Manfaat Mendongengkan Fabel buat Anak-Anak
Dongeng merupakan termasuk karya sastra terinci nan berisi cerita berdasarkan rekaan, legenda , atau mitos-mitos nan berkembang di masyarakat. Zaman dulu dongeng dibuat buat memberi nasihat dengan cara nan mudah diterima, khususnya anak-anak. Dulu para orang tua kerap mendongeng kepada anak-anaknya sebelum tidur dan menjelaskan intisari nasihat dari dongeng nan dibacakan. Tidak heran bila zaman dahulu tiap-tiap orang tua kaya akan koleksi dongeng-dongengnya, terutama kumpulan dongeng fabel .
Pengertian Dongeng Fabel
Dongeng fabel adalah dongeng nan menggunakan hewan dan benda-benda wafat sebagai tokoh-tokohnya. Karena dongeng sifatnya ialah narasi fiktif, maka tokoh hewan-hewan dan tokoh-tokohnya tersebut bertingkah seolah-olah mengikuti tingkah manusia. Misalnya kelinci nan dapat bertani, musang nan dapat menyeduh teh, atau burung nan dapat bermain gitar. Dari tingkah laku binatang-binatang dalam dongeng tersebutlah nan nantinya implisit pesan moral kepada pembaca maupun pendengar dongeng.
Jenis-Jenis Fabel
Fabel sendiri terbagi atas dua macam, yaitu fabel nan berasal dari Indonesia atau disebut fabel nusantara dan fabel nan berasal luar negeri atau disebut dengan fabel mancanegara. Apa maksud dari kedua jenis fabel tersebut?
Sebenarnya maksud kedua fabel tersebut sangatlah simpel. Fabel nan menceritakan tingkah laku binatang dengan mengedapankan budaya Indonesia ialah nan dimaksud fabel nusantara. Contohnya dongeng fabel “si kancil nan licik”, “kura-kura nan tangguh”, “katak nan tuli”. Sedangkan dongeng nan menceritakan tingkah laku binatang dengan kebudayaan nan tak sama dengan kebudayaan Indonesia dikategorikan sebagai fabel mancanegara. Contoh fabel mancanegara seperti “ Little Marmeid ”, “ The Bear and The Bees ” dan “ the Young Crab And His Mother ”.
Manfaat Mendongengkan Fabel buat Anak-Anak
Mendongeng kepada anak-anak sangat mempengaruhi tumbuh bunga anak secara positif. Dengan berdongeng, kemampuan berbicara anak akan terlatih fasih dan kemampuan mendengarnya menjadi lebih peka. Apalagi bila pendongeng memanfaatkan kumpulan dongeng fabel sebagai bahan mendongengnya.
Seperti itulah nan diungkapkan oleh Abdul Aziz Abdul Majid ketika melakukan penelitiannya tentang kegunaan dongeng fabel. Apa saja kegunaan lainnya bila dongeng fabel dibaca atau diperdengarkan kepada anak-anak? Ini beberapa manfaatnya:
- Dengan dongeng fabel, anak dapat belajar mengenal jenis-jenis binatang lengkap dengan anatomi generik tubuh binatang. Misalnya musang nan bentuknya menyerupai kucing, berkumis, dan berekor panjang. Itu sebabnya mengapa dongeng fabel sangat cocok buat anak-anak usia pra sekolah.
- Dengan dongeng fabel, anak dapat melatih khayalan dan daya kreativitasnya. Ini baik pengaruhnya ketika kelak ia bercita-cita menjadi seorang penulis atau pengarah adegan nan harus berimajinasi dan merangkai cerita fiksi.
- Dengan dongeng fabel, anak tak mudah bosan mendengar nasihat. Tokoh binatang nan menyerupai tindak tanduk manusia akan menggugah daya tariknya buat menyimak dan memahami makna apa nan terkandung dalam dongeng tersebut.
- Dengan dongeng fabel, anak akan belajar mengenal dan menjaga lingkungan sekitarnya. Misalnya, ia akan mengenal makanan kesukaan kelinci itu apa, Norma kelinci bagaimana, dan dimana biasanya kelinci-kelinci bertempat tinggal.
Jenis-Jenis Dongeng Secara Umum
Negeri Indonesia tak hanya kaya sumber daya alam saja, tapi kaya akan koleksi-koleksi cerita , termasuk dongeng. Bukan kumpulan dongeng fabel saja, tapi ada banyak kumpulan jenis dongeng-dongeng lainnya nan sangat dianjurkan buat dibaca atau didongengkan kepada anak-anak. Apa saja jenis-jenis dongeng tersebut? Berikut jenis-jenisnya:
Dongeng Parabel
Karangan fiktif bernarasi pendek nan menceritakan tokoh dari imajinasi pengarangnya, dilengkapi dengan tindak tanduk tokoh tersebut, disebut dongeng parabel. Pada dongeng ini tokoh harus absolut manusia namun tabiatnya dapat baik, dapat pula buruk. Hal nan terpenting ada pesan moral atau nilai-nilai luhur nan dapat disampaikan dengan baik melalui dongeng parable tersebut. Contoh dongeng parabel misalnya, “Tukang Delman nan jujur”, “Nenek Penyabar”, “Si Kakek nan Pemarah dan Licik”, “Rukmana Bocah Cilik Pelipur Lara”, dan lain-lain.
Dongeng humor
Sesuai namanya, dongeng humor ialah dongeng nan isi ceritanya jenaka. Biasanya cerita diilhami dari peristiwa sehari-hari. Meskipun sifatnya buat menghibur, dongeng humor tetap memiliki kandungan nasihat. Dengan mendongeng dongeng humor, nasihat tak perlu lagi disampaikan dengan cara klasik nan justru membuat anak-anak bosan mendengarnya.
Legenda
Pernah dengar cerita tentang Malin Kundang? Atau cerita asal mula terjadinya Tangkuban Perahu? Bila pernah, maka seperti itulah dongeng legenda. Dongeng legenda sengaja ditulis buat mengisahkan suatu loka atau kejadian dari peristiwa masa lalu nan syahdan dipercaya benar-benar terjadi (Sebagian orang mempercayai legenda benar-benar terjadi, sementara sebagian orang lagi menganggap bahwa legenda ialah buah bibir orang-orang tua tempo dulu).
Benar atau tidaknya peritiwa dalam legenda, nan terpenting implisit pesan moral nan dapat dipetik anak-anak dari dari peristiwa tersebut. Dongeng legenda bukan sekedar dibaca atau didongengkan saat waktu tidur saja, melainkan ketika jam pelajaran sejarah pun legenda masih sering dibacakan. Terutama buat anak-anak nan masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Mite
Cerita nan diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat suatu daerah, atau loka ialah cerita atau dongeng nan disebut dengan mite. Kepercayaan nan turun temurun diceritakan kepada generasi berikutnya, dijadikan kisah nan berkembang dari mulut ke mulut. Hampir sama dengan legenda, kebenaran dari dongeng mite masih dipertanyakan. Entah sahih terjadi atau justru hanya fitnah masyarakat setempat. Contohnya mite tentang siluman harimau, mite tentang manusia kelelawar, dan lain sebagainya.
Sage
Hampir sama dengan mite, sage merupakan cerita nan mengisahkan suatu peritiwa masa lalu, dan dikolaborasikan dengan sentuhan fantasi atau rekaan-rekaan pendongeng. Biasanya peristiwa masa lalu nan diangkat haruslah mengandung unsur sejarah nan kuat. Misalnya dongeng sage tentang Ken Arok, dongeng sage tentang perang babad, dan dongeng sage tentang kerajaan-kerajaan tempo dulu.
Unsur-Unsur Dalam Dongeng
Setiap karangan fiktif berupa cerita pendek tak selalu dapat dianggap sebuah dongeng. Meskipun secara unsur instrinsik dan ekstrinsiknya sama yaitu penokohan, tema, alur, latar, namun secara penggambaran dongeng harus mempunyai disparitas dengan karangan fiktif lainnya. Klarifikasi dari unsur-unsur dongeng tersebut ialah sebagai berikut:
Segi alur
umumnya dongeng beralur maju sebab sifat ceritanya nan ringkas. Akan terasa sulit bagi pendengar apabila pendongeng harus mendongeng dengan alur maju mundur atau alur tak beraturan.
Segi tema
umumnya dongeng bertema sederhana, seputar persahabatan, permusuhan, dan seputar perangai jelek dan baik. Akhir cerita selalu ditutup dengan kisah nan manis dimana nan baik akan selalu menang.
Segi latar
sebagian besar dongeng mengambil latar di alam lepas. Apalagi buat dongeng fabel nan rata-rata berlatar di sebuah hutan, ladang, maupun di pinggir perairan.
Segi penokohan
umumnya dalam dongeng penggunaan tokoh tak terlalu banyak sehingga penokohan berlawanan dan protagonis sangat mudah dibedakan.
Nah, itulah sekilas uraian tentang dongeng. Sudahkah Anda mulai mengoleksi kumpulan dongeng fabel buat dibacakan pada anak-anak Anda di rumah? Yuk, mulai dari sekarang. Semoga bermanfaat.