Penciptaan Buku dan istilah Edit – Layout Naskah dan Pembuatan Cover

Penciptaan Buku dan istilah Edit – Layout Naskah dan Pembuatan Cover

Bagaimana proses penciptaan buku dari mulai penulisan naskah, proses edit naskah, hingga pencetakan dan pendistribusiannya? Pertanyaan itu mungkin pernah terbesit di pikiran para penikmat buku. Bagaimana pun juga, bagi orang nan memiliki hobi membaca, buku merupakan sebuah jajanan wajib nan akan selalu diburu. Dengan demikian, tidaklah aneh jika sebagian besar “penikmat” buku tadi ada nan ingin mengetahui proses penciptaannya.

Nah, agar rasa penasaran pembaca mengenai proses awal pembuatan buku ini terpuaskan, dalam artikel kali ini penulis akan menyajikan proses penciptaan buku, mulai dari menulis naskah, edit naskah, hingga pentekanan dan pendistribusiannya spesifik buat Anda. Anda tentu penasaran, bukan? Simakalah uraian berikut.



Penciptaan Buku dan Istilah Edit – Menulis Naskah

Proses penciptaan buku diawali dengan menulis naskah, lalu diedit. Penulisan naskah buku ini dapat dilakukan dengan kemauan sendiri atau setelah ada pesanan naskah dari penerbit. Yang membedakan keduanya, jika menulis naskah dengan kemauan sendiri, penulis masih harus memutar otak buat menemukan cara agar bukunya diminati penerbit. Sedangkan saat menulis naskah atas permintaan penerbit, penulis hanya tinggal membuat naskah nan diminta.

Penulisan naskah buku biasanya memiliki deadline nan harus dipenuhi. Penerbit selalu menetapkan batas waktu pengerjaan kepada para penulis nan diberi order penulisan. Tujuan pemberian deadline ini tidak lain dan tidak bukan ialah buat mengatur jadwal penciptaan buku nan sudah direncanakan penerbit. Guna memenuhi deadline nan diberikan, penulis harus dapat mengatur jadwal dan ritme penulisan serta pengeditan dengan sesuai.

Sebentar, mengapa penulis harus membuat jadwal pengeditan segala? Bukankah proses pengeditan itu akan dilakukan nanti oleh tim editor dari penerbit nan bersangkutan? Memang benar, namun guna menjaga kualitas tulisan kita sekaligus memberikan materi buku nan berkelas, tidak ada salahnya jika penulis pun melakukan pengeditan terlebih dahulu sebelum mengirimkan hasil tulisannya ke penerbit.

Meski penulis boleh melakukan pengeditan terhadap naskah nan ditulisnya, namun jangan sampai proses pengeditan ini menghambat jadwal penulisan. Penulis harus memprioritaskan penulisan dibanding dengan pengeditan. Proses pengeditan oleh penulis sebaiknya dilakukan ketika proses penulisan sudah selesai. Pengeditan nan dilakukan pun tak perlu terlalu mendalam, penulis hanya melakukan editing sederhana sehingga naskah nan dibuatnya menjadi “ramah editor”.

Pengeditan nan mendalam akan menjadi tugas editor di penerbitan. Nah, mengenai tugas editor penerbitan ini akan dibahas dalam uraian selanjutnya.



Penciptaan Buku dan Istilah Edit – Pengeditan Naskah

Proses selanjutnya dalam penciptaan buku setelah penulisan ialah proses pengeditan. Seperti nan sudah diulas di atas, proses pengeditan naskah buku ini dilakukan oleh penulis dan editor penerbitan. Penulis biasanya hanya mengedit bagian luar naskah saja, sedangkan nan memiliki tanggung jawab lebih dalam proses pengeditan ini ialah editor penerbitannya.

Mengapa, editor penerbitan dianggap sebagai penanggung jawab sebuah naskah buku? Karena editor penerbitanlah nan harus mengemas naskah kiriman penulis sebaik dan semenarik mungkin. Kemasan naskah suatu buku nan menarik tak hanya dilihat dari ketepatan ejaan dan tanda baca saja, melainkan ada sisi lain nan harus diperhatikan editor, seperti kedalaman isi materi, keseseuaian bahasa dengan segmen pasar nan dibidik, kesesuaian gambar pendukung dengan suatu bahasan, serta hal lainnya.

Suatu kemasan buku nan rapi, tidak ada kesalahan ejaan dan ketepatan tanda baca akan menjadi kurang menarik jika isinya tak membahas permasalahan nan diangkat secara mendalam dan tak sinkron dengan segmen pasar. Dengan demikian, editor penerbitan harus mampu melakukan nan terbaik kepada setiap naskah kiriman penulis. Jika pekerjaan editor sudah sangat maksimal, selain mampu menciptakan kemasan nan istimewa, hasil buku ciptaannya pun bukan mustahil akan menjadi best seller.

Lantas, apakah tugas editor sudah selesai sampai situ saja? Sebagai tugas utama, boelh jadi memang sudah selesai. Namun, ada tugas tambahan lain nan harus dilakukan editor terhadap naskah nan dieditnya. Tugas apakah itu? Tugas nan dimaksud di sini ialah tugas tambahan nan mampu memperlancar proses penciptaan buku. Ya, editor harus menyusun rapi setiap editannya agar mudah dipahami oleh layouter nan akan melanjutkan perjalanan penciptaan buku setelah proses pengeditan selesai.



Penciptaan Buku dan istilah Edit – Layout Naskah dan Pembuatan Cover

Ya, proses penciptaan buku setelah pengeditan selesai ialah proses layout naskah oleh layouter dan pembuatan design cover oleh desainer. Layouter ialah orang nan bertanggung jawab atas pengaturan tata letak sebuah buku. Sedangkan designer ialah irang nan bertanggung jawab atas pembuatan cover buku.

Layouter akan memasukkan naskah hasil edit ke dalam format buku sehingga tampilan isi buku akan terlihat cantik. Selain memasukkan naskah hasil edit dan mengatur tata letak naskah, layouter inilah nan akan membuat dummy buku. Dummy buku ini akan dibuat oleh layouter begitu cover buku sudah selesai dibuat oleh designer.

Ya, dummy buku ialah sebentuk print out dari naskah nan sudah selesai edit dan layout. Dummy buku ini, ialah citra buku nan akan diterbitkan. Oleh sebab itu, dummy buku ini harus kembali diperiksa oleh editor dan jabatan nan lebih tinggi dari editor guna memastikan tak ada kesalahan lagi dalam isi buku.

Setidaknya ada 2 hal dari dummy buku nan harus diperiksa editor. Adapun kedua hal tersebut ialah sebagai berikut.



1. Bagian cover

Editor harus memeriksa apakah dalam cover tersebut sudah muncul nama penulis, penerbit, dsb. Lalu, editor juga harus memastiakn apakah judul buku dan tulisan lain nan muncul di cover sudah zero mistakes atau belum.



2. Bagian isi buku

Editor harus memeriksa holistik isi buku dengan cara membacanya lagi dari awal hingga akhir. Lalu, editor juga harus memeriksa apakah ada bagian running tittle , nomor halaman, atau gambar nan tak sinkron atau kurang menarik. Jika ada, editor harus menunjukkan kesalahan nan masih terdapat dalam dummy tersebut kepada layouter buat kemudian segera diperbaiki

Jika editor merasa bahwa dummy buku ini sudah aman, biasanya editor tersebut akan memberikannya kepada pemanggu jabatan di atasnya buat disupervisi. Jika pengawasan sudah selesai dan tak ada masalah lag mka naskah buku sudah siap naik cetak. Ajika sudah begitu, layouter akan memberikan arsip pekerjaan terakhirnya kepada percetakan buat segera dilakukan proses percetakan.



Penciptaan Buku dan Istilah Edit – Proses Penyetakan dan Pendistribusian Buku

Proses penyetakan buku dilakukan jika naskah nan hendak dicetak sudah benar-benar siap cetak. Artinya, proses penciptaan buku dari mulai penulisan, pengeditan, hingga proses pelayoutan sudah benar-benar fix. Proses penyetakan buku ini biasanya dibuat berdasarkan jumlah eksemplar nan diminta. Normalnya, dalam sekali cetak, sebuah buku akan dicetak sebanyak 3000-5000 eksemplar.

Setelah proses penyetakan buku selesai, maka buku-buku tadi akan diserahkan penerbit kepada pihak distributor nan akan mendistribusikan buku-buku tersebut ke seluruh toko buku nan berada di bawah jaringannya. Setelah proses pendistribusian selesai, maka buku-buku nan dibuat pun sudah bisa dinikmati oleh seluruh pembaca.

Nah, demikianlah uraian singkat mengenai proses penciptaan buku dari mulai penulisan naskah, proses edit naskah, pelayoutan naskah, hingga proses penyetakan dan pendistribusiannya. Semoga klarifikasi tadi dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca dan bisa bermanfaat.