Hukum Islam dalam Al-Qur’an
Al-Qur'an sebagai mukjizat terbesar nan diberikan oleh Allah kepada Muhammad memiliki banyak keistimewaan dibanding kitab-kitab kudus lainnya. Al-Qur'an menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Isinya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, mengatur interaksi sesama manusia, sesama makhluk ciptaan-Nya dan juga antara makhluk dengan Sang Pencipta.
Tak hanya itu, disamping membaca Al-Qur'an memiliki keutamaan pahala nan cukup besar, ayat kudus Al-Quran juga memberikan faedah dan kegunaan secara fisik dan ruhiyah bagi nan membacanya.
Fungsi Ayat - Ayat Al-Quran
Ayat kudus Al-Qur'an ialah perkataan Allah Swt, bukan sebuah syair ataupun ungkapan para pujangga. Isi dan kemurniannya terjaga sepanjang zaman. Kitab kudus Al-Qur'an merupakan pedoman hayati seluruh ummat manusia.
Ibarat sebuah drama, ayat kudus Al-Qur'an menjadi naskah skenario kehidupan. Para pemain drama wajib mengetahui dan memahami isi skenario, jika ingin tampil sebagai pemain nan baik dalam laur drama nan dimainkan. Demikianlah analogi pemahaman ayat kudus Al-Qur'an dalam kehidupan manusia.
Al-Qur'an merupakan skenario hidup. Orang-orang nan jalan hidupnya merasa rancu dan menemukan banyak masalah, boleh jadi disebabkan lantaran ketidakpahaman dirinya akan skenario hayati itu sendiri, yakni Al-Qur'an. Semakin Anda malas mempelajari dan memahami skenario hidup, maka akan semakin kacaulah jalan hayati nan di lalui.
Fungsi diturunkannya ayat-ayat kudus Al-Qur'an tidak lain menjadi petunjuk dan pedoman hayati ummat manusia. Allah menunjukkan betapa Dia Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Al-Qur'an diturunkan tak hanya buat ummat Islam, namun ditujukan kepada seluruh manusia nan mau mengambil hikmah dan pelajaran dari mukjizat terakbar ini.
Keistimewaan Ayat Kudus Al-Qur'an
Sebagai bentuk perkataan Tuhan, ayat kudus Al-Qur'an memiliki banyak keistimewaan bagi manusia. Baik bagi nan membaca, mengamalkan maupun nan mendengarkan. Berikut beberapa keistimewaan ayat-ayat kudus Al-Qur'an:
- Mudah Dihapal. Ada banyak para penghafal ayat-ayat kudus Al-Qur'an. Tak hanya tercatat dalam sejarah kenabian, bahkan hingga saat ini jumlah para penghafal Al-Qur'an telah tersebar di seluruh dunia. Anak kecil biasanya lebih mudah menghafal ayat kudus Al-Qur'an. Kemudahan tersebut muncul sebab faktor ingatan nan masih kuat dan taraf maksiat nan dilakukan anak-anak kecil masih sedikit. Ayat Al-Qur'an ialah suatu ilmu nan suci, menghafalnya membutuhkan kebersihan dan kejernihan hati.
- Indah dan Menyejukkan. Ayat-ayat kudus Al-Qur'an bukanlah syair atau karya sastra. Namun ada baiknya belajar dari estetika ayat-ayat kudus tersebut. Dalam tiap akhir potongan ayat Al-Qur'an, tidak sporadis Anda temukan bentuk rima nan indah, diksi nan kokoh dan menarik. Yang paling krusial ialah kandungan dari makna ayat-ayat tersebut nan latif dan menyejukkan. Bagi siapa saja nan merasa jiwanya sedang sakit dan rindu ketenangan, tidak salah menjadikan Al-Quran sebagai salah satu penawar.
- Tidak Dapat Ditiru. Allah sendiri telah menantang para penyair kafir nan menyatakan bahwa Al-Quran ialah syair Muhammad nan dibuat-buat. Allah menantang kaum kafir tersebut buat membuat contoh satu surat saja nan bisa menandingi kehebatan Al-Quran. Dan sampai detik ini tidak satupun manusia nan bisa melakukannya. Dari sinilah terbukti secara jelas bahwa ayat kudus Al-Quran merupakan firman Allah.
Hukum Islam dalam Al-Qur’an
Hukum nan termuat dalam ayat kudus Al Qur’an di antaranya ada hukum perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian atau muamalah, hukum pidana, hukum disiplin, hukum perang dan hukum antar bangsa.
Sebagai mukjizat, Allah buktikan dengan adanya ayat nan menerangkan kisah Nabi Musa As., nan diberi kekuatan membelah lautan dengan hentakan tongkat kayunya (QS Asy Syu’araa: 45, 63-66), kemudian mukjizat nan diberikan kepada Nabi Isa as., nan bisa menghidupkan orang nan telah wafat (QS Ali ’Imran: 49).
Sedangkan mukjizat nan Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW, di antaranya perjalanan Isra’ Mi’raj dalam waktu satu malam (QS Al Israa’: 1), serta diturunkannya Al Qur’an (QS Al Hijr: 9).
Sebagai panduan hidup, sudah tentu Al Qur’an wajib dibaca bagi umat Islam sedunia. Membaca ayat kudus Al Qur’an tak sama dengan kita membaca buku. Ada beberapa anggaran nan harus kita perhatikan. Jika kita membaca dengan tak benar, akan membuat orang nan mendengarnya tak mendapat pahala.
Karena hukum membaca dan mendengar Al Qur’an sama, yakni mendapatkan pahala. Sehingga bagi nan sedang membaca atau mengaji Al Qur’an sebaiknya membaca sinkron dengan anggaran tajwid atau tanda baca nan ditetapkan Allah dan rasul-Nya buat membaca Al Qur’an.
Keajaiban Makhluk Kreasi Allah dalam Ayat Kudus Al Qur’an
Memikirkan hal-hal nan diciptakan oleh Allah Swt, merupakan perbuatan nan sangat krusial dan sangat dianjurkan. Di dalam ayat kudus Al Qur’an, Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya pada nan demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka nan berfikir” (QS. An-Nahl: 11)
Allah Swt tak menyukai orang-orang nan tak memanfaatkan potensi akalnya buat merenungkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya, serta tak mengambil hikmah dari segala sesuatu nan telah diciptakan-Nya. Allah Swt telah berfirman:
“Berapa banyak tanda-tanda kebesaran Allah nan ada di langit dan di bumi nan berlalu begitu sja. Yang demikian itu sebab mereka tak mempedulikannya” (QS. Yusuf: 105).
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dengan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi siapa saja nan mempunyai akal (dan berfikir). Yaitu orang-orang nan selalu mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, atau dalam keadaan tidur. Dan mereka merenungkan kejadian di langit dan di bumi” (QS. Ali Imran: 190-191).
Jaminan Masuk Surga dalam Ayat Kudus Al-Qur’an
Allah Swt menyediakan surga nan penuh kenikmatan bagi setiap hamba nan taat kepada-Nya. Kenikmatan surga merupakan kenikmatan nan belum pernah dilihat oleh mata dan belum pernah terbersit dalam benak manusia. Penghuni surga akan merasakan berbagai kenikmatan di dalamnya. Apa nan diinginkan dan diangankan olehnya, pasti akan mereka peroleh.
Sebaik-baik loka kembali di akhirat ialah surga. Inilah loka orang-orang nan beriman dan selalu beramal shaleh semasa hidupnya. Loka nan tak tergambarkan oleh pikiran manusia. Sekalipun manusia dapat menggambarkan surga dengan bahasa nan latif dan sastra nan tinggi, namun itu tak akan bisa mengungkapkan kenikmatan tersebut.
Surga penuh kenikmatan ini diciptakan Allah Swt sebagai ganjaran atas jerih payah hamba-Nya nan bertakwa. Allah Swt berfirman:
“ Dan orang-orang nan beriman nan mengerjakan amal shaleh, sesungguhnya akan kami tempatkan mereka pada tempat-tempat nan tinggi di dalam surga. Yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang nan beramal” (QS Al-Ankabut: 58).
Orang nan pantas mendambakan surga ialah orang nan benar-benar beriman kepada Allah Swt dan banyak beramal shaleh. Tentunya tak cukup dengan amalan wajib semata, tetapi juga harus ditambah amalan-amalan sunnah lainnya.
Aturan Baca Al-Qur’an
Membaca ayat-ayat Al-Qur’an itu ada aturannya. Hal ini dikarenakan arti nan salah jikia kita tak membacanya sinkron dengan anggaran nan ditentukan. Salah satu anggaran membaca ayat Al-Qur’an itu harus sinkron tajwidnya. Membaca Al Qur;an juga harus dalam keadaan suci. Ketika membaca ayat Al-Qur’an kita juga harus memperhatikan aspek adab membaca Al-Qur’an nan baik, di antaranya sebagai berikut.
- Disunnatkan membaca ayat Al-Qur’an sesudah berwudhu atau dalam keadaan kudus dan bersih. Lalu, mengambil Al-Qur’an hendaknya menggunakan tangan kanan dan sebaiknya memeganggnya dengan kedua belah tangan.
- Disunnatkan membaca ayat Al-Qur’an di loka nan bersih, nan jauh dari najis. Lebih diutamakan membaca di masjid.
- Disunnatkan membaca ayat Al-Qur’an dengan menghadap kiblat, membacanya dengan khusyu dan tenang.
- Mengenakan baju nan pantas. Untuk wanita mengenakan jilbab dan bagi laki-laki mengenakan sarung.
- Ketika membaca ayat Al-Qur’an, mulut hendaknya bersih, tak sedang makan, minum, dan sebaiknya sebelum membaca ayat Al-Qur’an mulut dan gigi kita bersihkan terlebih dahulu.
- Sebelum membaca ayat Al-Qur’an disunnatkan membaca ta’awwudz , nan berbunyi, “ a’udzubillahi minasy syaithanirrajim ”, dan diakhiri dengan bacaan “ shadaqallahul azim ”.
- Membaca ayat Al-Qur’an dengan tartil, yaitu membaca dengan tenang dan pelan-pelan dengan suara nan bagus lagi merdu.
Membaca ayat Al-Qur’an dengan khusyu’ , sebab sentuhan dari ayat kudus Al-Qur’an nan dibaca dapat menyentuh jiwa dan perasaan kita. Membaca Al-Qur’an sinkron dengan aturannya tak akan terjebak dalam tafsir nan salah. Jadi, jika Anda belum dapat membaca sinkron dengan anggaran wajib dan sunnahnya, sebaiknya belajarlah dari sekarang.