Kanker Usus Besar
Perhatikan Tinja
Terdengar menjinjikan. ‘Perhatikan tinja’. Tetapi inilah nan disarankan oleh dokter. Tinja ialah kotoran nan dapat memberikan sedikit citra tentang keadaan kesehatan secara keseluruhan. Tinja nan baik ialah nan berbentuk utuh seperti pisang, tak terlalu lembek, tak terlalau keras, berwarna kekuningan, tak hitam. Ketika mengeluarkannya juga tak membutuhkan kekuatan nan besar dan tak juga keluar dengan sendirinya.
Dorongan nan terjadi cukup cepat dan perut terasa plong. Tidak banyak sisa. Artinya, hanya sekali dorong, semua tinja sudah keluar sehingga waktu di dalam toilet tak lama. Paling lama 5-10 menit. Kalau lebih dari 10 menit, artinya merasa masih ada residu kotoran di dalam perut sehingga harus didorong lagi dan lagi. Aktivitas mengejan ini kurang baik sebab akan mempengaruhi dubur. Bila berlangsung lama dan sangat sering, wasir dapat terjadi.
Kaki juga jug apegal sebab berjongkok lama bagai nan menggunakan toilet jongkok. Yang menggunakan toilet duduk juga akan merasakan pahanya panas. Usus nan terdorong dampak aktivitas mengejan juga menjadi kurang baik. Rasa perut tak lega. Kalau terlalu cair juga tak baik. Biasanya hal ini terjadi sebab terlalu banyak makan pedas, makan buah-buahan nan terlalu asam atau makanan nan memberikan imbas panas dalam tubuh seperti durian.
Tidak sporadis keluarnya tidak terkendali sehingga tubuh menjadi kekurangan cairan. Kalau tak langsung ditangani, peristiwa diare ini akan membuat penderitanya lemas. Bahkan dapat menyebabkan kematian. Ada pula tinja nan keluarnya sedikit demi sedikit. Dorongan mengejan dilakukan berkali-kali. Kalau ada darah, maka hal ini harus diwaspadai terutama kalau darah itu keluar cukup deras dan tidak terkendali. Tindakan operasi mungkin harus dilakukan.
Jadi, siapa mengira dan menduga bahwa tinja ini merupakan satu hal nan sangat krusial diperhatikan. Anak-anak juga semestinya mengetahui hal ini. Ketika anak-anak itu tak lagi dibantu oleh orangtuanya, mereka harus menyadari bahwa tinja ialah sesuatu nan harus diberi perhatian lebih. Tidak menjadi masalah kalau anak ditanya apa bentuk tinjanya, ‘pisang’, ‘bakso’, ‘bubur’. Kalau kata-kata itu terlalu berlebihan, carilah kata-kata lain nan dapat menggambarkan kondisi tinja.
Setiap hari orangtua harusnya bertanya tentang bentuk tinja anaknya. Dengan demikian orangtua dapat memperkirakan apa nan telah dimakan oleh anaknya. Zaman sekarang anak-anak lebih bahagia makan makanan cepat saja sehingga aktivitas buang air besar setiap hari mungkin tak mereka dapatkan. Kalau seperti ini, artinya, anak kekurangan makanan nan mengandung serat. Kalau tinja mereka mengapung, itu artinya, mereka terlalu banyak makan makanan nan berserat. Apalagi kalau sampai kentut berkali-kali.
Biasanya kalau sering kentut sebab terlalu banyak serat, baunya tak terlalu menusuk. Namun, suara buang anginnya dapat cukup keras dan mengagetkan. Anak-anak pun tak kalah dalam hal ini. Suara kentut mereka dapat cukup besar. Kalau dalam satu hari belum juga buang air besar, segeranya makan pisang raja atau jenis pisang lainnya termasuk pisang ambon. Makan pepaya juga dapat membantu mengeluarkan tinja nan keras. Minum air putih nan banyak dan jangan minum teh hijau dahulu.
Ada banyak bahaya nan mengintai kalau kotoran ini tak dikeluarkan. Tidak perlu mengkomsumsi jenis minuman dalam kemasan nan katanya dapat mempercepat buang air besar. Lakukan cara-cara alami nan tak ada imbas sampingnya. Karena ini urusan dalam usus, lalu nan dilakukan ialah makan makanan nan dapat melembutkan makanan nan sudah masuk ke dalam usus. Lupakan dahulu jenis buah-buahan seperti jambu biji merah atau jambu biji putih.
Makan sayuran nan banyak seratnya. Initinya jangan sampai kotoran itu tak dikeluarkan dalam waktu 24 jam. Yang paling baik ialah mempunyai jadwal nan tetap. Dengan adanya jadwal tetap ini, artinya kondisi tubuh bagus dan makanan atau minuman nan masuk ke dalam perut juga tak ada masalah. Anak-anak nan terbiasa dengan hayati sehat niscaya akan tahu tentang hal ini. Kebiasaan memberikan pengetahuan tentang hal ini akan membuat mereka menyadari bahwa kondisi tubuhnya harus diperhatikan.
Kanker Usus Besar
Kanker usus besar atau kanker kolorektal merupakan penyakit dampak kanker ganas nan menyerang kolon dan rectum, bagian dari usus besar nan terdapat dalam sistem pencernaan. Penyakit ini menduduki urutan ketiga jenis kanker penyebab kematian setelah kanker prostat atau kanker payudara dan kanker paru-paru. Pola hayati dan pola makan masyarakat modern menjadi salah satu pemicu terjadi kanker usus besar ini.
Kesibukan nan sangat tinggi membuat orang tak terlalu peduli dengan pola makannya. Yang krusial makan dan nan krusial kenyang. Mereka lupa bahwa ketika tak peduli dengan makanan nan masuk ke dalam tubuh, tak olahraga teratur, tak tidur dengan nyenyak, dan merokok serta minum minuman beralkohol, maka suatu saat tubuh akan protes. Virus dan bakteri mudah masuk ke dalam tubuh. Apalagi kalau kondisi tak fit.
Lingkungan memang sangat mempenagruhi pola hayati dan pola makan ini. Kalau lingkungan sangat peduli dengan kesehatan, biasanya anak-anak akan tumbuh lebih sehat dan lebih sadar kalau tubuhnya harus dijaga. Mereka tak akan makan makanan nan terlalu banyak mengandung gula atau mengandung garam. Perhatian kepada kesehatan ini akan membuat anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa nan sehat hingga usia lanjut.
Faktor Penyebab Kanker Usus Besar
Belum diketahui secara niscaya penyebab penyakit ini. Namun umumnya penyakit kanker usus besar diindikasikan atau dikaitkan dengan pengaruh lingkungan ataupun faktor genetika. Sejumlah kasus penderita kanker usus besar terjadi pada orang nan saudara atau keluarganya juga terkena penyakit ini. Sedangkan pengaruh lingkungan dapat berasal dari konsumsi nan mengandung zat kimia, terkena radio aktif, maupun sebab virus.
Seperti umumnya kanker nan menyerang tubuh bagian dalam, kanker usus besar juga sulit dikenali. Stadium awal agresi penyakit ini juga belum memperlihatkan gejala nan jelas dan pasti. Karena itu banyak penderita terlambat memeriksakan diri sehingga tak dapat disembuhkan sebab sudah melebar dan menggerogoti bagian tubuh lainnya.
Sejumlah gejala penyakit kanker usus besar nan sering terjadi meliputi:
* Sulit buang air besar dalam waktu nisbi lama atau hingga sebulan lebih. Kalaupun dapat buang air besar, feses berwarna gelap dan disertai adanya darah. Gejala ini umumnya disebabkan adanya gangguan pada saluran pencernaan, khususnya pada bagian usus besar.
* Sakit perut nan terus menerus, disertai diare ataupun sembelit. Rasa sakit ini umumnya tak mudah sembuh, setidaknya hingga 3 minggu lamanya, dan perlu dicurigai sebagai gejala penyakit kanker usus besar. Bahkan kadang rasa sakit ini tak hanya terjadi pada bagian perut melainkan juga merembet ke bagian punggung.
Faktor Risiko
Penyakit kanker usus besar akan sangat sulit disembuhkan bila telah terlambat. Oleh sebab itu akan lebih baik bila dapat dicegah sejak dini. Beberapa langkah pencegahan nan dapat dilakukan diantaranya dengan menekan faktor risiko, meliputi :
* Sebaiknya kurangi mengkonsumsi makanan nan mengandung lemak, kalori, dan protein nan tinggi namun rendah serat. Begitu juga hindari makanan daging, khususnya daging mentah.
* Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran. Pilih buah dan sayuran nan banyak mengandung kalsium , asam folat, vitamin E, D, serta mengandung zat anti oksidan.
* Rajin-rajinlah berolah raga buat meningkatkan stamina tubuh. Sejalan dengan itu hindari merokok ataupun mengkonsumsi minuman beralkohol.
* Hati-hati dengan diet ketat nan bisa menurunkan daya tahan tubuh. Kanker kadang menyerang ketika kondisi tubuh dengan menurun.
* Karena kanker ini umumnya menyerang manusia nan telah berusia diatas 50 tahun, sebaiknya lakukan inspeksi darah sejak usia 40 tahun buat mendeteksi sejak dini kemungkinan penyakit ini. Lebih awal gejala kanker usus besar dikenali, maka akan lebih mudah dalam penanganannya.