Pejabat-pejabat pada Perum Peruri
Bicara soal bagaimana membuat uang baru , niscaya tidak akan lepas dengan nan namanya Perum Peruri. Perum Peruri ialah sebuah perusahaan generik nan dimiliki Indonesia nan bertanggung jawab dalam hal pencetakan uang Republik Indonesia.
Perusahaan ini juga merupakan salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan tugas mencetak segala jenis uang, baik itu kertas maupun logam bagi Negara Indonesia dengan ketentuan sinkron dengan peraturan nan telah diatur dalam PP No.32 Tahun 2006.
Selain uang, BUMN nan satu ini juga memiliki tugas lainnya yaitu melakukan pencetakan terhadap kertas-kertas dan logam berharga non-uang. Perusahan penanggung jawab pembuatan uang baru bernama Perum Peruri ini berdiri pada tanggal 15 September 1971.
Sebelum BUMN ini ada, dulu pemerintah Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan Negara seperti PN.Pertjetakan Kebajoran atau nan juga dikenal dengan PN. PERKEBA dan juga PN. Artha Yasa. Baru pada September 1971 itulah kedua perusahaan itu digabung dengan nama Perum Peruri. Penggabungan kedua perusahaan ini menjadi Perum Peruri dilandasi dengan PP No.25 Tahun 1982 dan disempurnakan dengan PP No.32 Tahun 2006.
Menurut PP No.32 Tahun 2006, Perum Percetakan Uang Republik Indonesia atau nan lebih tenar dengan nama Perum Peruri ini memiliki tugas dan kewajiban mencetak benda-benda nan termasuk lima produk berharga dari pemerintah, kelimanya itu ialah uang republik Indonesia baik itu kertas maupun logam, paspor republik Indonesia, materai, sertifikat tanah, dan juga pita cukai.
Karena dokumen-dokumen dalam tanggung jawab BUMN ini sangat vital, maka dalam pencatakannya haruslah berfokus pada segi keamanan. Security feature dalam setiap produk nan dicetaknya merupakan hal absolut nan harus ada.
Ada satu hal nan membanggakan dari perusahaan pencetak uang baru di negara kita ini. Perum Peruri ternyata juga pernah mendapat kepercayaan buat mencetakkan dokumen-dokumen krusial dari Negara-negara asing seperti Nepal, Srilanka, dan juga Malaysia.
Pejabat-pejabat pada Perum Peruri
Untuk lebih mengenal lebih dekat tentang perusahaan generik milik negara ini, ada baiknya anda juga mengenal siapa-siapa saja pejabat nan menduduki jabatan krusial dalam perusahaan pencetakan uang nan memiliki peranan cukup besar di Indonesia ini.
Dan, berikut ialah nama-nama nan terlibat dalam masa jabatan 2008 sampai dengan 2013:
-
Direktur primer dijabat oleh Junino Jahja.
-
Direktur niaga dijabat oleh Gardjito Heru.
-
Direktur Produksi dijabat oleh Supraptono.
-
Direktur Teknik dan Generik dijabat oleh Ike Siti Fatnasari.
- Direktur Keuangan dan SDM dijabat oleh Harry AS Sukadis.
Sementara itu, selain dewan direksi di atas, ada dewan pengawas nan tanggung jawabnya juga tidak kalah pentingnya, pejabat-pejabatnya antara lain: Ketua Dewan Pengawas dijabat oleh mayjen TNI (Purn) Achdari- Anggota Dewan pengawas dijabat oleh Harry Susetyo Nugroho, Irjan Pol (Purn) Didy Kusumayadi, Djoko sutrisno, dan Brigjen Pol (Purn) Timbul H Sianturi.
Jika belum puas dengan mengenal sosok-sosok nan berada dalam Perum Peruri periode ini, maka andapun dapat menyaksikan gedungnya langsung nan ada di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Karawang.
Masing-masing kantor di kota nan berbeda ini memiliki fungsinya sendiri-sendiri, misalnya buat kantor di Karawang berfungsi sebagai loka produksi atau pabrik pencetakan uang baru dan juga dokumen-dokumen berharga lainnya, Peruri Surabaya merupakan loka percetakan dokumen sekuriti buat Indonesia spesifik wilayah timur, dan nan di Jakarta ialah buat kantor administrasi, pemasaran, dan fungsi-fungsi krusial lainnya.
Di Indonesia, buat mencetak uang baru, ada beberapa langkah kegiatan nan harus dilakukan sebagai satu kesatuan dari proses pencetakan itu sendiri. Masing-masing kegiatan itu harus dipenuhi sebab telah menjadi kesepakatan bersama di dalam peraturan pemerintah. Untuk mengetahui bagaimana proses pencetakan dalam peraturan dam membuat uang baru, berikut ialah penjelasannya:
-
Pihak Peruri hanya akan membuat uang baru jika ada pesanan dari Bank Indonesia (BI) dengan bahan kertas nan spesifik dan tak mungkin dipublikasikan kepada khalayak umum. Hal ini buat menghindari maraknya pemalsuan pada uang tersebut.
Desain uang akan dibuat setelah ada kepastian tentang spesifikasi uang nan akan dibuat. Spesifikasi ini meliputi tema gambar pada uang, warna, ukuran, dan lain-lain. Sebagai penentu spesifikasi tersebut ialah pihak BI.
-
Desain uang baru dibuat oleh time graver dari Peruri dengan persetujuan pihak Dewan Gubernur BI. Tugas nan lebih khusus dari egraver ini setelah desain disetujui ialah membuat pen drawing atau gambar kerja.
Pen drawing ialah gambar primer nan terdapat dalam uang baru nan pencetakannya dilakukan di atas kertas bahan. Kaca pembesar sangat diperlukan buat membuat gambar ini. Fungsinya ialah buat membuat gambar menjadi lebih rapi dan detailnya jelas.
-
Kegiatan selanjutnya ialah offset. Dari kegiatan ini dihasilkan tacticle effect yang berarti kegiatan menggambar bagian permukaan uang baru nan kasar dan mudah diraba. Cara menggambar ini sangat unik sebab dilakukan dengan cara terbalik namun hasilnya jangan ditanya, sangat halus dan tajam. Saat hasil cetakan ini jadi, juga harus dimintakan persetujuan dari BI lagi.
-
Selanjutnya ialah proses finishing. Proses ini dibagi menjadi dua proses yaitu secara manual dan otomatis. Jika hasil dari pencetakan sudah bagus, maka akan langsung dimasukkan ke dalam mesin otomatis buat inspeksi sebelum melakukan proses pencetakan.
Namun, jika terjadi kerusakan seperti terlipat dan lain sebagainya, maka pembetulannya akan dilakukan secara manual.
-
Proses dalam finishing sudah berupa lembaran-lembaran uang baru nan cetakannya berurutan dari nomor 1 sampai 100. Setelah dipotong, maka uang akan diikat sebanyak 100 bilyet per ikatan, kemudian ditumpuk menjadi 10 dan di ikat lagi. Selanjutnya, akan dihitung lagi oleh mesin otomatis. Keseluruan jumah per ikat ialah harus 1000 lembar.
-
Setelah itu, uang baru akan dimasukkan ke dalam plastik buat kemudian dibungkus. Dimasukkan kotak kaleng buat dilakukan proses penyolderan. Dan terakhir, uang akan dimasukkan ke dalam peti kayu nan telah dilapisi dengan dawai serta disegel. Dilangkapi juga dengan kode pengaman tertentu.
Benar-benar proses nan sangat rumit, tetapi semua itu memang harus dilakukan demi keamanan bidang ekonomi sebuah Negara. Pengamannya bahkan tak cuma sebatas itu saja. Dalam tiap lembaran uang baru akan selalu diberi benang pengaman nan diletakkan secara membujur.
Bentuk benang ini ada nan seperti garis zigzag ataupun lurus saja. Selain itu juga ada tanda air, yaitu sebuah gambar transparan pada bagian kanan muka uang. Gambar ini hanya akan jelas ketika diterawang.
Meskipun pengaman sudah sedemikian ketatnya, masih saja selalu ada orang-orang nan memalsukan mata uang negara kita ini. Ironisnya, mereka umumnya ialah orang-orang nan pintar dari negara kita sendiri. Namun sebenarnya kita tidak perlu risau dengan hal ini asalkan kita selalu paham bagaimana cara membedakan mana uang nan orisinil dan mana nan palsu. Caranya ialah sebagai berikut:
-
Perhatikan ciri uang, apakah ada tanda air, gambar pahlawan, ataupun juga benang pengaman di dalamya.
-
Raba uang tersebut dan rasakan apakah kasar dan pastikan nomer seri uang selalu dicetak menonjol dan akan terasa jika diusap.
-
Letakkan uang di atas cahaya, lampu atau sinar matahari langsung. Lihat bagian benang pengaman disana. Mengingat banyaknya kegiatan pemalsuan uang nan dewasa ini dilakukan oleh orang-orang rertentu, maka hendaknya kita selalu berhati-hati dengan uang, entah itu uang baru atau uang lama.