Belanja Online

Belanja Online

Dalam berbagai artikel internet disebutkan, bahwa teknologi internet merupakan salah satu teknologi nan paling cepat perkembangannya di dunia. Hanya dalam jangka waktu kurang dari setengah abad sejak ditemukan, teknologi ini mampu mengubah berbagai sektor kehidupan di dunia.

Inilah nan membedakan antara internet dan inovasi tekhnologi lain nan pernah ada di dunia. Seperti teknologi telepon, nan membutuhkan waktu hingga lebih dari seabad hingga tekhnologi ini mampu dimiliki oleh semua kalangan dengan mudah.

Atau juga televisi nan memerlukan waktu hingga puluhan tahun sampai benda tersebut dapat ditemukan dengan mudah di hampir semua rumah penduduk. Inilah nan dsebutkan dalam berbagai artikel internet, nan membuktikan bahwa sejak ditemukan, internet tak membutuhkan waktu nan lama buat dapat diterima oleh masyarakat.

Dalam sejarah nan tertulis pada artikel internet tersebut dijelaskan bahwa era komputer nan saling terhubung ini dimulai pada akhir era 60an. Pada masa itu, Departemen Pertahanan Amerika Perkumpulan merupakan pihak nan mencetuskan ide mengenai sistem jaringan komputer nan saling terhubung satu sama lainnya.

Sejak saat itulah, melalui berbagai pengembangan nan dilakukan oleh para pakar akhirnya setiap komputer di global dapat saling terhubung melalui sebuah sistem jaringan nan dikenal dengan sebutan internet tersebut. Melalui sistem ini, setiap komputer nan ada di kawasan manapun di dunia, akan dapat saling berkomunikasi dan bertukar data.

Di sisi lain, dengan adanya inovasi internet ini mampu menciptakan sebuah perubahan nan bersifat revolusioner di berbagai bidang. Sistem kerja nan pada awalnya masih bersifat lamban dan mengandalkan pencatatan kertas buat setiap transaksi, kini mulai ditinggalkan.

Dengan menghubungkan komputer melalui jaringan internet tersebut, maka sebuah sistem dapat diciptakan buat membuat efektivitas kerja. Data dari sebuah komputer dapat diakses buat mendapatkan data eksklusif pada komputer lain, meski pun terpisah oleh jeda nan jauh.



Belanja Online

Salah satu akibat dari perkembangan internet ialah dengan semakin maraknya global perdagangan. Dengan menggunakan internet, sistem transaksi semakin mudah dilaksanakan. Rendezvous antara pedagang dan pembeli pun tak lagi diperlukan. Dengan menggunakan internet, setiap orang dapat melakukan transaksi dengan orang lain walaupun berada pada jeda nan berjauhan.

Transaksi online ini lebih banyak digeluti oleh kaum perempuan. Meskipun tak semuanya, namun mayoritas pelaku bisnis online, baik penjual maupun pembeli ialah kaum hawa. Hal ini tidak lepas dari insting alamiah kaum perempuan nan sangat menyukai kegiatan belanja. Sehingga muncul istilah "laper mata" nan ditujukan bagi mereka nan royal dalam membeli sesuatu nan dilihatnya tanpa melihat taraf kebutuhan dan kepentingan barang nan dibeli.

Pada awalnya, konsep bisnis online ini ditujukan bagi mereka nan tak memiliki cukup waktu buat belanja kebutuhan mereka. Salah satu pioneer dari konsep bisnis ini ialah Amazon.com, nan berpusat di Amerika. Lama kelamaan, bisnis ini mulai dijalankan oleh banyak kalangan dan dari berbagai tempat. Mulai dari ruko, kantor, rumah bahkan dari sebuah kamar kos banyak nan menjalankan bisnis maya ini.

Berbagai komoditi pun ditawarkan. Mulai dari perlengkapan rumah tangga seperti sprei. Perlengkapan kecantikan, buku hingga baju dalam pun banyak dijajakan di berbagai situs internet. Sajian penampilan atas barang nan ditawarkan pun dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menarik minat para pengunjung "toko" maya tersebut.

Kesan nyaman disampaikan oleh para pemilik "toko" tersebut. Sebab pembeli tak perlu keluar rumah unutk mencari dan membeli barang nan dibutuhkannya. Cukup membuka komputer dan masuk ke jaringan internet, semua nan diinginkan dapat dicari.

Sasaran para pedagang tesebut ialah kaum perempuan. Di mana kaum ini memiliki kesamaan buat berbelanja dengan menggunakan hati, dan meminggirkan rasio. Terutama jika melihat barang nan nampak lucu dan menarik, keinginan buat memiliki barang tersebut akan mengalahkan kemampuan berpikir nan logis.

Dari kondisi ini, tidak heran jika pertumbuhan bisnis online mengalami peningkatan nan sangat pesat. Banyak orang nan kemudian berminat buat turut merasakan manisnya kue keberuntungan dalam bisnis nan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi ini,

Tanpa disadari, hal ini merupakan sebuah bentuk penjajahan ekonomi dalam kemasan modernisasi tekhnologi. Sebab, kehadiran "mal-mal maya" hingga ke rumah tersebut secara tak langsung akan memacu adrenalin konsumerisme. Masyarakat khususnya kaum perempuan akan lebih cenderung menjadi lebih konsumtif, sebab adanya fasilitas nan menawarkan berbagai kemudahan berbelanja tersebut.

Apalagi, menjelang lebaran seperti sekarang ini kebutuhan rumah tangga akan meningkat secara pesat. Dan kaum perempuan biasanya memiliki kesamaan buat tampil istimewa di hari nan istimesa tersebut. Salah satu nan ditempuh ialah dengan meningkatkan performa melalui berbagai barang baru nan akan dikenakan saat lebaran tiba.

Waktu nan terbatas di tengah kesibukan tidak lagi menghalangi kesempatan buat berbelanja. Fasilitas toko online memudahkan setiap orang buat dapat memenuhi kebutuhannya, tanpa harus menyediakan waktu nan banyak sebagaimana jika hendak berbelanja di toko konvensional. Selain itu, dengan berbelanja di global maya, segala nan ingin dicari pastilah lebih mudah didapatkan. Sebab, jika di satu "toko" tak menyediakan apa nan diinginkan, bisa langsung pindah ke "toko" lainnya tanpa capek.

Di sinilah sebenarnya letak kewaspadaan konsumen diuji. Apakah hendak menurutkan nafsu dengan mencari dan membeli barang barang nan ditawarkan tanpa memikirkan kegunaan barang. Atau justru sebaliknya, lebih selektif dalam memilih barang nan hendak dibeli, sebab didukung suasana belanja nan nyaman sebab berada di rumah sendiri dan tak terpengaruh bujuk rayu para pramuniaga toko.

Perempuan sebagai target tembak bisnis online harus dapat lebih waspada dalam mengendalikan diri. Jangan sampai hasrat berbelanja mengalahkan akal sehat hanya sebab ketertarikan pada sesuatu. Budaya shopaholic alias hobi berbelanja di berbagai pusat pertokoan, jangan sampai dipindahkan ke rumah melalui media internet.

Apalagi, keamanan berbelanja di global maya di Indonesia belum begitu terjamin. Masih banyak berbagai kasus nan terkait masalah transaksi global maya. Beberapa waktu lalu, muncul korban penipuan nan berkedok penawaran blackberry dengan harga nan sangat murah. Akibatnya, korban mengalami kerugian hingga 8 juta lebih.

Hal-hal seperti inilah nan harus disadari kaum perempuan nan mulai akrab dengan transaksi online. Selain itu, masalah keuangan juga harus menjadi perhatian serius bagi kaum perempuan saat bertransaksi online. Selain ancaman penyadapan kartu kredit, masalah lain nan muncul ialah ekuilibrium keuangan keluarga.

Perempuan sebagai manajer keuangan rumah tangga, harus dapat bijak mengatur keuangan keluarga. Jangan sampai muncul tagihan nan hiperbola di kartu kredit sebagai akibat penggunaan transaksi online secara sembarangan. Hal ini sudah pernah ditayangkan sebagai peringatan kepada semua orang melalui film confession of shopaholic .

Dalam film tersebut, sang tokoh primer Rebecca Bloomwood (Isla Fisher) memiliki Norma berbelanja secara berlebihan. Akibatnya, semua tagihan keuangannya melambung. Hal ini diperparah dengan bangkrutnya perusahaan loka ia bekerja nan mengakibatkan Rebecca kehilangan sumber pendapatan. Meski demikian, ia tak dapat menghentikan Norma berbelanjanya.

Akibatnya, dia harus mencari berbagai cara buat mendapatkan uang guna memenuhi hobinya berbelanja. Kemudian ia diterima menjadi salah satu penulis di majalah keuangan. Di sana ia banyak menulis berbagai tips ekonomis dan cara pengaturan keuangan nan lantas melambungkan namanya menjadi penulis hebat. Rebecca pun sering diminta menjadi narasumber buat berbagai seminar tentang manajemen keuangan rumah tangga.

Sayangnya, apa nan sering ditulisnya tentang konsep menghemat tak dapat dipraktekkan dalam kehidupan nyatanya. Hobinya gila belanja tetap saja berjalan, walau dalam berbagai tulisannya, dirinya selalu menganjurkan pola ekonomis bagi setiap perempuan. Hal ini didukung kondisi bahwa pemasukan keuangan dari kehidupan jurnalistiknya sudah lebih memadai daripada saat dirinya menjadi pengangguran.

Petualangan belanja dan karir jurnalistiknya terhenti, saat seorang penagih utang membocorkan misteri Rebecca ke publik. Akhirnya masyarakat merasa dibohongi oleh Rebecca nan tak mampu menjabarkan apa nan ditulisnya ke dalam kehidupannya sendiri. Akhirnya, Rebecca pun dipecat dari pekerjaannya.