Masa-Masa Memerintah

Masa-Masa Memerintah

Pemerintahan Gusdur (Gusdur), meski hanya dua tahun, memberikan rona lain dalam khazanah perpolitikan Indonesia. Bagaimana tidak, hingga kini Gusdur ialah satu-satunya kiai nan pernah menjadi presiden Indonesia. Lalu, ada kejadian menarik apakah nan melingkupi pemerintahan Gusdur nan dikenal hobi melucu ini?



Koalisi Poros Tengah

Sebenarnya, proses Gusdur menjadi presiden cukup unik. Pada Pemilu 1999, partai nan menang ialah PDI Perjuangan dengan raupan suara 35%. Banyak nan berpendapat bahwa Megawati Soekarno Putri akan mulus menjadi presiden. Saingan primer Megawati mungkin hanya Amien Rais, salah satu tokoh reformasi.

Akan tetapi, ternyata politik berbicara lain. Amien Rais sukses menjadi Ketua MPR. Sempat terdengar isu, sebenarnya Amien dapat saja meletakkan jabatan barunya tersebut buat mencalonkan diri sebagai Presiden. Apalagi dukungan TNI dan partai-partai kecil menguat, mengingat Megawati ialah calon presiden perempuan.

Bagaimana pun, saat itu, isu perempuan tak boleh memimpin laki-laki cukup masif terdengar. Akan tetapi, Amien Rais tampaknya cukup konsisten dengan amanatnya sebagai Ketua MPR.

Pemilihan presiden pun dimulai. Megawati tentu saja diusung oleh PDI Perjuangan. Sementara itu, partai-partai Islam menggabungkan diri sebagai koalisi Poros Tengah dan mengajukan nama Gusdur. Terakhir, nan mengejutkan, muncul nama Yusril Ihza Mahendra sebagai calon presiden nan diusung PBB.

Yang mengejutkan lagi, terjadi manuver politik nan dilakukan Yusril. Menjelang pemilihan, ia mengundurkan diri. Dengan demikian, suara partai Islam nan sebelumnya terpecah ke arah Gusdur dan Yusril, mengalir kepada Gusdur saja.

Sementara itu, pengusung Megawati juga mulai mengendur. Sahih saja, taktik Yusril berbuah dengan diangkatnya Gusdur sebagai presiden. Megawati kemudian hanya menjadi wakil presiden.



Masa-Masa Memerintah

Sepanjang memimpin, Gusdur dikenal dengan sikap kontroversialnya. Misalnya saja Gusdur sering ber