Dampak Pencemaran Terhadap Ekosistem Tanah
Tanah ialah lapisan teratas kerak bumi nan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hayati lainnya. Kesehatannya sangat memengaruhi kehidupan makhluk-makhluk nan bergantung padanya, sehingga jangan sampai terjadi pencemaran tanah. Jika kalian perhatikan dalam sebuah rantai makanan, tumbuhan seringkali menjadi menu primer makanan hewan darat dan manusia.
Memang ada sumber makanan nan berasal dari laut, akan tetapi jumlahnya tak sebanyak nan ada di darat. Ya. Manusia dan makhluk hayati lain sangat bergantung pada tanah, tetapi kita kurang mampu menjaga kelestariannya, sehingga pencemaran tanah pun tak bisa dihindari.
Apa jadinya jika tanah kehilangan fungsinya? Tanah nan tak sehat secara fisik tak akan mampu menahan air ketika terjadi banjir dan menyimpan cadangan air di dalam tanah. Tanah nan tak sehat secara kimia tak akan mampu memberikan atau menghasilkan nutrisi nan diperlukan tanaman.
Akibatnya, banyak tanaman nan akan wafat atau tak berproduksi dan tentu saja mengurangi sumber makanan bagi manusia. Tanah nan tak sehat secara biologi akan merusak kehidupan cacing tanah dan organisme nan hayati di dalam tanah. Habitat mereka terancam. Padahal, keberadaan cacing tanah sangat diperlukan buat pembentukan humus.
Penyebab Pencemaran Tanah dan Penanggulangannya
Banyak manusia kurang peduli terhadap kesehatan tanah. Mereka mencemarinya tanpa merasa bersalah. Lalu, ketika terjadi bencana, mereka merasa tak ikut andil sebagai salah satu penyebabnya. Sebenarnya, faktor apa saja sih nan menyebabkan pencemaran tanah ? Berikut ini ialah beberapa penyebab pencemaran pada tanah.
-
Bahan-bahan anorganik nan tak bisa diuraikan oleh bakteri pengurai, seperti sampah plastik. Agar tanah tak tercemar oleh bahan-bahan ini, sebelum sampah diangkut oleh tukang sampah, sebaiknya kita memisahkan sampah-sampah anorganik dan sampah organik. Sampah anorganik bisa didaurulang, sehingga tak mencemari tanah. Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
-
Limbah cair seperti deterjen nan jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan membunuh bakteri pengurai.
-
Limbah industri, seperti residu pengolahan kertas, ikan, dan daging.
-
Limbah cair nan dihasilkan oleh industri pelapis logam, seperti arsen, timbal. Setiap industri seharusnya mempunyai pengolah limbah buat memproses limbah sebelum dibuang ke laut.
-
Limbah pertanian, seperti residu pemakaian pupuk urea dan penggunaan pestisida pemberantas hama, misalnya DDT. Agar tanah tak tercemari oleh limbah urea, seharusnya petani membatasi penggunaan pupuk ini.
Dampak Pencemaran Terhadap Ekosistem Tanah
Jika limbah tertimbun dalam jangka waktu lama, permukaan tanah akan rusak dan air akan susah meresap ke dalam tanah. Akibatnya, kualitas air akan menurun ketika musim kemarau tiba. Sementara jika tanah tercemari oleh limbah hasil industri, seperti arsen dan timbal, mikroorganisme nan membantu menjaga kesuburan tanah akan wafat teracuni limbah.
Pencemaran air ini hampir 90 % terjadi sebab ulah tangan manusia itu sendiri. Padahal, sungai, danau, laut, dan air tanah merupakan siklus hidrologi dalam kehidupan manusia nan sangat penting.
Manfaat terbesar dari sungai atau danau ialah buat irigasi pertanian, budidaya ikan, atau sebagai bahan standar air minum, juga sebagai saluran sirkulasi air hujan. Namun, apa nan terjadi jika sungai kita sudah tercemar, maka bala akan menimpa kita sendiri, seperti siklus banjir nan tak pernah selesai di setiap wilayah di Indonesia.
Hal ini disebabkan sirkulasi genre sungai tak berjalan sebagai mestinya, mungkin tersumbat sampah atau mengalami pendangkalan, atau mengalami penyempitan dampak pemukiman. Sementara itu, curah hujan nan tinggi menyebabkan air sungai nan meluap.
Pencemaran air juga merusak kehidupan akuatik. Kehidupan akuatik ialah habitat nan tinggal dalam ekositem air, seperti, ikan, katak, ganggang, tanaman air, dan lumut, bahkan buaya dan kura-kura pun ialah penghuni ekosistem air nan akan mati, bila air loka mereka tinggal sudah tercemar. Apabila sumber akuatik tercemar, maka siklus mata rantai makanan dalam ekosistem tersebut akan terputus.
Bila sudah terputus, maka hal ini pun akan berakibat jelek pada kehidupan manusia. Pertama, jika kita menangkap ikan dalam ekosistem air nan tercemar limbah, kemungkinan besar ikan nan kita konsumsi mengadung limbah atau racun nan mencemari sungai tersebut. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pencemaran air dapat terjadi dampak dari perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari. Hal ini disebabkan oleh air menjadi keruh oleh pencemaran lumpur atau limbah nan mengendap.
Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan-bahan berbahaya, seperti minyak atau busa dari limbah nan menumpuk, sehingga sinar matahari nan diperlukan oleh kehidupan akuatik terhalang oleh limbah tersebut. Limbah-limbah tersebut juga menyebabkan berkurangnya kadar oksigen, sehingga siklus senyawa organik dalam air menjadi tersumbat.
Peningkatan suhu air dan penurunan kualitas air juga bisa meyebabkan biota dalam kehidupan akuatik menjadi rusak, bahkan musnah. Peningkatan suhu dan penurunan kualitas ini dapat disebabkan oleh limbah-limbah kimia dari pabrik-pabrik, terutama industri tekstil.
Penggunaan pupuk urea secara hiperbola akan mengurangi kesuburan tanah sebab struktur tanah nan dirusak oleh urea. Tentu saja, unsur hara tanah juga berkurang. Sementara penggunaan pestisida di samping membunuh hama tanaman, bisa membunuh mikroorganisme nan berperan krusial dalam menjaga kesuburan tanah.
Pada siklus karbon, mikroorganisme mengubah sisa-sisa jasad tumbuhan dan hewan menjadi karbon dioksida dan bahan organik tanah nan disebut humus. Humus meningkatkan kapasitas tanah buat menampung air, menyediakan nutrisi bagi tumbuhan, dan mendukung pembentukan tanah.
Mikroorganisme tanah berperan dalam siklus nitrogen. Atmosfer mengandung 80% nitrogen (N2), yaitu bentuk nitrogen nan hanya bisa digunakan oleh tumbuhan jika diubah dalam bentuk amonia (NH3).
Perubahan bentuk menjadi amonia dilakukan oleh bakteri tanah melalui proses fiksasi N2 atau oleh manusia (dengan menggunakan pupuk). Bakteri tanah juga terlibat dalam proses denitrifikasi nan mengembalikan oksigen ke atmosfer dengan mengubah NO3 menjadi N2 atau gas N2O. Mikroorganisme berperan krusial dalam proses daur ulang sulfur, fosfor, besi, dan banyak mikronutrien lainnya.
Ada juga hubungan antara tumbuhan dan mikroba nan bisa merugikan atau menguntungkan tumbuhan. Beberapa mikroorganisme tanah bersifat patogenik terhadap tumbuhan dan menyebabkan penyakit pada perakaran sehingga menjadi layu dan busuk.
Banyak tumbuhan bersimbiosis dengan jamur bernama mikoriza. Mikoriza meningkatkan kemampuan tumbuhan buat menyerap nutrisi dan air. Hubungan antara mikroorganisme tanah dan akar tumbuhan banyak dikaji dalam ilmu mikrobiologi tanah. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya ialah bakteri actinomycetes nan menghasilkan antibiotik.
Tanah ialah loka hayati bakteri-bakteri penting. Mikroorganisme tanah bisa menguraikan zat beracun nan berasal dari polusi. Hal ini menjadi dasar bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme buat mendetoksifikasi dan menguraikan zat berbahaya dalam lingkungan.
Dari uraian tersebut, maka tanah mempunyai banyak kegunaan bagi kehidupan makhluk hidup. Berikut ini ialah beberapa manfaat tanah bagi kehidupan makhluk hidup.
-
Tanah berfungsi buat produksi biomassa, yaitu loka tumbuh dan berkembangnya perakaran, sumber hara serta zat pendukung pertumbuhan.
-
Tanah berfungsi buat penyaringan, penyangga, dan pengubah antara atmosfer, air tanah, serta akar tanaman.
-
Tanah berfungsi sebagai habitat biologi dan perlindungan genetilk.
-
Tanah berfungsi sebagai ruang infrastruktur buat teknik, industri, sosial ekonomi, dan pembangunannnya.
-
Tanah berfungsi sebagai sumber daya energi, material dasar, pertambangan, dan air.
-
Tanah berfungsi sebagai sumber estetika dan warisan budaya.
Banyak sekali manfaat tanah bagi kelangsungan hidup. Tanah sebagai loka penyimpanan air dan tumbuhnya tanaman, serta pohon-pohon nan bisa menjaga kita dari bala alam, seperti longsor.
Di dalam tanah atau perut bumi terkandung unsur-unsur dan kekayaan alam nan tak ternilai, contonhya minyak bumi, batu bara, emas, dan lain-lain. Zaman dahulu, syahdan tanah juga sering digunakan buat menyimpan atau mengubur harta karun.
Tanah pun bisa dijadikan barang atau hiasan nan mengandung nilai komersil. Tanah liat bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan kerajinan tangan seperti patung, vas bunga, guci, kendi atau teko, dan lain-lain.
Pencemaran tanah nan terjadi sebab ulah manusia tersebut bisa mengurangi, bahkan menghilangkan fungsi tanah sebagaimana mestinya. Apabila tanah tersebut tercemar, maka tanah menjadi bala bagi manusia, seperti bala banjir, tanah longsor, dan ekosistem makhluk hayati tak berjalan dengan baik.
Untuk itu, sebagai makhluk hayati nan membutuhkan kelestarian tanah, maka kita harus menjaga kebersihan tanah dengan dimulai dari diri sendiri. Anda bisa memulainya dengan membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan antara samapah organik dan anorganik.
Selain itu, dengan memberikan penyuluhan atau mengajak kepada masyarakat lingkungan sekitar buat menjalankan pola hayati nan sehat dan bersih, juga bisa mengurangi pencemaran tanah. Jagalah bumi kita dari pencemaran tanah.