oleh para ahli fisika tersebut, kini merupakan tanggung jawab Anda buat mengambil peran pada hal lain. Yakni bersikap bijak dalam pemakaian air tanah mulai dari sekarang.
Beberapa kiat nan bermanfaat buat bisa Anda aplikasikan dalam kehidupan Anda sehari-hari di lingkungan rumah, dalam mempertahankan air tanah khususnya, dan mencegah penurunan permukaan tanah umumnya. Adalah sebagai berikut:
Menggunakan air dengan hemat. Pakai seperlunya. Kurangi mencuci mobil dengan selang, cukup dengan air seember. Sirami tanah dengan residu air bekas cucian, agar molekul air kembali ke dalam tanah.
Memakai mesin cuci dengan bijak. Pilihlah benar-benar baju nan benar-benar harus ditangani oleh mesin cuci. Sandang kecil lebih baik dikucek tangan saja. Untuk mengurangi pemakaian air.
Matikan keran pada saat menyikat gigi.
Membuat sumur biopori di halaman dekat talang pembuangan air. Agar air hujan nan turun bisa tertampung di sumur biopori tersebut. Sehingga tanah selalu kaya akan air, dan lapisan air tak cepat musnah.
Hijaukan halaman rumah dengan pepohonan atau tanaman. Yang bisa berfungsi menahan molekul air di dalam lapisan air tanah.
Jangan menutupi seluruh permukaan rumah Anda dengan semen atau beton. Beri sedikit ruang berupa tanah biasa, agar tetap memiliki resapan bagi air hujan atau embun.
Apabila tak perlu benar, hindari membuat bangunan bertingkat. Lebih baik membuat bangunan nan horizontal saja di permukaan tanah. Agar tak menambah beban berat bumi ini.
Nah. Semoga dengan peran serta Anda, penurunan permukaan tanah berdasarkan tinjauan ilmu fisika tanah tersebut, sedikit banyak akan terhindari. Terus lakukan perubahan-perubahan kecil dalam gaya dan Norma hidup, agar Anda tetap bisa mewariskan bumi ini kepada generasi berikutnya.