Bob Marley - Insiden Jamaika

Bob Marley - Insiden Jamaika

Sebagian orang setuju buat berpendapat bahwa musik reggae nan diciptakan Bob Marley ialah salah satu musik nan dapat membuat kita tenang dan melupakan setiap permasalahan nan ada. Irama musik serta liriknya memang selalu membuat kita berhenti sejenak buat melepas penat. Artikel ini akan memaparkan lebih jauh sepak terjang Bob Marley.

Salah satu legenda musik reggae ialah Bob Marley. Pria kelahiran Jamaika 6 Februari 1945 ini bernama orisinil Nesta Robert Marley. Perjalanan karir musik seorang Bob Marley, dimulai saat ia memilih buat menginggalkan sekolahnya pada usia 14 tahun. Dan bersama dengan Bunny Wailer ia memainkan musik bersama.

Saat berlatih di sebuah studio ia berjumpa Joe Higgs dan juga Peter McIntosh. Ternyata mereka memiliki kecenderungan visi dalam bermain musik, yaitu memainkan musik reggae. Hingga akhirnya pada 1962, Bob Marley merekam dua lagu nan diberi judul One Cup of Coffe dan juga Judge Not.

Pada 1963 Bob Marley bersama lima orang temannya membentuk sebuah grup nan pada awalnya diberi nama The Teenagers. Setelah itu, mereka sempat berganti nama sebanyak dua kali, hingga pada akhirnya menggunakan nama The Wailers.



Bob Marley Bersama The Wailers

Akan tetapi pada 1966, tiga personel The Wailers memilih meninggalkan gup tersebut dan membuat band baru. Residu anggota The Wailers bersama Bob Marley merekam lagi beberapa lagu lama mereka bersama label JAD records. Kemudian Bob Marley berjumpa dengan penulis lagu Jimmy Norman di Inggris dan mereka pun memainkan musik secara bersama-sama dalam sebuah studio. Alhasil, mereka bersama membuat sebuah lagu nan direkam dengan donasi Jimmy Norman.

Lagu rekamannya bersama Jimmy Norman lebih bernuansa musik pop ketimbang musik reggae nan menjadi karakteristik khas Bob Marley. Hal itu berpengaruh langsung pada beberapa lagu Bob Marley seperti Stay with Me dan Splish for My Splash . Kemudian Bob Marley lebih memilih menetap di Inggris.

Pada 1972, The Wailers dan Bob Marley kembali bermain musik bersama dan tampil di sebuah acara, di Inggris. The Wailers kemudian mendapatkan rekaman dengan sebuah major label dan didukung oleh salah seorang produser bernama Chris Backweel. Backweel ingin dalam lagu-lagu raggae nan dibawakan The Wailers sedikit ditambahkan unsur musik rock.

Album pertama The Wailers dirilis pada 1973, dengan judul album Catch A Fire. Di album ini sambutan serta kritik positif diterima Bob Marley, khususnya di beberapa lagu hits seperti Get up, Stand up , serta Burnin . Namun, setelah melakukan 4 kali konser, The Wailers pecah. Tiga orang personel di antaranya memilih bersolo karir. Tapi hal tersebut tak mematahkan semangat Bob Marley. Bersama band pendukung lainnya, ia tetap melanjutkan rekaman lagu-lagu terbaru.

Salah satu lagu nan sukses dibuat setelah The wailers bubar ialah No Woman, No Cry nan berasal dari album Natty Dread pada 1975. Tahun berikutnya, album baru berjudul, Rastaman Vibration dengan hits Smile Jamaica , berada selama empat minggu di daftar tangga lagu populer Amerika.



Diskografi Bob Marley

Bob Marley Bersama The Wailers
  1. The Wailing Wailers (1965) - Studio One
  2. Soul Rebels (Desember 1970) - Upsetter/Trojan
  3. Soul Revolution (1971) - Upsetter/Trojan
  4. Soul Revolution Part II (1971) - Upsetter/Trojan
  5. The Best of The Wailers (Agustus 1971) - Beverley's
  6. Catch a Fire (13 April, 1973) - Island/Tuff Gong
  7. Burnin' (19 Oktober, 1973) - Island/Tuff Gong


Bob Marley & The Wailers

Rasta Revolution (1974) - Upsetter/Trojan
• Natty Dread
(25 Oktober, 1974) - Island/Tuff Gong
• Rastaman Vibration
(30 April, 1976) - Island/Tuff Gong
• Exodus
(3 Juni, 1977) - Island/Tuff Gong
• Kaya
(23 Maret, 1978) - Island/Tuff Gong
• Survival
(2 Oktober, 1979) - Island/Tuff Gong
• Uprising
(20 Juni, 1980) - Island/Tuff Gong
• Confrontation
23 Mei, 1983 (anumerta) - Island/Tuff Gong



Bob Marley - Insiden Jamaika

Pada sebuah kesempatan konsernya di Jamaika, Bob Marley dan teman-temannya pernah diserang oleh sekelompok bersenjata. Hal ini terjadi sebab saat itu di Jamaika sedang berlangsung konflik politik. Manager pribadinya saat itu tewas, Bob Marley pun mengalami cedera pada siku dan tangannya saat itu.

Bob Marley pun kemudian meninggalkan Jamaika dan kembali ke Inggris buat mengerjakan beberapa lagu. Pada 1976, ia merilis album Exodus and Kaya dengan hits single One Love dan Jamming . Lagu-lagu di album ini bertahan hingga 56 minggu di tangga lagu Inggris. Total selama karirnya di global musik, Bob Marley telah membuat sebelas album.

Satu hal nan menjadi ingatan kita akan Bob Marley ialah lirik lagunya nan selalu tepat. Berbagai peristiwa tentang cinta, kegiatan sosial, dan politik mampu dikemasnya dalam balutan musik reggae. Pesan-pesan dalam lagu nan diciptakan Bob Marley mengharuskan kita menyelesaikan permasalahan-permasalahan nan ada di global ini.

Bob Marley menghembuskan nafas terkahirnya di sebuah rumah sakit di Miami pada 11 Mei 1981. Ia menderita penyakit nan parah, yaitu kerusakan paru-paru nan menyerang otak. Hal ini dampak Norma Bob Marley nan kerap mengonsumsi alkohol pada masa mudanya. Apa pun itu Bob Marley telah mengingatkan kita bahwa musik Reggae ialah musik nan bisa menyatukan semua golongan, tanpa disparitas apa pun.



Musik Reggae dan Bob Marley

Lagu No Woman No Cry nan dinyanyikan oelh Bob Marley memang bergitu akrab di telinga pecinta musik. Lagu ini seakan-akan memabawa kita dalam irama nan gemulai dan sudah niscaya mengingatkan kita akan dua hal, yaitu reggae dan Bob Marley.

Lalu, apa hubungannya reggae dengan Bob Marley? Robert Nesta Marley atau dikenal Bob Marley ialah pelopor musik reggae. Pria kulit hitam inilah nan mengenalkan musik reggae di global musik internasional. Jika mendengar nama Bob Marley, niscaya kita semua akan teringat dengan musik nan diusungnya dan sebaliknya. Album-album nan diciptakan Bob Marley memperlihatkan bahwa ia berhasrat menyuarakan ajaran-ajaran Rastafaria. Oleh karena itu, Bob Marley populer dengan sebutan Sang Nabi Rastafaria.

Bob Marley memang telah tiada, tetapi penerusnya tetap membawa musik reggae buat dinyanyikan ke seluruh belahan dunia. Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, dan Marcia Fiffths ialah penyanyi nan menggantikan Bob Marley nan mengajak pecinta musik bergoyang santai menikmati alunan musik reggae.

Musik reggae nan diciptakan Bob Marley identik dengan ganja dan dreadlock (rambut gimbal). Dreadlock merupakan bukti diri bagi penggemar musik reggae. Namun, saat ini, dreadlock tak hanya terdapat dalam komunitas rastafaria, melainkan sudah menjadi gaya hayati sebagian anak muda.

Istilah dreadlock berasal dari para kaum Dread . Kaum inilah nan mengawali penggunaan rambut gimbal sebagai simbol ajaran rastafarianisme. Simbol ini lahir sebab situasi sosial dan politik di negara kaum kulit hitam tak stabil. Mereka tak puas dengan keadaan sosial dan politik pada masa itu serta ingin mempertahankan nilai adat religi mereka, termasuk memelihara dreadlock .

Musik reggae dan Bob Marley memang memiliki sejarah nan panjang. Musik reggae tak sebatas musik dengan tempo lamban dan vokal nan berat, tetapi berhubungan juga dengan kepercayaan, identitas, dan perlawanan Bob Marley, termasuk para penikmatnya terhadap penindasan.

***

Pernah mendengar lagu No women No cry -nya Bob Marley? Wah, rasanya lagu itu sudah tak asing di telinga kita sebab sampai saat ini lagu tersebut masih sering diputar bahkan dinyaniykan ulang oleh penyanyi-penyanyi masa kini. Lagu ini dinyanyikan oleh penyanyi legendari asal Jamaika nan bernama Robert Nesta Marley atau lebih dikenal dengan sebutan Bob Marley.

Penyanyi nan menyebarkan gerakan rastafaria ke seluruh global ini telah mempopulerkan lagu reggae, bahkan dia dikenal sebagai pesohor musisi reggae. Musisi sekaligus penyanyi nan lahir tanggal 6 Februari 1945 ini ibunya berkulit hitam, sedangkan ayahnya seorang warga berkulit putih.

Saat keluarganya pindah ke Kingston, ibu kota Jamaika, bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul. Kedua jenis musik inilah nan memberinya inspirasi pada irama reggae.

Bob Marley pun membentuk sebuah grup musik bernama The Wailing Wailers. Grup musik ini terdiri atas Bob Marley, Bunny Livingston, dan Peter McIntosh. Mereka pun mengeluarkan album pertama nan salah satu judulnya sukses menjadi hits, yaitu lagu Simmre Down.

Album ini dikeluarkan pada 1963. Lirik lagu dalam albumnya ini banyak menceritakan tentang anak-anak muda nan tinggal di jalanan dan sedang mencari jati diri.

Sayangnya, kelompok musik ini bubar dan membuat Bob Marley memutuskan pergi ke Amerika. Namun, ternyata daya tarik Jamaika begitu kuat sehingga Bob Marley pun kembali ke Jamaika. Kepulangannya itu bersamaan dengan kunjungan Raja Eithopia bernama HIM Haile Selassie I. Raja eithopia ini merupakan penganut Rastafaria.

Bob Marley pun sangat terpengaruh dengan ajaran rastafaria nan dianut oleh raja Eithopia tersebut. Bob Marley kembali membentuk grup musiknya nan telah bubar bersama kedua teman lamanya.

The Wailler pun kembali terbentuk dengan membawa suara ajaran nilai-nilai rasta nan dibawakan melalui musik reggae. Bob Marley pun menyebarkan inspirasi dan nilai-nilai rasta melalui lagu-lagunya sehingga Bob Marley dianggap sebagai nabi para rasta.

Penyanyi nan identik dengan rambut gimbal ini mendapatkan medali perdamaian dari PBB pada 1978. Medali ini diberikan sebagai penghargaan kepadanya nan telah menyiarkan nilai-nilai perdamaian melalui lagu-lagunya.

Tenyata rambut gimbal atau dikenal dengan istilah dreadlocks ini merupakan simbol bahwa para penganut rastafaria ini memiliki rasa hormat kepada Tuhan. Tatanan rambut ini pun menjadi simbol kelompok rastafaria dan menjadi bukti diri fisik kelompok ini.

Bob Marley dengan rambut gimbalnya pun menjadi sosok nan dipuja dan menjadi ikon kelompok rastafaria nan mencintai perdamaian.