Bintang Buas nan Dilarang Dipelihara
Seringkah Anda melihat binatang buas dijadikan hewan peliharaan rumah? Sungguh sangat mengenaskan, misalnya burung rajawali nan terlihat gagah terbang di angkasa mengintai dan melesat menujam ke bumi buat menerkam mangsanya. Namun ternyata burung rajawali menjadi tidak berdaya ketika dijadikan hewan peliharaan. Hilanglah kesan binatang buas nan inheren pada sosok rajawali tersebut.
Tak hanya rajawali nan sering dijadikan sebagai hewan peliharaan. Datanglah ke pasar hewan atau pasar burung di kota Anda. Di sana banyak sekali pedagang nan menjajakan secara terang-terangan aneka binatang buas orisinil Indonesia seperti kucing hutan, biawak, dan lain sebagainya.
Sungguh mengkwatirkan melihat kenyataan perdagangan liar binatang buas di Indonesia. Mereka tidak sadar bahwa menangkap, memelihara, dan membeli binatang buas ialah perbuatan ilegal nan melanggar undang-undang kelestarian alam.
Pihak nan berhak memlihara binatang buas ialah institusi resmi nan diberi izin oleh pemerintah, misalnya kebun bintang, balai penelitian dan konversi alam. Tujuannya buat melindungi dan mengembangbiakkan binatang buas nan masuk dalam kategori langka.
Binatang Buas Dipelihara Akan Mempercepat Kepunahan
Memiliki peliharaan binatang buas di rumah dapat membuat gengsi di kalangan masyarakat Indonesia. Kebiasaan memelihara hewan buas sudah berlangsung sejak lama, terutama di kalangan pejabat dan orang nan berduit banyak.
Rumah mewah dan mal banyak rasanya tidak cukup kaya dan mentereng kalau rumahnya tidak ada hewan peliharaannya. Maka hewan buas pun dibeli dari pemburu liar, misalnya kucing hutan atau macan buat dikandangkan di halaman rumah. Binatang buas dijadikan binatang kesayangan. Semakin langka dan mahal hewan nan dipelihara, gengsinya kian naik.
Perilaku semacam itu secara langsung mempercepat kepunahaan binatang bebas di alam bebas. Manusia merebut hak hayati binatang liar dari alam dan disimpan dalam kandang sehingga tidak dapat bereproduksi dan asa hidupnya pun menjadi pendek lantaran pasokan makanan sangat tergantung dengan pemberian pemiliknya.
Memlihara binatang buas di rumah kalau hanya tujuannya buat kesenangan belaka sepatutnya harus disudahi. Biarkan binatang buas hayati bebas di alam dan bereproduksi agar populasinya terus bertambah.
Faktor Penyebab Binatang Buas Punah
Kerap kita mendengar warta terjadi penyerangan binatang buas terhadap manusia, misalnya petani di Sumatera tewas diterkam harimau. Ada lagi kawanan gajah merusak ladang pertanian di Lampung sehingga petani gagal panen.
Sebenarnya nan salah bukannya binatang buas. Binatang buas tersebut hanya mengikuti nalurinya buat mencari makan dan mempertahankan wilayah teritorialnya. Dalam kasus ini, nan salah ialah manusia sebab merambah hutan buat dijadikan huma pertanian, padahal hutan merupakan habitat orisinil binatang buas seperti harimau sumatera dan beruang madu. Hutan ialah loka mencari makan, di mana makanan utamanya ialah mamalia kecil seperti kancil, tupai, monyet, dan lain sebagainya.
Ketika manusia mulai membabat hutan, berarti di sana terjadi ketidakseimbangan alam. Rantai makanan binatang buas nan merupakan hewan hewan pemakan daging menjadi terganggu. Terjadilah perebutan wilayah antara binatang buas dan manusia. Akhirnya binatang buas seperti macan dan beruang masuk ke area perkampungan rakyat dan akhirnya membuat heboh. Korban di kedua belah pihak pun tidak terelakkan.
Terjadinya perburuan ilegal secara masiv menambah runyam masalah kelestarian hidup Indonesia. Perburuan liar dipicu dari faktor ekonomi, di mana penduduk di pinggir hutan terbelit kemiskinan. Untuk mencari uang, dia mau saja disuruh oleh cukong penadah binatang buas buat memburu binatang buas seperti harimau. Harga kulit harimau di pasar gelap sangat mahal. Demikian juga organ harimau banyak dicari buat pengobatan di negari Cina.
Tergoda imbalan nan besar dari cukong pengepul organ bintang buas, membuat pemburu termotivasi menangkap harimau sumatera dan badak sumatera. Masih banyak lagi binatang buas nan dijadikan sasaran buruan oleh pemburu liar. Sungguh mengenaskan melihat binatang buas dibantai hanya buat uang semata tanpa menyadari bahwa tindakanya melawan hukum.
Bintang Buas nan Dilarang Dipelihara
Berikut ini merupakan macam-macam binatang buas nan dilarang keras dipelihara tanpa ada tujuan nan jelas. Binatang buas dilindungi oleh negara sebab masuk dalam kategori hewan langka dan terancam punah.
Binatang Buas - Harimau Sumatera
Binatang buas nan paling berisiko punah ialah harimau sumatera nan habitat aslinya di Pulau Sumatera. Harimau sumatera dengan nama latinnya Panthera tigris sumatrae , merupakan anggota family harimau jawa dan harimau bali nan sudah lama musnah dari bumi Indonesia. Diperkirakan residu harimau sumatera nan berada di hutan Sumatera tinggal 400-500 ekor. Jumlahnya diyakini makin menyusut sebab habitatnya terdesak oleh perambahan hutan nan dilakukan oleh manusia.
Ciri-ciri fisik raja rimba orisinil Sumatera ini panjang tubuhnya mencapai 1, 7 meter dan tinggi 1 meter. Motif loreng pada badan cenderung tipis dan jarang-jarang. Harimau Sumatera betina hanya beranak setahun sekali dengan jumlah maksimal tiga sampai empat ekor saja.
Raja rimba Sumatera ini memangsa rusa, babi hutan, dan hewan lainnya nan berada hutan. Radius jelajah dari sarang mencapai 90 kilometer. Karena perburuan liar, populasi binatang buas ini mulai menyusut.
Binatang Buas - Beruang Madu
Beruang madu merupakan salah satu hewan orisinil Kalimantan nan terancam punah. Dahulu beruang madu dijadikan hewan peliharaan oleh masyarakat setempat. Beruang madu memiliki nama latin Ursidae . Habitat aslinya ada di rimba Kalimantan. Binatang buas ini merupakan hewan soliter, maksudnya dia ke mana-mana lebih suka sendirian, termasuk mencari makan dan berkelana.
Ciri khas binatang buas nan dijadikan sebagai ikon Kota Balikpapan ini antara lain, fisik beruang madu tidak begitu besar, tingginya hanya 70 cm, panjangnya 1,2 meter, dan sekujur tubuhnya diselimuti bulu rona hitam. Beruang madu memiliki empat cakar nan berfungsi mengais makanannya dan alat konservasi diri.
Pola makan beruang madu ialah omnivor. Binatang buas ini memakan apa saja baik hewan kecil, ikan, tumbuhan, buah-buahan, dan madu. Aktivitas beruang lebih banyak pada malam hari sebab binatang buas ini dikategorikan sebagai hewan nocturnal.
Binatang Buas - Elang Jawa
Elang jawa/ Spizaetus bartelsi merupakan salah satu binatang buas nan terancam punah. Elang jawa atau elang jambul merupakan ikon Indonesia. Pencipta burung Garuda diilhami oleh sosok elang jawa nan besar dan gagah. Elang jawa dapat ditemukan di lereng Gunung Slamet dan Gunung Muria Jawa tengah, Hutan Pangrango Jawa Barat. Makanan binatang buas dari langit ini ialah burung kecil, monyet, anak ayam dan tupai.
Namun ironisnya elang jawa nan digadang-gadang jadi simbol negara ini ternyata nyaris musnah dari habitat aslinya. Perburuan liar dan rusaknya hutan menjadi karena primer bintang buas dari langit menjadi langka. Populasi di alam liar diperkirakan tidak lebih dari 600 ekor saja. Taraf reproduksi elang betina sangatlah rendah. Dalam masa perkawinan, elang jawa hanya menetaskan dua ekor anak elang.
Binatang Buas - Macan Kumbang
Dahulu macan kumbang dipelihara oleh masyarakat, terutama di kalangan kerajaan dan pejabat Belanda. Macan kumbang atau macan pohon merupakan salah satu bintang buas orisinil Pulau Jawa nan eksistensinya mendekati kepunahan. Kucing besar nan bernama latinnya Panthera pardus melas , sebaran habitatnya antara lain di lereng Gunung Merapi (Sleman Yogyakarta), hutan di kaki gunung Slamet dan Gunung Lawu (Magetan).
Sekarang sulit melihat macan kumbang berkeliaran di habitat aslinya sebab faktor kelangkaan sumber makanan primer macan kumbang, yakni mamalia kecil dan burung mulai berkurang.
Ternyata masih banyak lagi binatang buas nan terancam punah sebab berbagai sebab. Lakukan tindakan preventif agar kelestarian alam tetap terjaga. Sebaiknya jangan pernah memelihara bintang buas. Jangan pernah membeli benda-benda nan terbuat dari organ binatang buas seperti hiasan gading, obat kuat, dan lain sebagainya. Menyayangi binatang buas tidak harus dipelihara. Biarkanlah binatang buas hayati bebas di alam liar.
Mari lindungi binatang buas Indonesia agar tetap lestari!